Manusia sampah, berkalimat dan berkata tidak sesuai lakunyata
Masuk sebuah komunitas komersial, berkata dan berkalimat "Jangan Intolerasni",
Dia-kalian sendiri paling Intoleransi
Jangan Diskriminatif, dia sendiri paling Diskriminatif,
Kalian memang sampah yang paling busuk,
Berkalimat dan berkata jangan anti Pancasila, kelompok dan dirinya paling anti Pancasila,
Ketuhanan Yang Naha Esa, mau kalian ubah menjadi manusia yang dituhankan,
Benda yang dituhankan, uang yang dituhankan, berhala yang dituhankan,
Hai manusia sampah, kalian masuk didalam mesin penghancur, perusak NKRI
Mau kalian jadikan apa NKRI ini ? Hai kalian liliput bermental sampah,
Hai manusia sampah, kalian ada didalam mesin ekonomi NKRI, kalian hanya sebagai kotoran bodoh Kapitalisme,
Ya... kotoran tolol Kapitalisme hanya sebagai alat pihak lain dan asing yang mengendalikan kalian
Hai manusia sampah, kalian hanya sebagai alat alat bau tidak ada artinya yang mempercepat pembusukan NKRI,
Sadarkah kalian hanya sebagai onggokan sampah busuk yang memutih yang ada dipinggir jalan ?
Lalu kebusukan kalian dipakai untuk membaui hidung masyarakat NKRI agar terganggu konsentrasi persatuannya ?
Hai manusia sampah, kalian suka menutupi kebusukan yang amat busuk yang sudah kita ketahui rinci
Hai manusia sampah kalian sok bersih bebas korupsi kata kalian, tapi MANIPULASI KALIAN RIBUAN TRILIUN
Ya..... ribuan Triliun rupiah sehingga mengganggu stabilitas ekonomi NKRI,
Kami telah catat semua secara rinci aneka kebusukan kalian,
Hai manusia sampah nan busuk, kalian merasa paling Pancasilais, paling Nasionalisme Indonesia,
Paling berdedikasi, paling hebat menyumbang, paling tidak mengganggu, paling adil ?
Justru kalian paling tidak adil, paling tidak Pancasilais, paling Intoleransi, paling langgar Bhinneka Tunggal Ika,
Kalian paling banyak menyeludupkan NARKOBA, kalian paling banyak menyeludupkan barang gelap buatan asing ke NKRI,
Kalian memang manusia sampah yang sesungguhnya,
Ya... kalian sampah yang sampah, bagi kami kalian hanya parasit yang numpang hidup di NKRI tapi MENGGANGGU. (Kinan Lambong)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H