Sedikit cuplikan dari sisi lain bagaimana uletnya pejuang, penggiat, pelaku, pelatih dan pelestari warisan leluhur seni budaya musik keroncong yang adiluhung ini. Usianya merambah menuju tujuh puluh tahun, tetapi masih terlihat gesit trengginas, apalagi jika dijawil untuk berbicara mengenai musik keroncong dan permasalahannya, aksaranya akan meluncur secara lancar dan terpancar keceriaan pada raut wajahnya.Â
Rupanya banyak sekali terselip didalamnya suatu cerita yang menjadikan pengalaman indah hidupnya dengan geliat musik bermakna, sampai-sampai terwujud bias kebanggaan disana.
Penampilan awal jika melihat sosok dari seorang Yuswono ini adalah pendiam, dari kata-katanya terlihat selalu ngemong kepada semua kenalan teman maupun siapa saja yang baru ditemuinya.
Jika berbicara menyangkut perkeroncongan juga tidak pernah menggurui, biasa saja, sepertinya tidak pernah menunjukkan bahwa beliau sudah memiliki segudang cerita dan pengalaman dibalik hiruk-pikuknya musik keroncong yang sudah mengurat mengakar pada dirinya. Setelah terkorek apalagi sepaham dengan lawan bicara, bisa sampai pagi obrolan akan terus berlanjut.
Bagaimana tidak pemahamannya mengakar? selama 55 tahun seni keroncong sudah melekat pada sanubarinya. Sejak usia 14 tahun Yuswono kecil sudah pandai mendatangkan pundi-pundi pengisi saku kantong, buah dari menjadi penyanyi keroncong dengan turut manggung dimana-mana [istilahnya kalau Jawa itu tanggapan] turut keliling tanggapan, bersama grup keroncong asli di Kota Wonosobo.
Yuswono kecil sudah piawai menggetarkan langgam, meliukkan stambul serta mematut keroncong berikut pakem serta cengkok vibranya sehingga secara keseluruhan lagu keroncong yang dinyanyikan menjadi pas enak didengar, Inilah awal mulanya Yuswono gandrung dengan musik yang unik menggetarkan sanubari ini.
Untuk bekal penguasaan mengenai musik, diusia muda sudah mampu membaca not balok, itu sudah disadarinya sejak awal bahwa "Musik tidak boleh terpisah dengan not balok".
Dengan mampu membaca not balok, dimana kedepan nantinya pemain musik harus mampu membaca partitur ketika tampil dikancah perhelatan besar seperti orkestra maupun tampil di layar kaca dan sejenisnya.Â
Dengan not balok para musisi dapat menyimpan ilham nada-nada yang didapatkan saat mood datang sebagai cikal bakal pembuatan lagu, dengan not balok pula musisi dengan mudah mengiringi lagu-lagu baru.
"Pemusik minimal harus menguasai not balok, itu penting" lanjutnya ketika berceloteh bangga mengenai musik keroncong.
Penulis menyaksikan sendiri, bahwa buku besar catatannya banyak, selain rajin mencatat nada ketika para penyanyi muridnya yang berlatih di sana dan banyak lagi catatan jenis nada lagu-lagu, boleh dibilang Yuswono ini sangat apik dan teliti.