Diketahui bahwa Media Group merupakan perusahaan media pertama di Indonesia yang mengadakan vaksinasi massal. Pengadaan vaksinasi Media Group yang bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero) ini diakui oleh Direktur Utama Persero, Honesti Basyir. Tidak hanya mengadakannya, bahkan pegawai Media Group turut terjun langsung ke lapangan (Sucipto 2021). Medcom.id melansir bahwa vaksin yang digunakan Media Group memiliki efikasi di atas 50%, sehingga sesuai dengan syarat vaksin aman yang diakui WHO dan telah lulus iji BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) (World Health Organization) (Sucipto, Vaksinasi di Media Group Menggunakan Vaksin Terjamin 2021). Tidak hanya sekali, Media Group mengadakan vaksin massal ini hingga ke tahap dua. Para pegawai sejumlah 1.000 orang hingga chairman Media Group pun juga turut mengikuti proses vaksinasi dalam “Vaksin untuk Indonesia” ini (Sucipto 2021).
Berita-berita di atas dapat dilihat dari perspektif teori agenda setting. Teori yang mengatakan bahwa media mengatur sedemikian rupa berita-berita yang akan ditayangkan kepada masyarakat untuk membentuk pola pikir masyarakat bahwa isu tersebut penting sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh Media Group. Pemilihan kegiatan dan penayangan berita oleh Media Group dipilah mengikuti situasi kondisi yang sedang hangat terjadi, seperti banyaknya jumlah kasus positif COVID-19 dan penyebaran vaksin yang menimbulkan banyak antrean, sehingga Media Group mengambil tindakan dengan menayangkan berita-berita mengenai persebaran kasus COVID-19 dan vaksinasi, bahkan mereka menggelar acara vaksinasi massal yang bekerja sama dengan PT Bio Farma. Hal ini membantu dalam pembentukan pola pikir masyarakat yang menganggap bahwa penyebaran COVID-19 dan vaksinasi merupakan suatu hal yang penting. Selain itu, cara-cara yang digunakan Media Group dapat dikatakan mempolitisasi media dan berita secara tidak langsung. Hal ini dapat dilihat bagaimana penayangan berita vaksinasi diunggah di semua laman anak perusahaan Media Group, seperti Metro TV, Medcom.id, Lampost, Media Indonesia, dan lain sebagainya.
Dalam teori agenda setting, terdapat dua asumsi dasar yang sesuai dengan “Vaksin untuk Indonesia” yang dilakukan oleh Media Group ini. Asumsi pertama adalah masyarakat pers dan media massa menyaring dan membentuk isu, tidak mencerminkan kenyataan; dalam pemberitaan oleh Media Group mengenai “Vaksin untuk Indonesia” ini dinyatakan bahwa perusahaan tersebut mengadakan acara ini untuk meminimalkan jumlah antrean vaksinasi, namun jika diteliti lagi, hal tersebut justru menambah cabang tempat antre. Bahkan sebelum melakukan vaksinasi, masyarakat, terutama pegawai Media Group diharuskan antre sebanyak tiga kali, untuk pendaftaran atau registrasi, swab anti-gen, dan terakhir untuk pemanggilan nomor antrean vaksin (Sucipto 2021). Hal tersebut tidak banyak diberitakan dengan jelas, melainkan hanya pernyataan untuk mengurangi jumlah antrean. Pada beberapa artikel juga dituliskan bahwa peserta pada acara ini hanyalah para pegawai Media Group dengan limitasi 500 orang/hari.
Pada asumsi teori agenda setting yang kedua, yaitu konsentrasi media massa hanya pada beberapa masalah masyarakat untuk ditayangkan sebagai isu-isu yang lebih penting. Tidak dapat dimungkiri bahwa isu yang terjadi pada masyarakat Indonesia tidak hanya mengenai vaksinasi, melainkan juga ada permasalahan mengenai perekonomian, hukum, politik dan lain sebagainya, namun jika dilihat bagaimana media massa, terutama Media Group lebih banyak memberitakan mengenai permasalahan vaksinasi, maka masyarakat kurang mengetahui dan mengikuti beberapa permasalahan lainnya, melainkan lebih berfokus pada permasalahan vaksin, seperti sebagaimana yang dibentuk oleh media. Selain kedua asumsi tersebut, Media Group mengatur isu berita kepada masyarakat, hal ini terjadi karena dapat ditemukan banyak anak perusahaan Media Group memberitakan hal yang sama, tidak hanya topiknya, namun hingga isi beritanya juga. Selain itu, mereka juga menayangkan berita-berita tersebut secara berkala, hingga menyebabkan munculnya pemberitaan “Vaksin untuk Indonesia” mendominasi pencarian di internet jika masyarakat mencari informasi mengenai vaksinasi yang dilakukan oleh media.
Penutup
Dari hasil diskusi dan temuan yang penulis paparkan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa “Vaksin untuk Indonesia” oleh Media Group dapat digolongkan ke dalam konsep agenda setting karena sebab-akibat yang ditimbulkan dari pengadaan acara ini terhadap masyarakat serta media. Selain itu, Media Group mengambil peluang besar pada era pandemi ini dengan memainkan media massa dengan berbagai cara untuk mendorong masyarakat agar berpikiran bahwa vaksin merupakan hal yang penting untuk dilakukan meski harus mengorbankan waktu untuk antre demi kesehatan dan perbaikan kondisi dalam kasus penyebaran COVID-19 yang sudah menginjak satu tahun di Indonesia ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa pola pikir masyarakat terhadap suatu isu terpengaruh oleh peran media; pola pikir masyarakat yang berpikir vaksinasi merupakan hal yang penting karena banyaknya berita yang beredar pada media, terutama hal ini didominasi oleh Media Group.
Bibliography
Bappeda Kabupaten Rembang. 2021. Perbedaan PSBB Dan PPKM. January 18. Accessed July 5, 2021.
Hamdan, Mohammad Yusuf. 2009. "Theories of Human Communication." In Theories of Human Communication, by A.F. Karen and S.W. Littlejohn. Jakarta: Salemba Humanika.
2021. Media Group. March 4. Accessed July 5, 2021.