Mohon tunggu...
Kinanda Ageng Ramadhana
Kinanda Ageng Ramadhana Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa Ekonomi Pembangunan (FEB) Universitas Lambung Mangkurat

Artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Potensi dan Dampak terhadap Penambangan Intan Kalimantan Selatan

24 Juni 2024   19:57 Diperbarui: 26 Juni 2024   16:58 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Intan atau berlian adalah mineral yang secara kimia merupakan bentuk Kristal atau alotrop dari karbon. Intan terkenal karena memiliki sifat-sifat fisika yang istimewa, terutama factor kekerasannya dan kemampuannya mendispersikan cahaya. Sifat-sifat ini yang membuat intan digunakan dalam perhiasan dan berbagai penerapan di dalam dunia industry.

Seperti yang diketahui harga intan dipasaran sangat mahal karena dalam proses pencarian sangat sulit dan barang tersebut bisa dibilang barang yang langka. Tidak seperti barang tambang yang lain misalnya emas yang bisa dibilang masih mudah ditemukan bila dibandingkan dengan intan. Juga tidak semua daerah di Indonesia dapat ditemukan sebagai tempat pertambangan intan yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat adalah Kalimantan Selatan. Proses pencarian dilakukan baik yang secara tradisional ataupun cara modern dengan menggunakan mesin-mesin yang canggih.

Analisis Dampak Penambangan Intan Terhadap Lingkungan

Aktivitas pertambangan mempunyai relevansi nyata terhadap kondisi perubahan lingkungan dan akan berdampak terhadap sumberdaya perairan maupun lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan/aktivitas panambangan tersebut. Pada umumnya, kegiatan pertambangan memunculkan dua sisi yang sangat berlawanan, yakni dapat bersifat menguntungkan ketika pertambangan menghasilkan income dan pertumbuhan ekonomi dan menjadi sangat merugikan ketika pertambangan membahayakan kesehatan, keselamatan dan memunculkan kerusakan pada lingkungan. Hal lain yang ditimbulkan dari adanya kegiatan pertambangan yaitu permasalahan lingkungan. Masalah lingkungan disebabkan karena ketidakmampuan mengembangkan sistem sosial, gaya hidup yang tidak mampu membuat hidup kita selaras dengan lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pertambangan memang menguntungkan dari aspek ekonomi yaitu sebagai mata pencaharian bagi penduduk yang tinggal di daerah sekitar tambang tersebut, namun konsekuensi dari adanya kegiatan tambang tak terelakkan adanya aktivitas pertambangan dapat merugikan baik dari segi kesehatan maupun permasalahan lingkungan. Masalah lingkungan adalah kondisi-kondisi dalam lingkungan biofisik yang menghalangi pemuasan atau pemenuhan kebutuhan manusia untuk kesehatan dan kebahagiaan.

Berdasarkan identifikasi dan pengalaman dampak lingkungan yang disebabkan oleh adanya aktivitas industri pertambangan antara lain: berubahnya morfologi alam, ekologi, hidrologi, pencemaran air, udara dan tanah. Perubahan morfologi atau bentang alam misalnya kegiatan eksploitasi yang dilakukan pada morfologi perbukitan, kemudian adanya aktivitas penggalian maka akan berubah menjadi dataran, kubangan atau kolam-kolam besar. Perubahan morfologi menjadi lubang besar dan dalam, tentu saja akan menyebabkan terjadinya perubahan sistem ekologi dan hidrologi di daerah tersebut. Pencemaran air, udara dan tanah dapat disebabkan oleh debu dari aktivitas penggalian, debu dari aktivitas penghancuran atau pengecilan ukuran bijih dan limbah logam berat dan bahan beracun lainnya dari buangan proses pengolahan dan pemurnian. 

Potensi kerusakan lahan & rawan banjir di daerah sekitar tambang intan

A. Potensi kerusakan lahan

Eksploitasi Pertambangan menyebabkan kerusakan lahan dan kehilangan vegetasi serta merubah ekosistem sehingga keseimbangan alam menjadi terganggu. Masyarakat yang berada di sekitar kegiatan penambangan merasakan dampaknya. Identifikasi jenis kerusakan lingkungan dibagi menjadi tiga aspek yakni abiotik, biotik dan kultural dengan variabel atau parameter yang telah disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Aspek abiotik mewakili kondisi fisik, aspek biotik mewakili kondisi hewan dan tumbuhan dan aspek kultural merepresentasikan kondisi sosial ekonomi masyarakat. 

Aktivitas penambangan intan yang dilakukan secara semi-mekanik menggunakan beberpa peralatan seperti mesin pompa. Penggunaan mesin pompa dalam tahapan semi-mekanik menjadi dominan digunakan dengan tujuan hasil intan yang didapat lebih banyak secara efektif dan efisien. Seiring berjalannya waktu, penggunaan dan pengembangan teknologi pada proses output penambangan berubah menjadi sebuah ketergantungan antara masyarakat terhadap sumber daya alam. 

Penambangan intan yang bersifat semi mekanik menggunakan mesin pompa untuk menyedot dan menyemprot air agar proses membuat lubang galian dalam mencari intern menjadi lebih cepat, akan tetapi perubahan ini membawa kerusakan terhadap lingkungan. Seperti kegiatan tambang-tambang rakyat lainnya. Penggunaan mesin ketika menambang sangat tidak ramah lingkungan dan cepat merusak tanah, sehingga potensi kerusakan yang dihasilkan akan lebih besar dibandingkan dengan menambang tanpa menggunakan mesin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aktivitas pertambangan intan dengan menggunakan mesin berpotensi pada kerusakan lahan bekas tambang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun