Mohon tunggu...
Kinoto Christian
Kinoto Christian Mohon Tunggu... Lainnya - Life is a Gift

Traveler - Entrepreneur - Associate Pastor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Zaman Intertestamental: Masa Diam dengan Seribu Peristiwa

26 November 2021   14:33 Diperbarui: 26 November 2021   20:36 3119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pixabay.com - djedj Marseille/French 

Zaman Intertestamental adalah zaman di antara Perjanjian lama menuju Perjanjian Baru, pada zaman ini banyak yang mengatakan bahwa zaman ini seolah-olah masa Tuhan "berdiam", karena pada masa ini tidak tercatat kemunculan nabi-nabi Tuhan bagi orang Israel/Yahudi. 

Namun kehidupan orang Yahudi dan Yudaisme tidak berhenti dan terdiam pada masa itu, sejarah mencatat banyak peristiwa penting yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Yahudi dan agama Yudaisme pada masa itu serta berdampak masa-masa mendatang termasuk juga bagi masa-masa Kristus dan Kekristenan awal.

Zaman Intertestamental terbentang sekitar 400 tahun, dimulai sejak berakhirnya pelayanan nabi Maleakhi sampai pada permulaan pelayanan Yohanes Pembaptis. 

Pada masa tersebut kehidupan orang Yahudi dan Tanah Perjanjian berada dalam masa pasang surut, dimulai dengan penjajahan bangsa Media Persia yang sebelumnya telah mengalahkan bangsa Babilonia (penjajah bangsa Yehuda dan penghancur Yerusalem sebelumnya), kemudian masuk dalam masa penjajahan Yunani. 

Pada masa Yunani pun terjadi perebutan kekuasaan atas tanah Palestina antara wangsa Ptolemeus dan wangsa Seleukos setelah meninggalnya Aleksander Agung. Masa kekuasaan Yunani di akhiri dengan revolusi dari keluarga Makabe, sehingga kekuasaan tanah Palestina beralih ke tangan keluarga Makabe. Lalu berlanjut pada masa Hasmonean dan masa Herodes di bawah kuasa penjajah Romawi.

MASA MEDIA PERSIA

Pada masa Persia, orang Yahudi dapat kembali ke Yerusalem dan membangun kembali Bait Allah. Kehidupan keagamaan kembali dilakukan di Yerusalem, dan bahkan lebih dari masa sebelumnya. 

Pembuangan ke Babel menimbulkan kesadaran orang Yahudi sebagai bangsa untuk mendalami Taurat agar dapat diturunkan ke anak cucu sehingga jika generasi berikutnya mempunyai kesempatan kembali ke Yerusalem maka ibadah di Bait Allah bisa kembali dijalankan. 

Hasrat ini menghasilkan Taurat terjemahan dalam bahasa Aram atau Targum denagn tujuan agar Taurat dapat dipelajari juga bagi generasi yang lahir dipembuangan yang sudah tidak mampu berbahasa Ibrani. 

Sekembalinya bangsa Yahudi dari pembuangan Babel pada masa Persia, hasrat dan kegigihan untuk membangun kembali Bait Allah merupakan salah satu bukti kesungguhan bangsa Yahudi menata kembali kehidupan beragama mereka setelah kembali dari pembuangan. 

Tetap eksis-nya Sinagoge walaupun bangsa Yahudi telah ke tanah airnya, berperan pentingnya para ahli taurat dan orang Farisi dalam kehidupan beragama dan sosial masyakat Yahudi dan kembali berlakunya kembali hukum-hukum taurat dalam masyarakat Yahudi merupakan bukti-bukti lain kesungguhan kehidupan keagamaan bangsa Yahudi/Yudaisme pada masa ini.

MASA YUNANI

Yunani dan Helenisme memberikan dampak yang besar pada dunia di masa jaya nya (331 SM -- 63SM), bahkan pengaruhnya masih dapat dirasakan jauh setelah masa kejayaannya. Pengaruh Helenisme terlebih dapat lagi dirasakan wilayah-wilayah yang mereka taklukan, pengaruh positif dan negatif juga terjadi di wilayah Timur Tengah kuno yang dikuasai oleh Yunani pada masa itu.

Pengaruh bangsa Yahudi antara lain dengan mengenalkan peradaban yang lebih maju/modern saat itu bagi kehidupan bangsa Yahudi diantaranya dibidang; ilmu pengetahuan, pendidikan, sosial, ilmu/struktur pemerintahan, filsafat, arsitektur, musik, busana, retorika, kesenian dan lain-lain. 

Bagi agama Yudaisme dengan merebaknya pengaruh budaya Helenisme menjadikan Yudaisme lebih terbuka bagi orang Yahudi maupun bagi bangsa asing lewat bahasa Yunani yang saat itu menjadi bahasa global. 

Taurat yang pertama kali diterjemahkan kedalam bahasa Yunani di Mesir 150 tahun sebelum masa Kristus itu, mempermudah orang-orang Yahudi yang tinggal di daerah-daerah luar Palestina untuk mempelajari dan memahaminya kembali. 

Dengan adanya Taurat dalam terjemahan Yunani atau Septuaginta tersebut, Taurat menjadi terbuka bagi dunia di luar bangsa Yahudi, Taurat menjadi terbuka bagi orang asing yang tertarik kepada doktrin Allah yang esa dan kepada kehidupan moral ketat yang didasarkan pada Taurat Musa.

Penindasan penjajah Yunani terhadap bangsa Yahudi terutama pada masa Antiokhus Epifanes menimbulkan luka yang dalam. Struktur keagamaan di rombak sesuka hati penguasa dengan diawali dengan diangkatnya Imam Besar jahat Jason yang menindas bangsanya sendiri. 

Pada masa itu pula Yudaisme diberangus, Bait Allah dirampok, perayaan dan patung kafir merajalela. Eksistensi Taurat pada masa itu coba dihilangkan paksa dari bangsa Yahudi, dengan digantikan dengan Helenisme.

MASA MAKABE, HASMONEAS DAN HERODES

Zaman Makabe selama tahun 167 SM -- 142 SM membuat beberapa pengaruh besar dalam kehidupan bangsa Yahudi, perlawanan keluarga Makabe akibat kekejaman dan pelecehan penjajah Antiokhus Epiphanes (Antiokhus IV) terhadap bangsa Yahudi dan agama Yudaisme membangkitkan rasa nasionalisme bangsa Yahudi untuk merdeka dari penjajah yang lalim. 

Pada masa perlawanan keluarga Makabe khususnya pada masa Yudas Makabe, Yerusalem dapat direbut kembali sehingga pada 14 Desember 164 SM Bait Allah dikuduskan kembali, mezbah/altar didirikan kembali, upacara-upacara dan perayaan keagamaan dapat diadakan kembali termasuk hari raya Hanukah sebagai upacara ibadah pentahiran Bait Allah.

Zaman Hasmonean menjadi penguasa bangsa Yahudi setelah masa Makabe, zaman Hasmonean selama tahun 142 SM -- 63 SM dimulai dari kepemimpinan Simon Hasmonean atau Simon Makabe, di masa inilah bangsa Yahudi mulai merasakan masa damai yang telah hilang selama ini.  

Pada masa keluarga Hasmonean khususnya mulai dari kepemimpinan Yohanes Hircanus I wilayah kekuasaan bangsa Yahudi mencapai puncak nya, mereka mampu mengusai wilyah selatan dan mengusai Idumea (Edom) dan Samaria. 

Pada masa ini muncul sekte-sekte agama, antara lain golongan Farisi dan golongan Saduki akibat dari ketidakpuasan terhadap pemerintahan keluarga Hasmonean yang dianggap duniawi dan condong kepada paham Helenisme. 

Pasa masa Hasmonean inilah terjadi perang saudara anatara golongan Farisi dan golongan Saduki yang memakan banyak korban jiwa. Masa Hasmonean berakhir dengan perebutan kekuasaan oleh sesama keluarga Hasmonean yakni antara Hirkanus II dan Aristobolus II, namun dalam pertikaian saudara itu pasukan Romawi merebut Yerusalem dan mengakhiri kepemimpinan keluarga Hasmonean atas bangsa Yahudi.

Zaman Herodes dibawah kuasa Romawi menguasai bangsa Yahudi, selain pemerintahannya yang kejam, asalnya yang dari Idumea membuat kekuasaan keluarga Herodes kurang diterima rakyat Yahudi. Pada masa Herodes Agung Bait Allah dipugar dan tembok kota Yerusalem diperkokoh. 

Namun di masa Herodes Agripa I Kekristenan di tindas dan Rasul-Rasul dibunuh, dan pada masa Herodes Agripa II di tahun 66 M, ia mendukung Romawi dibawah Jendral Titus menumpas bangsanya sendiri.

MASA ROMAWI 

Masa Kekaisaran Roma hingga awal abad pertama sangat dipenuhi dengan pembantaian dan penganiayaan. Bagi kekristenan, pembantaian orang Kristen di Roma pada jaman kaisar Nero pada tahun 64 M menimbulkan luka yang dalam. Banyak orang Kristen di seret ke pengadilan dan disiksa sampai tewas karena dituduh membakar kota Roma. 

Pada masa ini pula Rasul Paulus dan Rasul Petrus mati sebagai martir. Pada tahun 70 M, Jendral kekaisaran Roma yaitu Titus membumi hanguskan kota Yerusalem, Tembok Yerusalem dihancurkan, Bait Allah dibakar dan orang Yahudi dibantai dan dijual sebagai budak. Hal ini mengakibatkan agama Kristen dan agama Yudaisme ditekan dan pengikutnya dianiaya. 

Selain pembantaian dan penyiksaan sepanjang sejarah kekaisaran Roma terhadap orang Kristen dan pengikut Yudaisme, pembangunan jalan dan infrastruktur daerah-daerah jajahan Roma sehingga daerah-daerah tersebut menjadi terhubung dan terbuka bagi dunia luar membuat berita Injil lebih cepat tersebar luas kepada wilayah-wilayah jajahan Roma.

Semua yang berkuasa di tanah Palestina pada masa Intertestamental memberikan pengaruh bagi kehidupan masyarakat Yahudi dan Yudaisme serta meninggalkan jejak-jejak bagi kekristenan awal, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif, baik pengaruh yang dirasakan langsung maupun pengaruh yang dirasakan pada masa mendatang. 

Sehingga walaupun zaman Intertestamental di anggap masa "diam" karena tidak munculnya nabi-nabi Allah, namun masa ini mencatatkan ribuan peristiwa yang mempengaruhi kehidupan orang Yahudi dan Kekristenan awal serta masa kini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun