Pendahuluan
Intan atau berlian adalah mineral yang secara kimia merupakan bentuk Kristal atau alotrop dari karbon. Intan terkenal karena memiliki sifat-sifat fisika yang istimewa, terutama factor kekerasannya dan kemampuannya mendispersikan cahaya. Sifat-sifat ini yang membuat intan digunakan dalam perhiasan dan berbagai penerapan di dalam dunia industry.
Seperti yang diketahui harga intan dipasaran sangat mahal karena dalam proses pencarian sangat sulit dan barang tersebut bisa dibilang barang yang langka. Tidak seperti barang tambang yang lain misalnya emas yang bisa dibilang masih mudah ditemukan bila dibandingkan dengan intan. Juga tidak semua daerah di Indonesia dapat ditemukan sebagai tempat pertambangan intan yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat adalah Kalimantan Selatan. Proses pencarian dilakukan baik yang secara tradisional ataupun cara modern dengan menggunakan mesin-mesin yang canggih.
Analisis Dampak Penambangan Intan Terhadap Lingkungan
Aktivitas pertambangan mempunyai relevansi nyata terhadap kondisi perubahan lingkungan dan akan berdampak terhadap sumberdaya perairan maupun lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan/aktivitas panambangan tersebut. Pada umumnya, kegiatan pertambangan memunculkan dua sisi yang sangat berlawanan, yakni dapat bersifat menguntungkan ketika pertambangan menghasilkan income dan pertumbuhan ekonomi dan menjadi sangat merugikan ketika pertambangan membahayakan kesehatan, keselamatan dan memunculkan kerusakan pada lingkungan. Hal lain yang ditimbulkan dari adanya kegiatan pertambangan yaitu permasalahan lingkungan. Masalah lingkungan disebabkan karena ketidakmampuan mengembangkan sistem sosial, gaya hidup yang tidak mampu membuat hidup kita selaras dengan lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pertambangan memang menguntungkan dari aspek ekonomi yaitu sebagai mata pencaharian bagi penduduk yang tinggal di daerah sekitar tambang tersebut, namun konsekuensi dari adanya kegiatan tambang tak terelakkan adanya aktivitas pertambangan dapat merugikan baik dari segi kesehatan maupun permasalahan lingkungan. Masalah lingkungan adalah kondisi-kondisi dalam lingkungan biofisik yang menghalangi pemuasan atau pemenuhan kebutuhan manusia untuk kesehatan dan kebahagiaan.
Berdasarkan identifikasi dan pengalaman dampak lingkungan yang disebabkan oleh adanya aktivitas industri pertambangan antara lain: berubahnya morfologi alam, ekologi, hidrologi, pencemaran air, udara dan tanah. Perubahan morfologi atau bentang alam misalnya kegiatan eksploitasi yang dilakukan pada morfologi perbukitan, kemudian adanya aktivitas penggalian maka akan berubah menjadi dataran, kubangan atau kolam-kolam besar. Perubahan morfologi menjadi lubang besar dan dalam, tentu saja akan menyebabkan terjadinya perubahan sistem ekologi dan hidrologi di daerah tersebut. Pencemaran air, udara dan tanah dapat disebabkan oleh debu dari aktivitas penggalian, debu dari aktivitas penghancuran atau pengecilan ukuran bijih dan limbah logam berat dan bahan beracun lainnya dari buangan proses pengolahan dan pemurnian.Â
Potensi kerusakan lahan & rawan banjir di daerah sekitar tambang intan
A. Potensi kerusakan lahan
Eksploitasi Pertambangan menyebabkan kerusakan lahan dan kehilangan vegetasi serta merubah ekosistem sehingga keseimbangan alam menjadi terganggu. Masyarakat yang berada di sekitar kegiatan penambangan merasakan dampaknya. Identifikasi jenis kerusakan lingkungan dibagi menjadi tiga aspek yakni abiotik, biotik dan kultural dengan variabel atau parameter yang telah disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Aspek abiotik mewakili kondisi fisik, aspek biotik mewakili kondisi hewan dan tumbuhan dan aspek kultural merepresentasikan kondisi sosial ekonomi masyarakat.Â
Aktivitas penambangan intan yang dilakukan secara semi-mekanik menggunakan beberpa peralatan seperti mesin pompa. Penggunaan mesin pompa dalam tahapan semi-mekanik menjadi dominan digunakan dengan tujuan hasil intan yang didapat lebih banyak secara efektif dan efisien. Seiring berjalannya waktu, penggunaan dan pengembangan teknologi pada proses output penambangan berubah menjadi sebuah ketergantungan antara masyarakat terhadap sumber daya alam.Â
Penambangan intan yang bersifat semi mekanik menggunakan mesin pompa untuk menyedot dan menyemprot air agar proses membuat lubang galian dalam mencari intern menjadi lebih cepat, akan tetapi perubahan ini membawa kerusakan terhadap lingkungan. Seperti kegiatan tambang-tambang rakyat lainnya. Penggunaan mesin ketika menambang sangat tidak ramah lingkungan dan cepat merusak tanah, sehingga potensi kerusakan yang dihasilkan akan lebih besar dibandingkan dengan menambang tanpa menggunakan mesin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aktivitas pertambangan intan dengan menggunakan mesin berpotensi pada kerusakan lahan bekas tambang.
B. Potensi rawan banjir
Selain memberikan dapak negatif terhadap keruskan lahan, keberadaan tambang intan di Kampung Pumpung, Kecamatan Cempaka berpotensi menyebabkan terjadinya banjir. Meningkatnya permintaan intan menjadikan semakin banyaknya kegiatan penambangan, banyak lahan berubah menjadi tambang. Perubahan tutupan lahan tidak terbangun menjadi terbangun berefek kenaikan debit banjir. Pemakaian suatu lahan yang tidak cocok dengan kemampuan serta peruntukannya bisa menambah resiko banjir kegiatan pertambangan intan juga dapat mempengaruhi karakteristik hidrologi.Karakteristik hidrologi yang terganggu dapat memicu kerawanan bencana alam yang berdampak pada lingkungan sekitarnya. Dampak lain dari Kegiatan penambangan intan mengakibatkan adanya sedimentasi di sekitaran sungai akibat material yang dibuang oleh mesin sedot ke sungai yang memicu terjadinya sedimentasi.Â
Peningkatan Potensi banjir yang terjadi di daerah kawasan tambang intan akan meningkat ketika memasuki musim penghujan. Daerah galian sekitar tambang akan berubah menjadi danau yang tergenang oleh air hujan. Menurut (Nasution dkk., 2021) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa ketika memasuki musim hujan, lubang galian ini akan berubah drastis seperti danau yang dipenuhi oleh air sampai permukaan atas lubang galian. Kedalaman lubang galian yang mencapai 20 meter memperlihatkan kondisi perubahan yang sangat drastis pada lubang galian ketika musim kemarau dan musim hujan.
Kualitas air limbah cair bekas galian tambang intan berpengaruh terhadap tahan tahan beberapa jenis ikan budidaya. Ikan yang paling banyak mengalami kematian secara berturut-turut adalah ikan Nila (Oreochromis Niloticus) dan diikuti dengan kematian Ikan Mas (Cyprinus carpio). Lingkungan habitat ikan yang sudah tercemar atau mengalami perubahan pada kualitas air baik secara ringan ataupun berat maka dapat mempengaruhi kehidupan organisme air hingga mengalami kematian.Â
Mortalitas ikan uji yang banyak mengalami kematian di akibatkan oleh limbah cair bekas galian tambang intan yang sudah tercemar dan banyak mengandung zat berbahaya seperti besi (Fe), merkuri (Hg), asam florida (Hcn) dan masih banyak kandungan yang berbahaya lainnya bagi daya tahan hidup ikan. Hal inilah yang menyebabkan tingkat mortalitas ikan menjadi tinggi dan daya tahan tubuh ikan menjadi rendah, selain parameter fisika dan kimia yang tidak mencakup standar baku mutu yang diperolehkan, kandungan logam beratnya yang bersifat toksik lah yang menjadi penyebab utama kematian ikan.Â
Kesimpulan
Kota Banjarbaru merupakan salah satu wilayah di Kalimantan Selatan yang dikenal masyarakat luas sebagai daerah penghasil intan. Banyak wilayah di Kotabaru yang dijadikan sebagai lokasi penambangan intan. Penambangan yang populer di Kalimantan Selatan khususnya di Banjarbaru yaitu tambang intan di Cempaka. Penambangan intan yang ada di Kotabaru terletak di Kecamatan Cempaka.Â
Penambangan intan di Kecamatan Cempaka telah menjadi komoditas utama untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar tambang dan memang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai mata pencaharian utama, Adanya kegiatan pertambangan memang menguntungkan dari aspek ekonomi yaitu sebagai mata pencaharian bagi penduduk yang tinggal di daerah sekitar tambang tersebut, namun konsekuensi dari adanya kegiatan tambang tak ter-elakkan, adanya aktivitas pertambangan dapat merugikan baik dari segi kesehatan maupun permasalahan lingkungan. Disamping dari sisi positif adanya aktivitas tambang menguntungkan dalam sektor perekonomian, namun disisi lain kegiatan penambangan intan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Jenis kerusakan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas penambangan intan seperti kerusakan tanah berupa bekas lubang galian, lahan terbuka dan kualitas air limbah cair bekas galian tambang intan yang mengakibatkan kematian beberapa jenis ikan budidaya, serta potensi banjir di daerah sekitar tambang intan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H