Mohon tunggu...
Hana Sugiharti
Hana Sugiharti Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Ibu dua anak, berdomisili di Abu dhabi. \r\nNormally woman, writing, friendly.! other blog \r\nkinzihana.blogspot.com/\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Hari Pahlawan] Mata-Mata Untuk siapa?

10 November 2013   11:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:21 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Prosa oleh

Hana Sugiharti (53)

Namanya Sutopo hari ini

Esok bisa jadi bernama Tukiyo

Dan di lain hari pernah juga bernama Sutomo

Ketiga nama itu pernah dipakainya

KTP-nya sudah seumur hidup dua tahun yang lalu

Aku hanya tahu bahwa beliau adalah seorang buruh kasar

pernah menjadi tukang beca, supir, atau tukang kebun , apa saja asalkan tidak menganggur

Sejak Anak pertama menikah dan memiliki anak

Namanya berubah menjadi Abah dan  Kakek

Sudah biasa jika beliau berganti nama

Abah menikmatinya ujarnya

Saat usiaku SMP  aku membereskan lemari pakaian Emak

Aku menemukan baret merah di balik baju-baju Abah

milik siapa? Entahlah hal itu juga yang aku pertanyakan

Setelah beberapa hari aku mengurung tanya dalam hati

Akhirnya aku ungkap juga siapa Abah sebenarnya

Saat semua pengawal di buang dan Presidennya di asingkan

Abah hilang bersama ke-enam pengawal lainnya

Di istana ada pintu rahasia

Abah pergi menggunakan pintu itu

Keenam lainnya berpencar searah mata angin

Ada yang ke Barat, ke Timur, Ke semua penjuru

Dengan satu misi

Mata-mata

Mata-mata untuk pemimpin tercinta

Mata-mata untuk negara

Mencari jawab atas apa yang terjadi

Mengesampingkan kebutuhan pribadi

Meninggalkan Emak  yang baru dinikahi

Meninggalkan Eyang putri hingga menutup usia

Abah terus mencari memakai mata-mata

Sampai saat abah sadar dia harus kembali

pada keluarga dengan tetap menjadi mata-mata

Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui

Menjadi orang tua dan mata-mata tak ada salahnya

Sama-sama pahlawan

Pahlawan?

Abah sejenak sadar, pahlawan untuk siapa?

Tak ada yang mengenalnya lagi

Presiden yang dia elukkan sudah tiada

Keadilan yang dia perjuangkan tak pernah terlihat titik terang

Bahkan hingga usianya senja tak ada timbal balik dari menjadi pahlawan suatu negara

Baiklah Abah mencoba mencari keadilan dari negara kecilnya

Keluarga

Dia besarkan anak-anaknya dengan cinta

Dia penuhi kebutuhan anak-anaknya dengan menjadikan kepala sebagai alas kaki

Dan kaki menjadi kepala

Kini anak-anaknya sudah berjaya

Abah mulai merasakan keadilan itu menampakan batang hidungnya

tak perlu lagi menjadi mata-mata untuk menjemputnya

Setidaknya seumur hidupnya kepahlawanannya membuahkan hasil

Abah melupakan kiprahnya menjadi mata-mata negara

koreksi, bukan Abah yang melupakan

Tapi negara yang sudah melupakan pernah mempunyai seorang pahlawan

Bukan seorang, tapi puluhan, ratusan, bahkan ribuan

Pantas saja jika pahlawan itu tak terlihat negara

Mereka sibuk menjadi mata-mata

Menjadi tukang semir sepatu demi anaknya yang sedang sakit

Masih menjadi tukang beca padahal usianya sudah senja

Terkadang aku melihat mereka menjadi tukang sapu jalanan

Sebegitu menghayati perankah mata-mata negara itu?

Dulu mereka menghusung pedang , kini mereka memegang gagang sapu

Dulu mereka menusuk musuh dengan belatinya

Kini belati itu kembali ke jantung hati mereka ditusukan oleh bangsanya sendiri

oleh  anak cucu dari temannya sendiri dimasa lampau

Tak adakah cara untuk menghentikan peran mata-mata itu

Aku meringis menatap wajah mereka yang keriput oleh ketidakadilan

Mataku memanas setiap kali aku membayangkan

Betapa menjiawai mereka menjadi mata-mata untuk negara

Hingga akhir hayat mereka tetap menjadi mata-mata

Mereka tidak pernah mendapatkan haknya untuk menuai hasil kemerdekaan

Mereka sudah renta, tolong hentikan perannya untuk jadi mata-mata

Setidaknya jaminlah masa tuanya

Agar mereka berperan menjadi mata-mata yang lebih tinggi kastanya

Dari pada menjadi buruh dan penyapu jalanan.

Bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya?

Sudahkah?

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community dengan judul :

Inilah Perhelatan & Hasil Karya Peserta Fiksi hari Pahlawan.

dan


Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun