Mohon tunggu...
Ngesti Setyo Moerni
Ngesti Setyo Moerni Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Berusaha mengurangi yang berakibat rusaknya lingkungan, dimulai dari diriku sendiri dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kenangan Lawas, Ketika Tugas Melayani Penerbangan Presiden RI

23 Januari 2016   01:17 Diperbarui: 23 Januari 2016   15:09 2789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat serving, Presiden disuguhkan hidangan bawaan dari Rumah Istana, hidangan khusus yang tidak mewah sama sekali yaitu, makanan rebus-rebusan hasil bumi seperti jagung rebus, pisang rebus, singkong rebus, Ubi. Tetapi rasanya enak sekali karena mutu hasil kebun nomer satu, ditanam khusus bukan dari pasar.

Sepertinya semua hasil dari bibit unggul dan sudah mencapai ketuaan sempurna jadi enak di konsumsi. Baru merasakan hal itu, pisang kepok kuning rebus mengkel manis gurih, singkong rebus yang empuk masir dan lain sebagainya. Sedangkan aku juga bertugas dititipi sebuah thermos berisi rangakian melati untuk penghias sanggul Ibu Negara yang harus diletakkan di sebuah tempat, ketika ajudan dan sekretaris Ibu Negara akan membutuhkan langsung dapat diberikan dengan cepat, tidak lagi mencari-cari.

Ternyata Presiden RI dimasa itu juga menjalani tirakat alias mengurangi kenikmatan makanan, sepertinya dengan laku ngrowot alias makan makanan murni hasil bumi protein nabati, yang tidak menimbulkan efek kelebihan hormon atau nutrisi, makanan sehat.

Masih Sempat Bersantai di Udara

Entah kebetulan atau memang ya demikianlah pekerjaan ini sangat nyaman, tidak ada tekanan dari pihak Kepresidenan, semua berjalan sesuai prosedur dan wajar-wajar saja, bebas dalam kesantunan berbicara dengan siapa saja, malah terkadang kami diajak berbincang dengan Ibu Negara dan Presiden terasa nyaman tidak harus rendah diri. Senangnya bisa mengamati wajah para pemangku Negeri ini dengan jelas hanya berjarak puluhan centimeter.

Di waktu perjalanan panjang diudara biasanya Presiden mengadakan jumpa Pers, kami para crew bisa bersantai dan bertukar pikiran dengan para wartawan, Ajudan Presiden dan rombongan lainnya dengan mendengarkan cerita dan lelucon segar ala Istana, minimal menambah ilmu bagi aku yang bocah daerah ini.

Ada Kenangan yang Sangat Menggetarkan Kalbu

Pada saat mendekati daerah Madiun dengan lapangan terbang khusus AURI Maospati, tiba-tiba ada announcement dari Captain ditujukan kepada Bapak Presiden bahwa pesawat ini dikawal oleh pesawat tempur dari Squadron Maospati, Bapak Presiden dan Rombongan tersenyum dan mengacungkan jempol sambil melihat arah jendela kiri kanan melalui kaca, pada saat itu aku dan para crew sedang bekerja mempersiapkan sajian, aku pun penasaran ingin tau ikut melihat kearah jendela, Wow... ternyata pesawat yang dinaiki Presiden ini dikawal dua pesawat Jet tempur dikiri dan kanan, dengan jarak dekat dan kecepatan yang stabil tepat di arah sedikit belakang sayap pesawat.

Begitu ikut merasakan kebanggaan tersendiri, meski aku bukan siapa-siapa, tetapi aku sangat merasakan keharuan yang amat sangat. Wah bocah ndeso yang termasuk didalamnya dikawal oleh pesawat tempur, malah rasanya hati terasa bergetar saking bangganya. Ternyata seru sekali. Beberapa menit kemudian pesawat Jet tempur tersebut berbelok menikung Wuih gagah sekali gerakan pesawatnya.

Bukan Hanya Spesial Melayani Penerbangan VIP Tetapi Semua Terlayani

Masih banyak sekali cerita menarik dan suka duka ketika menjalani tugas terbang Charteran, tidak hanya senangnya saja namun kami juga ditugas terbangkan melayani para Transmigran. Pada waktu itu Pemerintah sangat getol mengerjakan Program transmigrasi, memindahkan penduduk dari tempat yang padat ke Pulau yang masih kosong, terutama dari Pulau Jawa ke Sumatra, Kalimantan serta pulau lain yang membuka lahan untuk para transmigran. Pesawat yang digunakan adalah Transal dan Hercules.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun