Curah hujan yang turun berfungsi juga sebagai pembasuh kotornya udara dari noda- noda polutan yang membandel yang melayang di udara Ibukota. Dari pengamatan BMKG, pada  gambar 6, garis biru adalah polutan sedangkan batang warna oranye adalah curah hujan.Â
Ketika WFH pekan-2 ternyata curah hujan sudah sangat jarang mengguyur Jakarta, luar biasanya polusi udara relatif rendah. Ini bisa dikatakan bahwa side-effect WFH nampak signifikan perannya sebagai pembasuh tiruan, artificial-washing udara di kota Jakarta.
Tren Kemacetan Saat PSBB Transisi serta Tantangan 2030
Kita masih beruntung karena polusi udara kota Jakarta 2020 hingga akhir kuartal-2 2020 ini masih lebih bagus dibanding periode tahun 2019.Â
Namun, dari data The TomTom, Setelah persentase kemacetan flattened di kisaran angka 10%, ternyata di pekan-2 dilaksanakan PSBB Transisi di Jakarta, ada tren kemacetan yang naik ke kisaran 15%.Â
Apa kita akan kembali ke normal lama, the old normal? Dimana kemacetan adalah kawan seperjalan kita.  Atau siap kita songsong dengan norma baru, the new norm? Dengan membiasakan pola hidup yang meminimalisir macet dan polusi?
Dalam skala lebih besar, tentunya kebiasaan ramah lingkungan ini membantu target pemerintah Indonesia dalam komitmen INDC untuk dunia dalam mengerem laju perubahan iklim dengan menurunkan emisi sebesar 29% di tahun 2030. Â
Kita tahu bahwa budaya macet ini selain menyebabkan terjadinya semburan polusi, juga teremisi gas rumah kaca pemanas bumi.Â
Ingat, pandemi ini kejadian luar biasa, extra-ordinary incident. Sehingga perlu disikapi dengan cara luar biasa juga. So, are you ready for the new norm, gaes? Siap untuk Selamat Gaes! Thank youuu...