Dengan setia menyelenggarakan lagu-lagu berirama keroncong dan mengajak ber interaksi langsung dengan para pengunjung dan pendengarnya untuk bernyanyi, hal yang demikianlah menjadikan musik keroncong ini tetap lestari.
Masih mungkinkah ada uluran tangan dari Pemerintah Daerah khusus Tangerang Selatan bagi pelestarian warisan budaya?
Sampai saat ini untuk melestarikan alias nguri-uri sebuah warisan budaya peninggalan dari leluhur berbentuk seni keroncong yang tidak terkalkulasi nilainya, masyarakat dan seniman keroncong Tangerang selatan mempertahankan musik warisan leluhur ini dengan cara tradisional, yaitu secara swadaya bagi masing-masing pecinta seni ini.
Padahal kebanyakan para seniman keroncong ini sudah lansia, renta, sakit-sakitan bahkan banyak juga yang sudah kembali pulang keperistirahatan terakhirnya dan tidak semua berharta melimpah, hanya kekuatan niat agar seni budaya yang adiluhung ini tidak berpindah kepemilikannya oleh Negara lain.
Sungguh ironis memang, manakala beberapa Negara yang bangga serta kagum dengan adanya musik keroncong, justru disini semuanya masih dibiayai oleh diri sendiri, dari mulai pencinta musiknya yang tetap kompak dengan saweran, pelatihnya memberikan ilmu dengan gratis serta menjadikan rumahnya sebagai markas.Â
Untuk menunjang makan minumnya, pecinta seni ini juga berswadaya dengan cara potluck setiap ada latihan, sebagian yang hadir membawa apa yang dimiliki dirumahnya, walau sederhana dimarkas MANU ini makan siang selalu terasa nikmat, barangkali yang masak dan yang membawa makanan dengan niat iklas.Â
Sebenarnya jika saja suatu daerah ada ruang khusus Centra pusat untuk berkesenian yang terjadwal sehingga masyarakat penikmat akan mengunjungi dan menikmati seni kesukaannya masing-masing barangkali beberapa seni budaya tersebut akan dapat terpelihara keberadaannya dan tetap terlestarikan.
Hanya bisa berharap dari pemangku kekuasaan Negeri ini agar turut menyimak serta memikirkan nasib seni budaya warisan leluhur yang adi luhung ini dari cuilan dana APBN karena keroncong Indonesia adalah milik Negara Republik Indonesia.
Salam Keroncong
Lestari Keroncong ku
-Ngesti Setyo Moerni