Mohon tunggu...
Kirana Nabilah
Kirana Nabilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student

Playing badminton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Ekonomi dari Kegiatan Mudik dan Pilkada

27 November 2024   13:29 Diperbarui: 27 November 2024   14:01 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana TPS di daerah lowu-lowu. (Sumber: Original Foto pribadi)     

Setiap tahun, dua peristiwa besar sering mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia: mudik saat lebaran dan pemilihan kepala daerah (pilkada). Keduanya tidak hanya memiliki makna sosial dan budaya, tetapi juga berdampak signifikan terhadap perekonomian, baik di tingkat lokal maupun nasional.

1. Mudik: Perputaran Uang dan Peningkatan Konsumsi Lokal

Mudik, tradisi tahunan yang melibatkan jutaan orang, menjadi momen penting bagi perekonomian daerah. Selama masa mudik, ada lonjakan konsumsi barang dan jasa di kampung halaman. Beberapa dampak ekonominya meliputi:

Perputaran Uang di Daerah: Para pemudik biasanya membawa uang yang dibelanjakan di daerah asal, baik untuk membeli oleh-oleh, makanan, atau kebutuhan sehari-hari. Hal ini meningkatkan pendapatan pedagang lokal dan UMKM.

Lonjakan di Sektor Transportasi dan Akomodasi: Transportasi darat, laut, dan udara mengalami peningkatan tajam. Selain itu, penginapan seperti hotel dan homestay juga menuai keuntungan besar.

Peningkatan Sektor Jasa: Tukang cukur, bengkel, hingga jasa katering mengalami peningkatan pendapatan karena tingginya permintaan selama musim mudik.

Namun, mudik juga menghadirkan tantangan, seperti risiko inflasi musiman akibat permintaan barang yang meningkat drastis.

2. Pilkada: Stimulus Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja Sementara

Pilkada juga memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian, terutama melalui pengeluaran besar-besaran dalam persiapan dan pelaksanaannya. Dampak ekonominya antara lain:

Stimulus Ekonomi Lokal: Dana kampanye yang digunakan kandidat sering dialirkan ke bisnis lokal, seperti percetakan, media, dan penyewaan alat kampanye. Ini menciptakan efek domino yang mendukung perekonomian daerah.

Lapangan Kerja Sementara: Selama masa pilkada, banyak masyarakat terlibat sebagai pekerja sementara, seperti tim sukses, petugas TPS, hingga pengawas pemilu. Hal ini membantu meningkatkan pendapatan masyarakat dalam jangka pendek.

Peningkatan Konsumsi: Selama masa kampanye, ada lonjakan belanja masyarakat terkait kegiatan politik, mulai dari konsumsi makanan hingga merchandise.

Namun, seperti halnya mudik, pilkada juga membawa risiko ekonomi, terutama jika terjadi konflik atau ketidakstabilan politik yang dapat mengganggu iklim investasi.

3. Kesimpulan

Baik mudik maupun pilkada menunjukkan bahwa kegiatan besar berskala nasional atau regional dapat menjadi mesin penggerak ekonomi. Keduanya menciptakan siklus perputaran uang yang bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah. Meski demikian, penting untuk mengelola dampak negatifnya agar momentum ekonomi ini dapat dimanfaatkan secara optimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun