Mohon tunggu...
Kim Maya Rose
Kim Maya Rose Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Maya Rose, penulis aktif novel dan cerpen di berbagai platform menulis, selain itu hobby menggambar dan melukis. Suka membaca dalam kesendirian. Di luar kegiatan sebagai penulis., bekerja sebagai guru seni menggambar untuk anak-anak.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ikan Bandeng Bercerita

29 Januari 2025   10:17 Diperbarui: 29 Januari 2025   10:17 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita itu, kata ayah, bukan sekadar soal makanan. Itu tentang bagaimana kakek , yang hanyalah pendatang di negeri ini di dampingi nenekku, belajar bertahan dan beradaptasi. "Kita ini seperti bandeng," kata ayah. "Melawan arus, tapi selalu menemukan jalan untuk bertahan."

Aku tak pernah lupa cerita itu. Namun, apa yang benar-benar membuatku paham maknanya adalah kejadian yang terjadi beberapa tahun lalu, saat aku masih SMP

Waktu itu, ayah mendapat tawaran besar dari seorang pengusaha Jakarta. Mereka ingin membeli hak merek toko kami. Jumlah uang yang mereka tawarkan sangat besar, cukup untuk membuat keluarga kami hidup nyaman tanpa harus bekerja lagi. Aku ingat Mama sangat antusias dengan tawaran itu.

"Tapi kenapa tidak diambil saja, Yah?" tanyaku.

Ayah hanya menggeleng. "Bandeng Presto Tjandra bukan sekadar bisnis, Nduk, Ini warisan keluarga kita. Filosofi yang harus kita jaga."

Aku tidak sepenuhnya mengerti, tapi ayah menolak tawaran itu. Dan ternyata, keputusan itu membawa masalah. Pengusaha tersebut, merasa tersinggung, mulai membuka toko bandeng presto di Jakarta dengan resep yang mirip. Bahkan, mereka mengiklankannya besar-besaran, mengklaim bahwa merek mereka adalah yang asli.

Aku ingat bagaimana Mama menangis malam itu. Omset toko kami menurun drastis karena orang-orang percaya bahwa toko baru itulah yang asli. Tapi ayah tidak pernah menyerah.

"Gonggongmu tidak menyerah, dan aku juga tidak akan menyerah," paparnya tegas.

Malam itu, untuk pertama kalinya, aku melihat ayah membuat keputusan yang sulit. Ia mengundang semua pegawainya untuk makan malam di rumah. Dengan nada yang teguh, ia menympaikan bahwa ia akan membawa Bandeng Presto Tjandra kembali berjaya, meskipun harus mulai dari awal lagi.

"Kita seperti bandeng," katanya di depan semua orang. "Kita berenang melawan arus, tapi kita akan sampai ke tempat yang kita tuju."

Aku tidak tahu dari mana ayah mendapatkan kekuatan sebesar itu. Tapi ternyata, ia benar. Perlahan, pelanggan lama mulai kembali. Mereka tahu rasa bandeng presto ayahlah yang paling asli, yang paling otentik. Mereka tahu kerja keras yang ada di balik setiap potong bandeng yang kami jual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun