Mohon tunggu...
Ngesti Setyo Moerni
Ngesti Setyo Moerni Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Berusaha mengurangi yang berakibat rusaknya lingkungan, dimulai dari diriku sendiri dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Hindari Menaruh Tempat Sampah di Dekat Pintu Masuk Rumah Tetangga

7 November 2016   09:00 Diperbarui: 7 November 2016   12:43 2006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengolah sampah dengan cara Komposter. Gamb. Dok. Pri.

Meletakkan Bak Sampah didalam halaman. Gamb. Dok. Pri
Meletakkan Bak Sampah didalam halaman. Gamb. Dok. Pri
Coretan disain tempat bak sampah didalam halaman. Gamb. Dok. Pri
Coretan disain tempat bak sampah didalam halaman. Gamb. Dok. Pri
Sebaiknya jika kotak bak sampah diletakkan d idalam halaman sendiri, bak tidak berada di luar hingga yang tampak hanyalah pintu bak sampah untuk memudahkan pengambilan dan ketika ingin membersihkannya. Lebih baik dalam membuka dan menutup pintu dibuat tarikan ke atas dan ke bawah. Bisa dilihat contoh gambar di atas.

Pengolah sampah metode Takakura. Gamb.Dok. Pri
Pengolah sampah metode Takakura. Gamb.Dok. Pri
Mengolah sampah dengan cara Komposter. Gamb. Dok. Pri.
Mengolah sampah dengan cara Komposter. Gamb. Dok. Pri.
Memilah dan Mengolah Sampah Sendiri demi Mengurangi Tumpukan Sampah di Bak Sampah
Dengan memilah jenis sampah dari pangkalnya atau pusatnya yaitu dari rumah masing-masing, kemudian kita dapat langsung mengolah untuk dijadikan kompos, bisa dengan cara metode Keranjang Takakura (berupa sampah organik sisa sayuran kulit buah sisa makanan dari meja makan dari dapur), bisa juga dengan cara komposter (untuk sampah organik sayuran dan dedaunan dari halaman rumah).

Sedangkan sampah organik hewani (seperti kepala udang, ikan, daging tetelan, bangkai tikus, ular dan lainnya) dengan cara dimasukkan ke dalam lubang resapan biopori.

Lebih sempurna lagi apabila disetiap rumah dianjurkan untuk memiliki lubang resapan biopori minimal 50 lubang resapan biopori, akan merasakan sangat banyak faedahnya bagi manusia dan keseimbangan alam, terutama bagi kebutuhan pemenuhan permukaan air bawah tanah.

Hindari Membakar Sampah di Bak Sampah. Akan Menciptakan Petaka
Sangat dibutuhkan saling 'tepo seliro' (sadar diri dan saling menghargai) antar tetangga. Hindari membakar sampah di bak sampah, Anda pasti dapat merasakan perasaan apa yang terjadi ketika kondisi yang demikian berlangsung di antara tetangga.

Perbuatan yang sangat fatal adalah membakar sampah di bak sampah, karena akibatnya mengundang bencana berencana khusus bagi kesehatan yang diakibatkan. Apalagi jika hal yang demikian berlangsung secara terus menerus, simultan artinya menambah nilai dosa bagi pembakar sampah karena sudah menyebabkan orang lain menjadi keracunan berkala lalu racun-racun tersebut menumpuk pada tubuh manusia yang menghirup asap.

Akibat asap pembakaran sampah di bak sampah tersebut, akan masuk ke rumah beberapa tetangga dengan meninggalkan berbagai akibat antara lain sesak napas, apalagi jika tetangga memiliki riwayat asma, adanya bayi, balita, orang tua. Lengkap sudah penderitaan mereka karena membakar sampah.

Akibat yang lebih luas lagi bagi penderitaan bumi dari akibat membakar sampah adalah lapisan ozon menjadi berlubang sehingga panas matahari tidak lagi terserap, makanya mengapa bumi sekarang ini semakin panas? Penyebabnya antara lain termasuk pembakaran sampah di samping masih banyak lagi pencetusnya seperti rumah kaca dengan biasan panas matahari yang mengandung UV, kebakaran hutan, membakar ban ketika berdemo dan lainnya.

Salam merevolusi mental diri sendiri.

-Ngesti Setyo Moerni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun