Dengan memilah jenis sampah dari pangkalnya atau pusatnya yaitu dari rumah masing-masing, kemudian kita dapat langsung mengolah untuk dijadikan kompos, bisa dengan cara metode Keranjang Takakura (berupa sampah organik sisa sayuran kulit buah sisa makanan dari meja makan dari dapur), bisa juga dengan cara komposter (untuk sampah organik sayuran dan dedaunan dari halaman rumah).
Sedangkan sampah organik hewani (seperti kepala udang, ikan, daging tetelan, bangkai tikus, ular dan lainnya) dengan cara dimasukkan ke dalam lubang resapan biopori.
Lebih sempurna lagi apabila disetiap rumah dianjurkan untuk memiliki lubang resapan biopori minimal 50 lubang resapan biopori, akan merasakan sangat banyak faedahnya bagi manusia dan keseimbangan alam, terutama bagi kebutuhan pemenuhan permukaan air bawah tanah.
Hindari Membakar Sampah di Bak Sampah. Akan Menciptakan Petaka
Sangat dibutuhkan saling 'tepo seliro' (sadar diri dan saling menghargai) antar tetangga. Hindari membakar sampah di bak sampah, Anda pasti dapat merasakan perasaan apa yang terjadi ketika kondisi yang demikian berlangsung di antara tetangga.
Perbuatan yang sangat fatal adalah membakar sampah di bak sampah, karena akibatnya mengundang bencana berencana khusus bagi kesehatan yang diakibatkan. Apalagi jika hal yang demikian berlangsung secara terus menerus, simultan artinya menambah nilai dosa bagi pembakar sampah karena sudah menyebabkan orang lain menjadi keracunan berkala lalu racun-racun tersebut menumpuk pada tubuh manusia yang menghirup asap.
Akibat asap pembakaran sampah di bak sampah tersebut, akan masuk ke rumah beberapa tetangga dengan meninggalkan berbagai akibat antara lain sesak napas, apalagi jika tetangga memiliki riwayat asma, adanya bayi, balita, orang tua. Lengkap sudah penderitaan mereka karena membakar sampah.
Akibat yang lebih luas lagi bagi penderitaan bumi dari akibat membakar sampah adalah lapisan ozon menjadi berlubang sehingga panas matahari tidak lagi terserap, makanya mengapa bumi sekarang ini semakin panas? Penyebabnya antara lain termasuk pembakaran sampah di samping masih banyak lagi pencetusnya seperti rumah kaca dengan biasan panas matahari yang mengandung UV, kebakaran hutan, membakar ban ketika berdemo dan lainnya.
Salam merevolusi mental diri sendiri.
-Ngesti Setyo Moerni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H