Karya : Gusti Ayu GitaÂ
    Â
     "Menginap disini saja nak, temani ibumu sebelum kau dipinang dan bukan lagi jadi anak gadis ibu" itu adalah kata termanis yang diucapkan oleh ibu sebelum aku berada di tempat yang menjijikkan ini.
     "Dasar jalang kau!" belum puas memaki, ku terjang wanita yang tubuhnya tak tertutupi sehelai benang dengan kalap. Kutarik rambut merahnya tanpa ampun lalu kubenturkan kepalanya ke dinding hingga ia menjerit kesakitan.
"Heh jalang! Berapa banyak kau dibayar Dika untuk memuaskannya?"
"Aku membencimu Shopie" desis jalang itu.
"Kutanya berapa kau dibayar, jangan sebut namaku lewat mulutmu yang kotor itu, aku tak sudi".
"Kau tahu, Dika hanya terus mempermainkanmu, menikahimu sebulan lalu meninggalkanmu dan kembali kepadaku. Dia hanya tertarik denganmu bukan mencintaimu! Kau tak lebih..." belum selesai ia bicara tanganku sudah terlebih dahulu mendarat di pipi mulus Rima.
     Plakk...
     "Bangsat! Diam kau jalang! Dasar tak tahu diri! Lihat dirimu yang melelang tubuhnya ke pria yang tujuh hari lagi akan menjadi suamiku! Mana harga dirimu dasar jalang! Cuih!" aku meludah dan tepat jatuh dipipi sebelah kanan jalang itu. Sebelum ia sempat meneriakiku atau mungkin saja menarik rambutku, ku siram tubuhnya dengan cokelat panas yang kubawa untuku dan Dika.
     "Ku balutkan tubuhmu dengan cokelat panas biar tak repot-repot untuk memakai kain saat keluar kamar ini" kataku lalu beralih ke pria yang tengah sibuk memakai celana panjangnya. "Tak usah sibuk menutupi tubuhmu, untuk sekedar meliriknya pun aku tak sudi! Dengar ini bedebah, aku memang mencintaimu, tapi ternyata kisah cintaku salah. Melihatmu sedang bersetubuhan dengan jalang itu membuatku perih, jika kau hanya mempermainkanku, maka kau sudah jadi pemenangnya, kau berhasil memuatku jadi budakmu.Â