Akhir dari Perang Vietnam
Selama dua dekade lebih, Vietnam Utara paham bahwa kemungkinan mereka untuk dapat menang melawan Vietnam Selatan sangat kecil, lantaran Vietnam Selatan memiliki dukungan dari Amerika Serikat baik dari segi tentara maupun persenjataan militer yang cukup canggih. Bahkan walaupun telah didukung oleh negara China serta Uni Soviet namun dukungan tersebut tidak bisa menandingi dukungan Amerika Serikat terhadap Vietnam Selatan.Â
Meskipun begitu, perang ini berakhir dengan pemenangnya yakni Vietnam Utara sebab karena menyerahnya Vietnam Selatan yang didasari oleh perjanjian perdamaian yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Vietnam Utara sehingga mengakhiri permusuhan yang terjadi antar dua negara tersebut dan berdampak terhadap melemahnya kekuatan Vietnam Selatan, ditambah lagi dengan perang yang terus berlanjut hingga 30 April 1975. Pada hari yang sama Vietnam Utara berhasil merebut Saigon yang notabenenya sebagai ibukota Vietnam Selatan dan menamainya dengan kota Ho Chi Minh.
3. The Korean War atau Perang Korea
Memakan hingga lima juta angka kematian, Perang Korea atau The Korean War merupakan salah satu konflik paling destruktif di era modern ini. Bahkan, jumlah kematian dari perang yang melibatkan Republik Demokratik Rakyat Korea (Korea Utara) serta Republik Korea (Korea Selatan) ini mampu menyaingi jumlah kematian warga sipil pada perang besar lainnya, yaitu Perang Dunia II hingga Perang Vietnam.Â
Mengapa perang ini bisa terjadi?
Akar dari pecahnya perang ini terjadi ketika Uni Soviet mengalahkan Jepang dalam Perang Dunia II. Setelah kemenangannya, Uni Soviet menduduki Semenanjung Korea di utara paralel ke-38 dan pasukan AS menduduki selatan. Korea pada akhirnya dimaksudkan untuk dipersatukan kembali, tetapi Uni Soviet kemudian mendirikan pemerintahan komunis di zona mereka, mencegah penyatuan Korea, sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa mengambil alih zona AS pada tahun 1947 dan bertujuan untuk menciptakan negara pan-Korea yang demokratis. Kala itu, Korea Utara menginvasi Korea Selatan dengan bantuan dan kendali dari Uni Soviet, yang mana meningkatkan konflik ke skala global. Konflik antara kedua negara ini memanas ketika Republik Rakyat Tiongkok memihak Korea Utara dalam konflik tersebut, sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, memihak Korea Selatan. Di tengah perang partisan di selatan, Republik Korea akhirnya didirikan pada tahun 1948. Pada tahun 1950, kekerasan telah meyakinkan pemimpin Korea Utara, Kim Il-Sung, bahwa perang di bawah naungan Soviet diperlukan untuk reunifikasi, perang pun tak dapat dihindarkan lagi. Sesaat setelahnya, sebanyak 75.000 Tentara Rakyat Korea Utara menyerbu paralel ke-38, batas antara Republik Rakyat Demokratik Korea yang didukung Soviet di utara dan Republik Korea yang pro-Barat ke Selatan. Invasi ini merupakan aksi militer pertama dari Perang Dingin.
Seberapa besar dampak dari Perang Korea?
Setelah beberapa kali melintasi paralel ke-38, pertempuran pun terhenti dan korban bertambah hingga tanpa ada yang bisa ditunjukkan untuk mereka. Sementara itu, para pejabat Amerika bekerja dengan cemas untuk menciptakan semacam gencatan senjata dengan Korea Utara. Meskipun pada awalnya hanya melibatkan dua negara, mereka khawatir, konflik ini akan menjadi perang yang lebih luas dengan Rusia dan China—atau bahkan, seperti yang diperingatkan beberapa orang, Perang Dunia III. Akhirnya, Perang Korea berakhir pada Juli 1953. Secara keseluruhan, sekitar 5 juta tentara dan warga sipil kehilangan nyawa mereka dalam apa yang oleh banyak orang di AS disebut sebagai "Perang yang Terlupakan" karena kurangnya perhatian yang diterima dibandingkan dengan konflik yang lebih terkenal seperti Perang Dunia I dan II dan Perang Vietnam.Â
Titik terang dari Perang Korea
Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa mencapai gencatan senjata dengan China dan Korea Utara pada 27 Juli 1953. Zona demiliterisasi (DMZ) kemudian didirikan di sepanjang paralel ke-38, yang kemudian disusul dengan tuduhan kontroversial bahwa Korea Utara telah melecehkan dan membunuh tawanan perang dalam proses pemulangan tawanan perang menjalani manajemen "negara netral". Secara kritis, ketentuan gencatan senjata disetujui secara diam-diam tetapi tidak pernah ditandatangani secara resmi oleh pemerintah Korea Selatan. Oleh karena itu, perdamaian antara Utara dan Selatan tetap rapuh. Semenanjung Korea tetap terbagi hingga hari ini.Â