Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru menyatakan mengenai Allah yang Esa. Allah Israel adalah sama dengan Bapa Yesus kristus:
- Sifat-Nya sama (Maha kuasa, Maha kudus, Maha pengasih dsb)
- Rencana-Nya sama (Untuk keselamatan manusia dan penyempurnaan dunia ciptaan-Nya)
- Tuntunan-Nya sama (Hidup suci, kasih kepada Allah dan sesama manusia).
Perjanjian Lama merupakan Alkitab Yesus Kristus (Kitab Suci kehidupan Perjanjian Baru). Bagi Yesus dan pengikut-pengikut-Nya, apa yang dikatakan Perjanjian Lama itulah yang Allah katakan; dan apa yang dikatakan Allah itulah yang Perjanjian Lama katakan.
- Yesus mengenal sejarah Perjanjian Lama (lihat Yoh. 3:14; bnd Bil. 21:4-9)
- Yesus mendasarkan pengajaran-Nya pada Perjanjian Lama (lihat Mat. 5:17; bnd Mrk. 11:17)
- Yesus menggunakan Perjanjian Lama untuk menentang Iblis (lihat Mat. 4:1-11)
- Yesus menyatakan bahwa nubuat-nubuat Perjanjian Lama digenapi dalam diri-Nya (lihat Luk. 4:16-21; Yoh. 15:25)
Â
Perjanjian Baru berkaitan dengan Perjanjian Lama. Hal ini terlihat jelas dalam Ibrani 10:7 Lalu Aku berkata: "Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku." Ini mengacu pada Perjanjian Lama yang memberi kita gambaran lengkap tentang Kristus, baik melalui kalimat gamblang maupun melalui lambang-lambang. (Luk. 24:27, 44, 46; Yoh. 5:39, 46)
Agustinus mengatakan bahwa Perjanjian Baru terkandung dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Lama dijabarkan dalam Perjanjian Baru. Kita bisa mengatakan demikian: Perjanjian Baru ada dalam isi Perjanjian Lama, dan Perjanjian Lama ada dalam penjelasan Perjanjian Baru. Ini berarti bahwa Perjanjian Baru berada dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Lama dijelaskan oleh Perjanjian Baru.
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru saling berkaitan, berkesinambungan, saling menerangkan, dan bahkan pada tingkatan paling dasar adalah fakta sederhana bahwa kita tidak dapat mengerti Perjanjian Baru itu sendiri bila kita tidak mengetahui Perjanjian Lama. Yesus dan murid-murid-Nya adalah orang Yahudi , bagi mereka pikiran Perjanjian Lama akan Allahdan dunia ini adalah pikiran mereka.Â
Iman Perjanjian Lama adalah bagian yang hidup dan penting bagi keberadaan total mereka. Dan pula gereja-gereja Kristen masa Perjanjian Baru paling awal menggunakan Perjanjian Lama Yunani sebagai Alkitab mereka, sehingga Bahasa dalam Perjanjian Baru sendiri memiliki lebih banyak persamaan dengan Bahasa Perjanjian Lama dibandingkan dengan sastra kebudayaan sekuler Yunani dan Romawi.
Akan tetapi, Perjanjian Lama bukan hanya menjadi latar belakang Bahasa dan kebudayaan bagi pemikiran penulis-penulis Perjanjian Baru. Perjanjian Lama juga mengandung pernyataan-pernyataan kebenaran yang penting akan Allah dan hubungan-Nya dengan umat manusia dan dunia yang sampai sekarang masih sama benar dengan dulu. Jika kita melihat Kembali, ada suatu keterkaitan yang erat antara kedua Perjanjian ini sehingga tidaklah berlebihan kalau kita mengklaim bahwa iman Kristen sendiri menjadi kurang sempurna kalau kita menyingkirkan penegasan-penegasan dasar iman Perjanjian Lama dari Alkitab Kristen.
Â
-Sekian.