Waktu luangnya dihabiskan didepan komputer mengerjakan tugas, menengok Eyangnya di Imogiri yang menjalankan tugas menjadi Jurukunci makam Raja-raja Jogya-Solo secara turun temurun, tugas tersebut memang selain keturunan dari Raja, tidak diperkenankan menjadi juru kunci Makam Raja-raja. Eyang KPH[Kanjeng Pangeran Haryo] Suryonagoro ini sangat menyayangi Alvin, demikian juga sebaliknya.
Tempat main favorit Alvin berbincang-bincang diteras belakang rumah Solo bersama teman-teman belakang, dengan pak Tanto, Koko, prenjak Cipluk dan lainnya. Alvin sangat dekat dengan pengasuh tersayangnya bu Tanem, dia ini yang selalu cerewet dan selalu telaten mengantar sekolah menyiapkan makanan dan kebutuhannya, ketika Ibundanya sibuk diluar kota.Â
Meski sejak kecil sudah ditinggal ayahnya Almarhum RM Agus Priyatmo, sementara Ibundanya R Ay. Koesdarma Dewi yang selalu berada diluar kota, namun demikian ibunda Alvin ini tidak lepas memonitor dan selalu berkomunikasi lewat telepon, suasana yang demikian ini tidak mempengaruhi semangat belajarnya, di Solo Alvin tenang bersama pengasuh kesayangan[mbok e] bu Tanem, selain les pelajaran Alvin juga dipandu oleh Budenya yang Dosen Universitas Sebelas Maret untuk jurusan matematika.
Tetapi sekarang ketika dia di Jakarta bu Tanem tidak menyertainya, tetap mandiri bersama kakaknya Kevin Alviando ternyata bocah ini tidak cengeng dan benar-benar bisa tegar dan mandiri menghadapi suasana apa saja.
Bude hanya bisa nitip pesan turut jejak Eyang Canggahmu Eyang Pakubuwono ke X yang sukses membawa nama harum Kerajaan Surakarta hadingrat. Gunakan kecerdasan yang dititipkan Alloh Subhanahu Wa ta'ala ini untuk memajukan Nuswantara NKRI, kita semua tidak dapat meramal apa yang akan terjadi kelak dengan Alvin Prabu, berjalan lurus saja seperti yang ditempuh selama ini.
Penulis memang sengaja mengangkat kiprah anak yang masih berumur 17 tahun tetapi sudah mampu melangkah dan mengejar citanya, agar menjadi motivasi bagi pemuda-pemudi yang ingin terus menata masa depannya sendiri, karena hari ini tidak hanya untuk berhura-hura menjalankan hal-hal yang negatif, mari anak-anak muda berfikir jernih demi masa kedepan.
-Ngesti Setyo Moerni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H