Mohon tunggu...
Kuntum Khaira Ummah (19170038)
Kuntum Khaira Ummah (19170038) Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Pribadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya seseorang yang ingin belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ayo Mengenal Teori Pengajaran Inkuiri

16 April 2020   02:34 Diperbarui: 16 April 2020   02:38 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keterampilan berfikir kritis adalah adanya suatu keterampilan penting yang sangat dibutuhkan oleh pembelajar masa depan merupakan suatu peran penting oleh dan dari guru dalam proses belajar mengajar dan tuntutan zaman yang juga mendorong program pendidikan bagi calon guru untuk memastikan bahwa jika seorang calon guru dapat melatih keterampilan berfikir secara kritis kepada peserta didik atau siswanya nanti. 

Model pembelajaran yang diimplementasikan telah terbukti bisa menambah atau meningkatkan keterampilan dalam berfikir secara krisis dan juga dapat menurunkan jumlah mahasiswa calon guru yang sebelumnya telah dikategorikan kurang krisis. Secara keseluruhan, peningkatan atau pengembangan keterampilan berfikir krisis setelah implementasi model pembelajaran Aktif Berbasis Inkuiri atau biasa disebut dengan singkatannya yaitu  ABI dikategorikan sedang. Dapat disimpulkan bahwa sampai taraf tertentu, model pembelajaran aktif berbasis inkuiri yang telah dikembangkan dapat meningkatkan keterampilan berfikir krisis pada mahasiswa.

Peran penting oleh seorang guru dalam proses belajar dan mengajar yang juga merupakan tuntutan pada abad 21 telah mendorong program pendidikan calon guru untuk memastikan jika, bahwa seorang calon guru akan dapat melatihkan keterampilan berpikir kritis kepada para siswanya kelak karena keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan yang penting dan juga keterampilan yang sangat dibutuhkan oleh pembelajar masa depan.

Model pembelajaran yang diimplementasikan terbukti dapat atau bias meningkatkan atau mengembangkan keterampilan dalam berpikir secara kritis dan juga dapat menurunkan jumlah mahasiswa calon guru yang sebelumnya dikategorikan kurang kritis. Secara keseluruhan, peningkatan keterampilan berpikir kritis setelah implementasi model pembelajaran aktif berbasis inkuiri in dikategorikan sedang. Dari sini telah dapat ditarik kesimpulan bahwa sampai pada taraf tertentu, model pembelajaran aktif berbasis inkuiri yang dikembangkan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa calon guru.

Metode Pembelajaran inkuiri juga merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pendekatan konstruktifistik yang sudah mempunyai  sejarah panjang dalam inovasi atau pembaruan dalam dunia pendidikan. Dalam pembelajaran yang menggunakan metode pengajaran aktif berbasis inkuiri ini, siswa didorong untuk belajar yang mana sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri yaitu oleh siswa dengan konsep konsep dan juga prinsip prinsip, dan guru mendorong siswa agar mempunyai suatu pengalaman dan dapat melakukan percobaan yang memungkinkan mereka sehingga dapat menemukan prinsip prinsip untuk diri mereka sendiri. 

Piaget memberikan definisi pendekatan Inkui ini sebagai pendidikan yang mempersiapkan situasi pada siswa untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertayaan-pertayaan yang ada pada mereka dan akan mencari sendiri jawaban atas pertayaan yang mereka ajukan sendiri. Metode inkuiri yang didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan dengan penuh percaya diri. Kepraktisan dalam metode aktif berbasis inkuiri ini dapat ditunjukkan oleh tingkat keterlaksanaan tingkat pembelajaran yang termual dalam rancangan pembelajaan dan maupun dalam scenario pembelajaran.

Permasalahan umum yang sering terjadi atau yang sering dialami yaitu pembelajaran yang selama ini kebanyakan menyajikan pengetahuan jadi, yang mana akan membahas terlalu banyak fakta fakta dan juga hokum hokum yang berkaitan dengan pengetahuan mengenai materi yang akan disampaikan. 

seperti pada suatu materi atau pokok pembahasan mempelajari dan menghafal suatu hal menurut pendapat beberapa para ahli, apa hukumnya, apa bunyi hokum atau pendapatnya, dan sangat kurang dengam penerapan metode inkuiri ini karena metode ini yang efektif untuk dapat menemukan konsep ataupun hokum dalam suatu pokok pembahasan. 

Peserta didik belajar mengenai konsep dengan cara membaca buku atau mendengarkan penjelasan dari gurunya. Akibatnya, kepercayaan dari peserta didik atau siswa dibentuk melalui pemberitahuan dari orang lain, bukan melalui dari pengamatan atau pemodelan yang ia lakukan sendiri.

Peserta didik harus sudah terbiasa mengidentifikasi asumsi, dengan cara berpikir secara logis dan juga kritis, serta mempertimbangkan berbagai cara penjelasan yang tebilang alternative. Metode pengajaran inkuiri ini merupakan model yang kuat untuk menggunakan prinsip belajar konstruktivis, yang akan menjelaskan jika pengetahuan dikonstruksi sendiri oleh peserta didik. Melalui proses penyelidikan pada akhirnya peserta didik bias menemukan pengetahuan yang telah mereka pelajari.

Titik berat pada permasalahan di dunia Pendidikan yang dapat menyebabkan lemahnya kualitas pembelajaran, yaitu bermula atau berakar dari lemahnya proses belajar mengajar atau pembelajaran yang tidak dapat mendorong peserta didik atau siswa untuk dapat berpikir secara kritis. 

Berpikir secara kritis sudah popular atau telah menjadi tren dan juga pusat perhatian yang utama dalam pembelajaran dan bahkan dLm otoritas kurikulum pada beberapa negara maju sudah mencantumkan keterampilan berpikir kritis dalam kurikulumnya sebagai tujuan dari pembelajaran. 

Di Indonesia, pada Kurikulum 2013 telah mencantumkan tujuan dari pembelajaran yang merupakan salah satunya mengarahkan peserta didik untuk dapat berpikir secara kritis. Berpikir kritis merupakan jenis berpikir yang akan melibatkan peserta didik secara aktif dalam memecahkan suatu masalah yang mereka jumpai, dalam merumuskan suatu kesimpulan, dalam memprediksi sesuatu, dan juga dalam membuat sebuah keputusan.

Berpikir kritis sudah menjadi suatu bagian yang sangat penting sebagai salah satu tujuan dari pembelajaran dalam Kurikulum 2013 di Indonesia, sehingga mahasiswa yang sebagai seorang calon guru memiliki fungsi yang strategis dimana setelah mereka menjadi guru mereka harus mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis pada siswanya. 

Namun, ada hal yang menjadi kenyataan berdasarkan beberapa kajian yang sudah dilakukan tentang berpikir kritis menemukan bahwa kebanyakan dari mahasiswa pada perguruan tinggi kurang memahami bagaimana konsep dari berpikir kritis ini, walaupun secara tidak sadar mereka sebenarnya sudah berpikir secara kritis dalam beberapa hal saat proses belajar mengajar dilaksanakan. 

Dilain sisi juga terjadinya kendala yaitu dari dosen, adanya dosen yang juga kurang memahami bagaimana cara mengajarkan keterampilan dalam berpikir kritis dalam desain modul pembelajaran. (Saiful Prayogi: 21-22)

Kebanyakan dari guru dan juga dosen, mereka percaya jika dengan mengembangkan pemikiran secara kritis pada peserta didik adalah hal Utama yang sangat penting namun jika demikian sangat sedikit yang mempunyai ide bagaimana cara mengajarkannya, padahal mengajarkan pengajaran dengan berpikir kritis sangatlah penting.

Oleh karena hal tersebutlah, mengapa metode pengajaran aktif berbasis inkuiri atau ABI sangatlah penting. Karena dari metode ini para peserta didik di tuntut untuk berpikir secara kritis dan dapat mengembangkan kekreatifitasan dari dalam diri mereka masing-masing.

Tidak hanya bagi peserta didik, tetapi para tenaga pengajar seperti guru maupun dosen juga harus memahami bagaimana metode inkuiri ini untuk dapat mengajarkan pada mereka dan juga untuk dapat memancing cara berpikir pada peserta didik mereka dapat berpikir secara kritis dan juga dapat memancing keluar kreatifitas dari peserta didik. Disini peserta didik dituntut untuk aktif dan mandiri, lebih banyak melibatkan dari pihak para peserta didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun