.....dan Dia menundukan malam dan siang, Matahari dan bulan untukmu.....
(An Nahl)
Indonesia jamrud khatulistiwa negeri kaya yang masyarakatnya diberikan keberkahan oleh Tuhan sang pencipta, baik itu berkah bumi  maupun dari langit. Dengan hamparan bumi yang terdiri dari gunung --gunung serta lautan menyodorkan pilihan pada warga bangsa untuk mengolah bumi menurut pilihan serta kemampuan yang dimiliki.Â
Hamparan bumi Indonesia dipayungi berkah langit yang menyediakan periode dua musim. Matahari dan air yang masing-masing menopang memaksimalkan proses ekosistem memberikan kekayaan bumi yang dari dulu menjadi bancakan dan incaran imperialis dan penjajah yang berkahnya menjadikan pundi-pundi negeri  asing menjadi gemuk bahkan sampai saat ini.
Salah satu bentuk keberkahan negeri Indonesia adalah pancaran sinar matahari khatulistiwa yang rata-rata pancaran suryanya bisa mencapai 12 jam setiap hari sepanjang tahun. Berbeda dengan negeri-negeri dibelahan bumi lain sinar mataharinya dipengaruhi oleh 4 musim, Indonesia bisa menikmati potensi optimal energy bersih terbarukan dari matahari. Potensi Jutaan kilowat energy bersih bisa dijaring melalui panel surya  dan dapat melengkapi kebutuhan energy bangsa. Kementrian ESDM bahkan mencatatkan potensi energy surya Indonesia sebesar 4.8 KWh per M atau setara  112.000 GWp (Giga Watt Peak)
Tehnologi panel surya di Indonesia bukan hal baru. Tercatat  tahun 1997 Badan pengkajian dan penerapan tehnologi (BPPT) memulai pemasangan 80 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk lampu penerangan rumah di Desa Sukatani Jawa Barat. Bagaimana perkembangannya sekarang?
Menyimak  dari berbagai komunitas penggiat panel surya, tehnologi PLTS telah berkembang sedemikian pesat dengan variasi fungsi dan juga beragam kualitas komponen.  Para penggiat panel surya banyak membuat terobosan dalam penggunaan Panel Surya dan berhasil menghidupkan pasar lokal komponen PLTS semisal papan PhotoVoltaic atau disingkat PV, kemudian Solar Charger Controler atau disingkat SCC juga Baterai Solar Surya atau Aki dan terakhir Inverter atau konversi arus DC menjadi AC setara listrik PLN.
Disisi lain, banyak masyarakat awam yang tertarik dengan PLTS namun mundur teratur saat mengetahui Komponen PLTS ditebus dengan merogoh kocek yang tidak sedikit. Rata-rata masyarakat yang antusias dengan PLTS akhirnya mundur teratur setelah menyadari biaya investasinya tidak sedikit.
Salah seorang pegiat komunitas Panel Surya yang tergabung dalam komunitas Pengguna PLTS sebut saja Yadi memberikan keterangan terkait  banyaknya masyarakat awam yang memiliki ekspektasi tinggi terhadap PLTS, namun tidak mengukur kebutuhan energy yang diperlukan dirumahnya.Â
Sehingga dihadapkan pada kenyataan bujet investasi awalnya yang selangit langsung kaget dan mundur teratur. Ini wajar dan sangat bisa difahami. Edukasi dan informasi yang tidak lengkap atau bahkan salah, bisa mengaburkan pemahaman tentang PLTS.
Hal lainnya Banyak juga orang ingin lari dari biaya Listrik PLN yang membengkak lalu membandingkan serta membayangkan Listrik PLTS yang gratis bisa mengcover daya listrik semua dirumah semisal pompa air, Kulkas, kipas Angin, televisi, dan AC. Saat dihadapkan pada biaya langsung berkomentar masih irit dan murah Listrik PLN. Inilah hal-hal yang perlu diluruskan terkait Listrik PLTS menggunakan Panel Surya.
Sangatlah wajar jika harapan masyarakat yang melambung terhadap PLTS berharap bahwa Listrik matahari ini bisa menggantikan listrik PLN dirumahnya. Layaknya Generator Listrik (Genset) bahan bakar Minyak, PLTS matahari juga memiliki kelasnya. Sebuah rumah jika ingin menggunakan Genset Minyak yang beroperasi 24 jam dan bisa mengcover kebutuhan daya listrik semisal AC, Kulkas, televisi, lampu-lampu, Waterheater, pemanas nasi, dan segala macam alat elektronik tentu diperlukan Genset yang mumpuni dan tangguh yang tentu harganya bisa mencapai puluhan juta bahkan ratusan juta, tergantung daya yang diperlukan.Â
Untuk mengcover daya 2,2 KvA saja jika ingin tercover Genset 24 jam perlu 2 (dua) unit Genset yang beroperasi bergantian dengan harga minimal 50 jutaan dan itupun sangat tidak praktis dan tidak efisien. Dan tentu lebih mahal di Ongkos bahan bakar ketimbang langsung menggunakan Listrik PLN. Itulah mengapa banyak Genset Minyak tidak dijadikan energy utama untuk mengcover listrik Rumah kecuali didaerah daerah yang terpencil.
Lalu bagaimana dengan PLTS? Dalam wawancara melalui telepon Seorang produsen panel listrik PLTS dari kota Bekasi memberikan keterangan terkait  kebutuhan PLTS mandiri dirumah. Untuk pemenuhan  4-5 KVA (penggunaan listrik setara 2200 Watt) PLTS bisa memenuhinya.Â
Dengan menggunakan Inverter setara 5000 watt (sudah pure sine Wave) dan panel Surya 24 lembar masing-masing 410 watt peak, kemudian Solar Charger Controler (SCC) sistem Rectifier yang support daya sampai dengan 6000 Watt serta power Bank menggunakan Baterai tipe Lifepo4 sistem 48 Volt sebanyak 12 unit setara 1300 ampere maka dipastikan kebutuhan listrik dirumah bisa dicover selama 24 jam. Istilahnya offgrid tanpa bantuan listrik PLN. Â
Betul-betul mandiri , merdeka dari tagihan PLN ujarnya. Murni memanfaatkan energy matahari. Adapun rincian investasinya adalah : Panel Surya 24 lembar seharga 54 juta. Inverter sistem Travo seharga  5,5 juta lalu Solar Charger Controler 8,5 juta kemudian baterai penyimpanan (Power bank) seharga  65 juta.Â
Total general biaya yang dibutuhkan adalah Rp.133 juta belum termasuk instalasi dan kabel jaringan. Perlu dicatat, jaringan yang ditawarkan ybs di klaim awet selama minimal  15 tahun melalui perlakuan dan perawatan yang wajar. Dan bisa lebih lama lagi bahkan jika instalasi menggunakan kabel jaringan yang direkomendasikan secara tehnis. Untuk SCC rectifier dan Inverter berani garansi diatas 20 tahun!
Penulis sendiri akhirnya mencoba membuktikan kehandalan PLTS ini. Melalui diskusi yang panjang, melibatkan informasi literature dari berbagai sumber dan komunitas PLTS diputuskan daya yang akan digunakan maksimal 200 watt/hour dengan penggunaan maksimal 10 jam sehingga minimal daya tersedia harus 2000 watt + 70% energy sebagai cadangan aman. Cadangan ini diperlukan karena power bank model Baterai VRLA tidak bisa dikuras 100% untuk digunakan energinya. Tentu akan merusak sel baterai.
Setelah melalui berbagai pertimbangan dimulailah pembelanjaan komponen PLTS antara lain Panel surya kapasitas 120 Watt Peak arus 19 Volt type Monocrystalin sebanyak 6 lembar mensupport tenaga 720 Watt peak voltase 114 volts seharga 3,4 juta.  Kemudian Solar Charger Controler tipe MPPT 30 Ampere sistem 24 Volt seharga 700 ribu. Inverter tipe Pure Sinus Wave buatan China daya 3000 watt sistem 24 Volts seharga  1,1 juta.Â
Terakhir Baterai VRLA 12 Volts 114 Ampere buatan USA sebanyak 4 unit seharga 4,4 juta. Aksesories, kabel dan pendukung lainnya sehingga total pembuatan PLTS Sederhana Rumah adalah 15 Juta. Setelah 3 bulan berjalan kami mengamati, mencermati dan menggunakan Jaringan PLTS yang dibuat ini terbukti telah mengcover daya dirumah antara lain power internet Wifi 24 jam.
Lampu taman dan halaman daya 24 watt selama 12 jam, exhaust fan untuk sirkulasi udara 10 jam. Dua titik Lampu utama Rumah total 40 watt selama 5 jam. Pemanas nasi 10 jam. Mesin cuci ukuran 8 kilo selama 2 jam pemakaian (saat siang hari). Kemudian untuk tagihan listrik, yang biasanya sebulan 800 ribuan, 3 bulan berturut turut menurun sampai pada angka 450 ribu. Â bisa disimpulkan bahwa untuk penggunaan PLTS ini cukup berhasil signifikan mengurangi beban biaya Token listrik jika tepat dalam pemanfaatannya dan juga pembuatan PLTS ini berhasil dalam menekan biaya investasi alat jika faham kebutuhan dayanya.
dengan terpaan isue kenaikan tarif listrik dan juga penarikan Subsidi pengguna jasa PLN kelas 900VA, pemanfaatan tehnologi panel Surya untuk PLTS sangat tepat guna. Rasa khawatir tagihan listrik membengkak sedikit terobati karena memiliki instalasi listrik Mandiri PLTS sederhana memanfaatkan panel Surya. Beberapa kesaksian pengguna PLTS rumah, khususnya didaerah-daerah yang jaringan listriknya sering dilakukan pemadaman, seringkali saat tetangga dalam gelap gulita, mereka para pengguna PLTS rumahnya terang benderang seolah memiliki Genset Minyak.
Dalam mengejar target net zero emission 2060, Â Indonesia berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca pada tahun 2030. Dan para pegiat panel surya adalah pioneer dalam penggunaan energy baru dan terbarukan (EBT). Dengan memanfaatkan PLTS rumah, para panel surya enthusiast adalah insan-insan pendahulu yang berkontribusi dalam ide ramah lingkungan. Semoga pemerintah merealisasikan penggunaan EBT, mempercepat tehnologi tepat gunanya, dan juga mensubsidi komponen-komponen utama PLTS agar dapat dijangkau oleh masyarakat umum dalam pemanfaatannya.
Terfikir dalam benak penulis ide pembangkit listrik Hybrid mandiri di setiap rumah tangga. Konsepnya adalah memanfaatkan matahari siang untuk pembangkit listrik dan menangkap angin untuk pembangkit generator angin lalu menampung cahaya bulan dengan super-sensitive photovoltaic lanjut memanfaatkan Pipa air rumah untuk menggerakan microhydro generator. Semua energy listrik tersebut ditampung dalam supercapasitor atau powerBank yang dapat dikonversi dalam berbagai energy untuk dimanfaatkan manusia. Bukan hal yang mustahil bukan? Semoga terealisasi dalam hitungan tahun kedepan.
Nuri Nurzikri
(Panel Surya & EBT enthusiast)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H