“hanya permainan, jadi jangan pernah mengingat dave lagi... kamu adalah wanita baik dan maafkan aku atas semua ini karna aku tak bermaksud sejauh ini karna sebenarnya dave itu tidak ada. Aku hanya mengambil foto seorang dokter untuk kujadikan lelucon dan memberi harapan pada perempuan-perempuan cantik” tuturnya. Aku bisa mengerti maksudnya namun aku masih belum bisa menerima apa yang sudah terjadi itu
“pria tampan, calon dokter, dan... dan semua itu hanya omong kosong?” tanyaku masih dengan nada yang tak percaya. Wanita itu hanya mengangguk dan segera pamit pergi karna ia harus kembali lagi ke jogja karna besok ada jam kuliah
Bodoh...
Mungkin itulah gambaran diriku saat itu karna bisa-bisa nya aku percaya pada sesuatu yang palsu.
Aku menatap bayangan wajahku di kaca toilet, wajah yang pucat hanya dipoles dengan lipgloss dan bedak seadanya. Wanita berpenampilan biasa sepertiku mana mungkin pria seperti dave yang aku bayangkan akan melirik bahkan sekedar bertatap saja pasti ia takkan sudi. Aku membuka handphoneku dan segera memblokir akun dave palsu itu. Aku menyukainya... aku menyukainya seperti orang bodoh... airmata yang bercucuran deras dari pelupuk matakupun tak mampu menghapus rasa sesak di dadaku, sangat sesak bahkan sulit untukku mencari celah untuk bernafas
Mahasiswi fakultas ilmu sosial yang bahkan tak bisa berfikir dengan logis... aku memang bodoh.
Keluar dari mall tersebut aku segera menyetop taksi menuju ke rumah sakit untuk menjalani pengobatanku yang tertunda karna pertemuan konyol beberapa waktu lalu. Di dalam taksi aku merasakan diriku sudah sangat lemah, aku merogoh tas kecilku mencari keberadaan obat-obatanku karna seharian ini aku belum minum obata sama sekali, aku tak menemukan keberadaan obatku, kepalaku semakin berat dan mataku begitu berat untuk terbuka.............
-----------
Gadis bernama lengkap arisha putri itu terbaring di ranjang rumah sakit, dengan semua peralatan rumah sakit yang menempel di tubuhnya. Risha membuka matanya perlahan, ia memerjap-merjapkan matanya beberapa kali untuk memperjelas penglihatannya, tidak ada keluarga ataupun teman nya yang ada di ruangan itu karna mama dan adiknya yang menjaganya sedang pergi untuk makan malam... hanya ada seorang dokter magang yang sedang mendata kondisi risha
“dd..daavee” ujar risha yang tidak begitu jelas karna masker oksigen yang ia kenakan, dokter magang tersebut sadar pasien yang sedang ia cek siumanpun langsung memanggil beberapa perawat untuk membantunya. Risha tiba-tiba mencopot masker oksigennya dan terus-terusan menyerukan nama ‘dave’ dokter magang tersebut mencoba memahami apa yang dikatakan oleh risha dengan mendekatkan telinganya ke wajah risha namun seketika risha menangis yang membuat dokter magang dan perawat yang ada di ruangan itu bingung
~Benarkah itu kamu dave? Baiklah aku sudah bahagia sekarang. Meskipun kamu bukanlah kamu yang pernah bicara denganku namun aku senang bahwa kamu nyata bukan hanya sekedar wanita yang sudah mengaku sebagai kamu, terima kasih sudah bersedia melihatku meskipun ini untuk yang pertama dan terakhir kalinya~