Apabila saya bandingkan dengan sifat Nabi Muhammad SAW yang shidiq, amanah, tabligh dan fathonah, ternyata pada agama selain Islam, juga diajarkan kepada seluruh umatnya.
Kemudian saya ingat kata Pak Guru agama Islam saat pelajaran di kelas : "Agama masing-masing kalian itu termasuk pilihan pribadi, tetapi urusan pelajaran di sekolah, kalian semua sama".
Menerapkan nasihat dari Pak Guru seperti tersebut di atas, saya dan Joni sudah sama-sama mengerti. Saling pinjam buku dan titip fotokopi tugas sekolah, itu sudah hal biasa kami lakukan. Kami juga sering belajar bareng di tempat kos. Termasuk pula saat mengisi liburan, kami sering wisata bareng-bareng teman se-group.
Yang paling terasa untuk hal toleransi, apabila  hari Jumat, yang notabene saya harus menjalankan shalat Jumat di masjid, Joni tidak berani mengajak saya untuk acara lain. Begitu pula saat hari Minggu yang notabene Joni harus sembahyang di gereja, saya tidak berani mengajaknya, baik untuk urusam pelajaran sekolah maupun sekedar hiburan.
Apabila masing-masing pemeluk agama yang ada di Indonesia bisa memiliki  pola pikir demikian ini, nisacaya hidup berbangsa dan bermasyarakat akan terasa aman, nyaman, damai dan tenteram. Tidak terdengar lagi suara saling mengejek dan menjelekkan antar umat beragama. Semua pemeluk agam Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu masing-masing saling menghormati dan menghargai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H