Kehidupan manusia tentu saja tidak luput dari suka dan duka. Hal itu menandakan pula bahwa terkadang terdapat beberapa kondisi atau situasi dan kejadian yang tidak sesuai dengan ekspektasi manusia. Ketidaksesuaian tersebut akan menyebabkan ketidakstabilan emosional. Pada dasarnya, ketidakstabilan emosional bersumber dari pikiran manusia,
di mana manusia terlalu memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi, hal-hal yang tidak dapat diubah, dan hal-hal yang tidak dapat dikendalikan oleh dirinya. Tidak stabilnya emosi dapat menoreh luka pada batin manusia, yang mana memungkinkan manusia merasa sangat lelah meskipun tidak melakukan banyak aktivitas fisik. Perasaan lelah tersebut dapat memicu adanya stress, depresi, gelisah, anxiety, sedih, kecewa, trauma, dan lain sebagainya.
Apa itu self-healing?
Mengatasi luka batin yang disebabkan hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan metode self-healing. Self-healing berasal dari kata “self” yang artinya “diri” dan “healing” yang artinya “menyembuhkan”. Dapat diartikan bahwa self-healing merupakan upaya penyembuhan teradap diri sendiri oleh diri sendiri. Upaya penyembuhan yang dimaksud di sini yakni pemulihan kondisi mental sehingga menjadi lebih baik.
Luka batin dan penyebabnya
Luka batin merupakan suatu ketidakstabilan emosional, di mana seseorang merasakan gejolak batin yang membuatnya merasa tidak nyaman. Luka batin dapat berupa perasaan trauma, stress, depresi, anxiety, kecewa berlebih, sedih berlarut-larut, serta perasaan murung dalam waktu lama.
Seseorang yang sedang mengalami luka batin umumnya merasa bahwa dirinya gagal, tidak pantas, dan merasa bahwa ia sedang berada pada titik terendah. Penyebab luka batin juga bermacam-macam, antara lain:
1) adanya trauma mendalam pada masa lampau yang menyerang psikologis,
2) kecewa terhadap kenyataan yang tidak sesuai ekspektasi,
3) merasa tidak dihargai, serta