Mohon tunggu...
Kingkin BPrasetijo
Kingkin BPrasetijo Mohon Tunggu... Guru - Guru yang suka menulis

Suka ngebolang atau bersepeda menikmati keindahan alam karya ciptaan Tuhan. Pencinta semburat jingga di langit pagi dan senja hari. Suka nonton film dan membaca dalam rangka menikmati kesendirian.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Biar Hati Bicara (Part 14)

24 November 2024   04:14 Diperbarui: 24 November 2024   04:57 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Semua tidak tersembunyi dari mbok Mirah, Abimanyu sendiri yang bercerita. Perempuan itu langsung setuju, ketika Abimanyu menunjukkan foto Andara yang diambilnya diam-diam.  

      Sore tadi, secara tidak sengaja mbok Mirah yang mau mengantar susu hangat mendengar Abimanyu sedang menelepon. Suara tawa Abimanyu menahan langkah perempuan itu. Dia tidak jadi mengetuk pintu, tetapi juga tidak pergi. Dengan telinga tuanya, mbok Mirah memastikan dugaannya. Benar saja, nama Andara disebut beberapa kali.

      "Mbok Mirah nguping, ya?" todong Abimanyu pura-pura cemberut.

       "Enggak sengaja dengar! Lagian siapa suruh ngomongnya kenceng-kenceng, satpam di depan bisa mendengar juga kali. Memang susah, orang lagi jatuh cinta, baru ditelepon saja senangnya mengalahkan mendapat lotre." Tuturnya menggoda. Tiba-tiba Abimanyu tertawa, mbok Mirah ikut tertawa bahagia.    

      "Sudah jangan tertawa terus, Den Gading mandi dulu. Katanya mau gantian jaga dengan non Agni." Ujar mbok Mirah memutus tawa mereka.  

      "Oya, makasih Mbok!" Mbok Mirah tersenyum, lalu bangkit dari duduknya.

       "Mbok, gak papa kan, kalau besok Gading mau pulang sebentar. Mau ketemu Andara, ada yang harus Gading katanya kepadanya. Doakan, Gading berhasil, ya?" mohonnya sopan. Mbok Mirah tersenyum lagi.

      "Mbok, selalu berdoa yang terbaik untuk Aden. Mbok..." Mbok Mirah belum menyelesaikan ucapannya, Abimanyu sudah berdiri. Dengan cepat, anak muda itu mencium pipi perempuan yang selalu mendampinginya itu.

(Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun