Mohon tunggu...
Kinantika Nur Dewanti
Kinantika Nur Dewanti Mohon Tunggu... -

Menjadi ruang yang saya harap dapat menginspirasi dan bermanfaat untuk teman-teman semua.Aamiin :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Jawaban

23 Juli 2016   11:56 Diperbarui: 23 Juli 2016   21:50 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Anak-anak kecil berwajah polos itu sedang asyik bermain

Bertepuk tangan, melompat, menari dan tertawa

Lepas

Terpampang nyata dari raut wajah mereka

Hingga bapak penjual eskrim yang bertopi khas itu

Datang dengan sepedanya dan diiringi bunyi-bunyian yang tak asing lagi

Sontak gerombolan anak kecil itu, kehilangan konsentrasi bermain

Walaupun tak semua ingin membeli, namun ada dua anak yang langsung lari terbirit-birit

Anak-anak dengan badan yang mungil

Yang panjang tangannya belum mampu mengambil eskrim itu sendiri

Sang ibu yang kala itu menemani anak-anak nya bermain 

Masih tetap duduk manis di pojok taman itu

Menunggu pertanyaan sang buah hati

Bolehkah ku membeli eskrimnya, bu ?

Anak berbaju biru itu nampaknya memasang jurus terbaiknya, sang ibu mengangguk

Hingga akhirnya dengan cepat ia merobek dan menjilat eskrim vanilanya

Tapi, tunggu....

Bagaimana dengan anak berbaju pink itu ?

Nampaknya sang ibu tak membolehkannya membeli eskrim

Dan dengan lembut dituntulah ia 

Sang ibu nampak mengeluarkan sebotol susu coklat hangat

Wajah sang anak yang cemberut perlahan menampakkan senyumannya

Begitulah 

Layaknya harapan dalam kehidupan

Tatkala menginginkan sesuatu

Terdapat dua jawaban yang sebenarnya memberi makna

Ketika kau ingin dan dibolehkan-Nya

Maka kau boleh miliki apa yang kau mau

Dan ketika kau  ingin dan tak dibolehkan-Nya

Maka kau tak boleh dan miliki apa yang kau mau

Namun tunggu....

Kau kan dituntun dengan lembut oleh-Nya

Menuju kejutan tak terduga yang sudah disiapkan

Yang sebenarnya itulah jawaban terbaik untuk kita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun