Adanya persebaran COVID-19 sejak awal tahun 2020 ini menyebabkan berbagai macam kegiatan terbengkalai. Hal ini menyebabkan banyak kegiatan yang harus dialihkan untuk dilakukan secara daring atau online. Pengalihan kegiatan secara daring tidak hanya memberikan dampak buruk, namun juga dapat dilihat dampak positifnya, salah satunya adalah kemudahan untuk mendapatkan informasi dan berita dengan mudah, apalagi didukung dengan adanya perkembangan IPTEK yang maju di era saat ini. Pada masa pandemi saat ini, berita yang banyak dicari masyarakat adalah pemberitaan mengenai perkembangan penyebaran COVID-19 dan vaksinasi. Tingginya kemungkinan pencarian berita ini menjadi kesempatan bagi pihak media untuk menayangkan berita-berita terkini, bahkan mengadakan program-program khusus guna menarik perhatian dan mendapatkan penilaian dari masyarakat. Sehingga alah satu media yang melakukan program khusus adalah Media Group. Dikabarkan bahwa Media Group turut berpartisipasi dalam memberikan fasilitas vaksinasi di Indonesia untuk meminimalkan jumlah antrean.
Dalam artikel ini, penulis akan memaparkan mengenai relasi media dengan masyarakat dalam pemilahan berita pada era pandemi seperti saat ini. Penulis menggunakan Media Group, masyarakat dan vaksinasi sebagai variabel dalam artikel ini. Dengan kata lain, artikel ini akan memuat bagaimana Media Group melakukan program seperti memberikan fasilitas vaksinasi kepada masyarakat dalam era pandemi yang kemudian diluncurkan sebagai berita. Selain untuk keuntungan internal Media Group, Vaksinasi Indonesia yang diadakan Media Group ini juga memberikan keuntungan bagi tim medis dan masyarakat Indonesia untuk meminimalkan jumlah antrean. Kasus yang diangkat penulis pada artikel ini akan menggunakan teori agenda setting. Selain karena teori ini sering digunakan dalam penelitian ilmu komunikasi, teori ini juga dianggap relevan dan cocok oleh penulis untuk melihat fenomena yang ada. Dengan dibantu dengan data-data internet-based, penulis akan melihat bagaimana Media Group mengatur permainan media dalam menayangkan berita mengenai program vaksinasinya.
Teori Agenda Setting
Sesuai dengan namanya, agenda yang berarti acara, kegiatan maupun berita; sedangkan setting berarti mengeset atau mengatur. Menurut Littlejohn dan Karen, teori agenda setting adalah teori yang menyatakan bahwa media mengatur atau membentuk isu & berita penting kepada masyarakat. Pengaturan isu & berita oleh media ini dikarenakan media memiliki kekuatan untuk menyampaikan isu & berita yang dianggap penting, sehingga dalam pemikiran dan tindakan masyarakat juga akan merespons bahwa isu & berita yang ditayangkan merupakan suatu hal yang penting (Hamdan 2009). Maka dapat diartikan bahwa interpretasi masyarakat terhadap suatu isu & berita dipengaruhi oleh media. Menurut Littlejohn, teori agenda setting ini memiliki dua asumsi dasar, yakni (1) masyarakat pers dan media massa menyaring dan membentuk isu, tidak mencerminkan kenyataan; (2) konsentrasi media massa hanya pada beberapa masalah masyarakat untuk ditayangkan sebagai isu-isu yang lebih penting (Hamdan 2009).
Teori ini bermula dari Walter Lippmann, seorang jurnalis Amerika Serikat yang terkenal sedang mencari tahu tentang fungsi utama dari pengaruh media massa terhadap keadaan tertentu di pikiran masyarakat. Teori Agenda Setting berperan untuk membingkai suatu berita dan membuat berita tersebut menjadi suatu pemberitaan yang penting dan menjadi perbincangan di kalangan masyarakat luas (Hamdan 2009). Dalam ilmu sosial, perdebatan dan kritik merupakan hal yang biasa, setiap teori yang ada pasti mendapatkan kritik, begitu juga teori agenda setting ini. Agenda setting mendapat kritik bahwa teori ini menggambarkan masyarakat yang bersifat pasif sehingga memudahkan media untuk mengendalikan dan memberikan pengaruh yang kuat terhadap agenda masyarakat (Ritonga 2018). Sebaliknya, teori agenda setting ini juga mengkritik beberapa teori lain, di antaranya adalah kritik terhadap teori peluru atau the bullet theory dan teori media terbatas atau limited media effects theory (Ritonga 2018). Meski diwarnai dengan kritik mengkritik, teori agenda setting ini dinilai para peneliti ilmu komunikasi merupakan teori yang paling relevan untuk melihat relasi media dengan masyarakat di era saat ini.
Pengenalan dan Perkembangan Media Group
Media Indonesia merupakan sebuah perusahaan media massa swasta yang didirikan oleh Surya Paloh sejak pada 1970Â (Yunelia 2020)Â yang kemudian berkembang dan berganti nama menjadi Media Group yang menjalankan bisnis di berbagai bidang. Perusahaan ini terletak di Jakarta Barat, Indonesia. Surya Paloh, pendiri Media Group yang kini menjabat sebagai chairman perusahaan menjelaskan bahwa ia mendirikan perusahaan pada saat masih muda dan memiliki semangat di bidang jurnalis dan pers yang kemudian ia mendirikan Harian Prioritas, sebuah perusahaan surat kabar pada 1985 (Yunelia 2020).
Diketahui bahwa Media Group merupakan perusahaan besar yang memiliki beberapa anak perusahaan dari berbagai unit usaha, di antaranya adalah (1) media cetak yang terdiri dari Media Indonesia News, Harian Prioritas, dll; (2) pencetakan meliputi Media Indonesia Publishing dan Lampost Publishing; pada bidang (3) penyiaran terdapat Metro TV, Magna Channel, BNTV; serta masih banyak lagi seperti unit daring, event organizer, properti, restoran dan sumber daya alam. Meski memiliki banyak anak perusahaan dan fokus dalam penayangan berita pada bidang media, Media Group juga tidak jarang melakukan kegiatan-kegiatan seperti bakti sosial, seperti donasi operasi gratis untuk anak-anak bibir sumbing dan sumbing langit-langit di Banten (Pramadia 2016); pengadaan operasi katarak, pemberian kaki palsu, dan lainnya yang kerja sama dengan Persatuan Istri Prajurit TNI Angkatan Udara (PIA) Ardhya Garini Lanud Suryadarma Kalijati sebagai peringatan HUT-61 PIA Ardhya Garini di Subang, Jawa Barat (Syurkani 2017). Bahkan hingga saat pendemi seperti sekarang, Media Group  juga turut mengadakan kegiatan bakti sosial yang berupa memberikan tambahan fasilitas vaksinasi terhadap masyarakat Indonesia.
Pemberitaan "Vaksin untuk Indonesia" oleh Media Group dalam Konsep Agenda Setting
Penyebaran COVID-19 yang cepat dan ditambah dengan kesadaran masyarakat yang kurang menyebabkan peningkatan jumlah pasien positif di Indonesia mencapai angka yang tinggi. Untuk meminimalkan jumlah pasien yang terbilang cukup banyak ini, pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai kebijakan, seperti PSBB; PPKM; pengadaan vaksin dua tahap; hingga yang terbaru adalah PPKM darurat. Pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) merupakan kebijakan pemerintah untuk membatasi berbagai kegiatan masyarakat secara besar-besaran, seperti pemberhentian penjualan dan sebagainya, namun kebijakan ini tidak berhasil dan banyak ditentang masyarakat karena dinilai menghambat pendapatan dan perekonomian keluarga. Sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Perbedaan PSBB dengan PPKM singkatnya terletak pada regulasinya. PSBB melarang kegiatan masyarakat beroperasi sepenuhnya, perintah PSBB juga berasal dari pemerintahan pusat. Sedangkan saat PPKM, kegiatan-kegiatan masyarakat masih diizinkan dengan beberapa syarat, perintah PPKM berasal dari masing-masing kepala daerah (Bappeda Kabupaten Rembang 2021).