Mohon tunggu...
Kirana EndriliaDewi
Kirana EndriliaDewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi UPNVJT

you may cry, but not to give up -Jeon Jungkook.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dominasi Pemberitaan "Vaksin untuk Indonesia" oleh Media Group

7 Juli 2021   22:00 Diperbarui: 7 Juli 2021   22:39 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1 Perbedaan PSBB dan PPKM | Sumber: https://bappeda.rembangkab.go.id/berita/perbedaan-psbb-dan-ppkm/

Dominasi Pemberitaan “Vaksin untuk Indonesia” oleh Media Group

Dominance of “Vaksin untuk Indonesia” Coverage by Media Group

 

Abstrak

Pada era industri 4.0 ini, masyarakat dapat dengan mudah mengakses berbagai macam berita yang diinginkan. Kemunculan berita-berita ini tidak lepas dari pihak perusahaan media yang mencari informasi dan mengolahnya menjadi suatu berita dan kemudian dipilah atau diatur (setting) sedemikian rupa. Pengaturan (setting) berita ini dilakukan dengan berbagai macam tujuan, baik untuk menaikkan rating maupun mengikuti keadaan terkini. Pemilahan berita ini dapat mengakibatkan memberitakan suatu isu yang sama secara berkala, sehingga masyarakat beranggapan bahwa berita tersebut merupakan suatu hal yang penting untuk diikuti, seperti halnya pemberitaan mengenai penyebaran kasus COVID-19 serta vaksinasi di era pandemi seperti saat ini. Maka dalam artikel ini akan menjelaskan bagaimana media, khususnya Media Group mengatur berita (setting agenda), khususnya pada era pandemi saat ini.

Kata kunci: masyarakat, media, berita, setting.

 

Abstract

In this industrial era 4.0, people can easily access various kinds of news they want. The emergence of these news can not be separated from the media companies who seek information and process it into a news and then sorted or arranged (setting) in such a way. This news setting is carried out with various purposes, both to increase the rating and to keep up with the latest conditions. This sorting of news can result in reporting the same issue on a regular basis, so that people think that the news is an important thing to follow, such as news about the spread of COVID-19 cases and vaccinations in the current pandemic era. So in this article, we will explain how the media, mainly Media Group regulates news (setting the agenda), especially in the current pandemic era.

Keywords: society, media, news, setting.

Pendahuluan

Adanya persebaran COVID-19 sejak awal tahun 2020 ini menyebabkan berbagai macam kegiatan terbengkalai. Hal ini menyebabkan banyak kegiatan yang harus dialihkan untuk dilakukan secara daring atau online. Pengalihan kegiatan secara daring tidak hanya memberikan dampak buruk, namun juga dapat dilihat dampak positifnya, salah satunya adalah kemudahan untuk mendapatkan informasi dan berita dengan mudah, apalagi didukung dengan adanya perkembangan IPTEK yang maju di era saat ini. Pada masa pandemi saat ini, berita yang banyak dicari masyarakat adalah pemberitaan mengenai perkembangan penyebaran COVID-19 dan vaksinasi. Tingginya kemungkinan pencarian berita ini menjadi kesempatan bagi pihak media untuk menayangkan berita-berita terkini, bahkan mengadakan program-program khusus guna menarik perhatian dan mendapatkan penilaian dari masyarakat. Sehingga alah satu media yang melakukan program khusus adalah Media Group. Dikabarkan bahwa Media Group turut berpartisipasi dalam memberikan fasilitas vaksinasi di Indonesia untuk meminimalkan jumlah antrean.

Dalam artikel ini, penulis akan memaparkan mengenai relasi media dengan masyarakat dalam pemilahan berita pada era pandemi seperti saat ini. Penulis menggunakan Media Group, masyarakat dan vaksinasi sebagai variabel dalam artikel ini. Dengan kata lain, artikel ini akan memuat bagaimana Media Group melakukan program seperti memberikan fasilitas vaksinasi kepada masyarakat dalam era pandemi yang kemudian diluncurkan sebagai berita. Selain untuk keuntungan internal Media Group, Vaksinasi Indonesia yang diadakan Media Group ini juga memberikan keuntungan bagi tim medis dan masyarakat Indonesia untuk meminimalkan jumlah antrean. Kasus yang diangkat penulis pada artikel ini akan menggunakan teori agenda setting. Selain karena teori ini sering digunakan dalam penelitian ilmu komunikasi, teori ini juga dianggap relevan dan cocok oleh penulis untuk melihat fenomena yang ada. Dengan dibantu dengan data-data internet-based, penulis akan melihat bagaimana Media Group mengatur permainan media dalam menayangkan berita mengenai program vaksinasinya.

Teori Agenda Setting

Sesuai dengan namanya, agenda yang berarti acara, kegiatan maupun berita; sedangkan setting berarti mengeset atau mengatur. Menurut Littlejohn dan Karen, teori agenda setting adalah teori yang menyatakan bahwa media mengatur atau membentuk isu & berita penting kepada masyarakat. Pengaturan isu & berita oleh media ini dikarenakan media memiliki kekuatan untuk menyampaikan isu & berita yang dianggap penting, sehingga dalam pemikiran dan tindakan masyarakat juga akan merespons bahwa isu & berita yang ditayangkan merupakan suatu hal yang penting (Hamdan 2009). Maka dapat diartikan bahwa interpretasi masyarakat terhadap suatu isu & berita dipengaruhi oleh media. Menurut Littlejohn, teori agenda setting ini memiliki dua asumsi dasar, yakni (1) masyarakat pers dan media massa menyaring dan membentuk isu, tidak mencerminkan kenyataan; (2) konsentrasi media massa hanya pada beberapa masalah masyarakat untuk ditayangkan sebagai isu-isu yang lebih penting (Hamdan 2009).

Teori ini bermula dari Walter Lippmann, seorang jurnalis Amerika Serikat yang terkenal sedang mencari tahu tentang fungsi utama dari pengaruh media massa terhadap keadaan tertentu di pikiran masyarakat. Teori Agenda Setting berperan untuk membingkai suatu berita dan membuat berita tersebut menjadi suatu pemberitaan yang penting dan menjadi perbincangan di kalangan masyarakat luas (Hamdan 2009). Dalam ilmu sosial, perdebatan dan kritik merupakan hal yang biasa, setiap teori yang ada pasti mendapatkan kritik, begitu juga teori agenda setting ini. Agenda setting mendapat kritik bahwa teori ini menggambarkan masyarakat yang bersifat pasif sehingga memudahkan media untuk mengendalikan dan memberikan pengaruh yang kuat terhadap agenda masyarakat (Ritonga 2018). Sebaliknya, teori agenda setting ini juga mengkritik beberapa teori lain, di antaranya adalah kritik terhadap teori peluru atau the bullet theory dan teori media terbatas atau limited media effects theory (Ritonga 2018). Meski diwarnai dengan kritik mengkritik, teori agenda setting ini dinilai para peneliti ilmu komunikasi merupakan teori yang paling relevan untuk melihat relasi media dengan masyarakat di era saat ini.

Pengenalan dan Perkembangan Media Group

Media Indonesia merupakan sebuah perusahaan media massa swasta yang didirikan oleh Surya Paloh sejak pada 1970 (Yunelia 2020) yang kemudian berkembang dan berganti nama menjadi Media Group yang menjalankan bisnis di berbagai bidang. Perusahaan ini terletak di Jakarta Barat, Indonesia. Surya Paloh, pendiri Media Group yang kini menjabat sebagai chairman perusahaan menjelaskan bahwa ia mendirikan perusahaan pada saat masih muda dan memiliki semangat di bidang jurnalis dan pers yang kemudian ia mendirikan Harian Prioritas, sebuah perusahaan surat kabar pada 1985 (Yunelia 2020).

Diketahui bahwa Media Group merupakan perusahaan besar yang memiliki beberapa anak perusahaan dari berbagai unit usaha, di antaranya adalah (1) media cetak yang terdiri dari Media Indonesia News, Harian Prioritas, dll; (2) pencetakan meliputi Media Indonesia Publishing dan Lampost Publishing; pada bidang (3) penyiaran terdapat Metro TV, Magna Channel, BNTV; serta masih banyak lagi seperti unit daring, event organizer, properti, restoran dan sumber daya alam. Meski memiliki banyak anak perusahaan dan fokus dalam penayangan berita pada bidang media, Media Group juga tidak jarang melakukan kegiatan-kegiatan seperti bakti sosial, seperti donasi operasi gratis untuk anak-anak bibir sumbing dan sumbing langit-langit di Banten (Pramadia 2016); pengadaan operasi katarak, pemberian kaki palsu, dan lainnya yang kerja sama dengan Persatuan Istri Prajurit TNI Angkatan Udara (PIA) Ardhya Garini Lanud Suryadarma Kalijati sebagai peringatan HUT-61 PIA Ardhya Garini di Subang, Jawa Barat (Syurkani 2017). Bahkan hingga saat pendemi seperti sekarang, Media Group  juga turut mengadakan kegiatan bakti sosial yang berupa memberikan tambahan fasilitas vaksinasi terhadap masyarakat Indonesia.

Pemberitaan "Vaksin untuk Indonesia" oleh Media Group dalam Konsep Agenda Setting

Penyebaran COVID-19 yang cepat dan ditambah dengan kesadaran masyarakat yang kurang menyebabkan peningkatan jumlah pasien positif di Indonesia mencapai angka yang tinggi. Untuk meminimalkan jumlah pasien yang terbilang cukup banyak ini, pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai kebijakan, seperti PSBB; PPKM; pengadaan vaksin dua tahap; hingga yang terbaru adalah PPKM darurat. Pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) merupakan kebijakan pemerintah untuk membatasi berbagai kegiatan masyarakat secara besar-besaran, seperti pemberhentian penjualan dan sebagainya, namun kebijakan ini tidak berhasil dan banyak ditentang masyarakat karena dinilai menghambat pendapatan dan perekonomian keluarga. Sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Perbedaan PSBB dengan PPKM singkatnya terletak pada regulasinya. PSBB melarang kegiatan masyarakat beroperasi sepenuhnya, perintah PSBB juga berasal dari pemerintahan pusat. Sedangkan saat PPKM, kegiatan-kegiatan masyarakat masih diizinkan dengan beberapa syarat, perintah PPKM berasal dari masing-masing kepala daerah (Bappeda Kabupaten Rembang 2021).

Pengadaan PSBB dan PPKM ternyata tidak dapat mengurangi dan  menghambat penyebaran virus penyakit berbahaya ini. Setelah berbagai percobaan dan menunggu beberapa waktu, akhirnya ditemukan vaksin sebagai bentuk pencegahan. Pemberian vaksin atau vaksinasi yang dimulai dari Presiden Indonesia, Joko Widodo hingga para tenaga medis ini akhirnya disebarkan ke seluruh masyarakat Indonesia. Penyuntikan vaksin ke tubuh untuk meningkatkan produksi antibodi dan mencegah penyakit (Rumah Sakit An-Nisa 2021) ini diadakan dalam berbagai cara, baik dilakukan di puskesmas-puskesmas di tiap daerah; melalui pengadaan vaksin massal; dan lain sebagainya. Vaksin massal ini biasanya dilakukan oleh pemerintah daerah maupun melalui sponsor dan perusahaan-perusahaan di Indonesia, bahkan termasuk perusahaan media. Perusahaan media yang mengadakan vaksin massal ini adalah Media Group.

Diketahui bahwa Media Group merupakan perusahaan media pertama di Indonesia yang mengadakan vaksinasi massal. Pengadaan vaksinasi Media Group yang bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero) ini diakui oleh Direktur Utama Persero, Honesti Basyir. Tidak hanya mengadakannya, bahkan pegawai Media Group turut terjun langsung ke lapangan (Sucipto 2021). Medcom.id melansir bahwa vaksin yang digunakan Media Group memiliki efikasi di atas 50%, sehingga sesuai dengan syarat vaksin aman yang diakui WHO dan telah lulus iji BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) (World Health Organization) (Sucipto, Vaksinasi di Media Group Menggunakan Vaksin Terjamin 2021). Tidak hanya sekali, Media Group mengadakan vaksin massal ini hingga ke tahap dua. Para pegawai sejumlah 1.000 orang hingga chairman Media Group pun juga turut mengikuti proses vaksinasi dalam “Vaksin untuk Indonesia” ini (Sucipto 2021).

Berita-berita di atas dapat dilihat dari perspektif teori agenda setting. Teori yang mengatakan bahwa media mengatur sedemikian rupa berita-berita yang akan ditayangkan kepada masyarakat untuk membentuk pola pikir masyarakat bahwa isu tersebut penting sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh Media Group. Pemilihan kegiatan dan penayangan berita oleh Media Group dipilah mengikuti situasi kondisi yang sedang hangat terjadi, seperti banyaknya jumlah kasus positif COVID-19 dan penyebaran vaksin yang menimbulkan banyak antrean, sehingga Media Group mengambil tindakan dengan menayangkan berita-berita mengenai persebaran kasus COVID-19 dan vaksinasi, bahkan mereka menggelar acara vaksinasi massal yang bekerja sama dengan PT Bio Farma. Hal ini membantu dalam pembentukan pola pikir masyarakat yang menganggap bahwa penyebaran COVID-19 dan vaksinasi merupakan suatu hal yang penting. Selain itu, cara-cara yang digunakan Media Group dapat dikatakan mempolitisasi media dan berita secara tidak langsung. Hal ini dapat dilihat bagaimana penayangan berita vaksinasi diunggah di semua laman anak perusahaan Media Group, seperti Metro TV, Medcom.id, Lampost, Media Indonesia, dan lain sebagainya.

Dalam teori agenda setting, terdapat dua asumsi dasar yang sesuai dengan “Vaksin untuk Indonesia” yang dilakukan oleh Media Group ini. Asumsi pertama adalah masyarakat pers dan media massa menyaring dan membentuk isu, tidak mencerminkan kenyataan; dalam pemberitaan oleh Media Group mengenai “Vaksin untuk Indonesia” ini dinyatakan bahwa perusahaan tersebut mengadakan acara ini untuk meminimalkan jumlah antrean vaksinasi, namun jika diteliti lagi, hal tersebut justru menambah cabang tempat antre. Bahkan sebelum melakukan vaksinasi, masyarakat, terutama pegawai Media Group diharuskan antre sebanyak tiga kali, untuk pendaftaran atau registrasi, swab anti-gen, dan terakhir untuk pemanggilan nomor antrean vaksin (Sucipto 2021). Hal tersebut tidak banyak diberitakan dengan jelas, melainkan hanya pernyataan untuk mengurangi jumlah antrean. Pada beberapa artikel juga dituliskan bahwa peserta pada acara ini hanyalah para pegawai Media Group dengan limitasi 500 orang/hari.

Pada asumsi teori agenda setting yang kedua, yaitu konsentrasi media massa hanya pada beberapa masalah masyarakat untuk ditayangkan sebagai isu-isu yang lebih penting. Tidak dapat dimungkiri bahwa isu yang terjadi pada masyarakat Indonesia tidak hanya mengenai vaksinasi, melainkan juga ada permasalahan mengenai perekonomian, hukum, politik dan lain sebagainya, namun jika dilihat bagaimana media massa, terutama Media Group lebih banyak memberitakan mengenai permasalahan vaksinasi, maka masyarakat kurang mengetahui dan mengikuti beberapa permasalahan lainnya, melainkan lebih berfokus pada permasalahan vaksin, seperti sebagaimana yang dibentuk oleh media. Selain kedua asumsi tersebut, Media Group mengatur isu berita kepada masyarakat, hal ini terjadi karena dapat ditemukan banyak anak perusahaan Media Group memberitakan hal yang sama, tidak hanya topiknya, namun hingga isi beritanya juga. Selain itu, mereka juga menayangkan berita-berita tersebut secara berkala, hingga menyebabkan munculnya pemberitaan “Vaksin untuk Indonesia” mendominasi pencarian di internet jika masyarakat mencari informasi mengenai vaksinasi yang dilakukan oleh media.

Gambar 2 Dominasi Media Group di Internet
Gambar 2 Dominasi Media Group di Internet

Penutup

Dari hasil diskusi dan temuan yang penulis paparkan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa “Vaksin untuk Indonesia” oleh Media Group dapat digolongkan ke dalam konsep agenda setting karena sebab-akibat yang ditimbulkan dari pengadaan acara ini terhadap masyarakat serta media. Selain itu, Media Group mengambil peluang besar pada era pandemi ini dengan memainkan media massa dengan berbagai cara untuk mendorong masyarakat agar berpikiran bahwa vaksin merupakan hal yang penting untuk dilakukan meski harus mengorbankan waktu untuk antre demi kesehatan dan perbaikan kondisi dalam kasus penyebaran COVID-19 yang sudah menginjak satu tahun di Indonesia ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa pola pikir masyarakat terhadap suatu isu terpengaruh oleh peran media; pola pikir masyarakat yang berpikir vaksinasi merupakan hal yang penting karena banyaknya berita yang beredar pada media, terutama hal ini didominasi oleh Media Group.

Bibliography

Bappeda Kabupaten Rembang. 2021. Perbedaan PSBB Dan PPKM. January 18. Accessed July 5, 2021.

Hamdan, Mohammad Yusuf. 2009. "Theories of Human Communication." In Theories of Human Communication, by A.F. Karen and S.W. Littlejohn. Jakarta: Salemba Humanika.

2021. Media Group. March 4. Accessed July 5, 2021. 

MetroTVNews.com. 2021. Media Group Gelar Vaksinasi Covid-19 Dosis Dua untuk Karyawan. Jakarta, June 25.

Pramadia, Atet Dwi. 2016. Bakti Sosial Media Group. April 3. Accessed July 5, 2021. 

Ritonga, Elfi Yanti. 2018. "Teori Agenda Setting dalam Ilmu Komunikasi." 34. SIMBOLIKA.

Rumah Sakit An-Nisa. 2021. apa itu Vaksin, Vaksinasi, Imunisasi dan Imunitas? January 18. Accessed July 6, 2021. 

Sucipto, Theofilus Ifan. 2021. 1.000 Pegawai Media Group Disuntik Vaksin Covid-19. May 31. Accessed Jul 6, 2021. .

—. 2021. Antusiasme Pegawai Media Group Ikut Vaksinasi Hari Kedua. June 1. Accessed July 7, 2021. 

—. 2021. Media Group Jadi Perusahaan Media Pertama yang Gelar Vaksinasi. May 31. Accessed July 1, 2021. 

—. 2021. Vaksinasi di Media Group Menggunakan Vaksin Terjamin. May 31. Accessed July 6, 2021. 

Syurkani, Panca. 2017. 3.000 Warga Subang Ikuti Baksos Media Group, TNI-AU. October 28. Accessed July 5, 2021. 

Yunelia, Intan. 2020. Cerita Surya Paloh Merintis Perusahaan Media. January 27. Accessed July 5, 2021. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun