Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, bencana alam gempa bumi kembali mengguncang wilayah Turki Selatan pada Senin (06/02/2023) siang waktu setempat. Dalam laporan yang dirilis oleh USGS, gempa susulan ini memiliki kekuatan sebesar 7,5 skala richter.
Kemudian, lokasi gempa ini berada lebih ke Utara dibandingkan dengan gempa yang terjadi di pagi hari yang memiliki kekuatan sebesar 7,8 skala richter. USGS mengabarkan, Kalau gempa dangkal ini terjadi pada pukul 13.24 waktu setempat atau 17.24 WIB, empat kilometer Selatan-Tenggara kota Ekinozu, Kedalaman 10km.
Sebelumnya, gempa dengan kekuatan sebesar 7,8 skala richter yang terjadi pada pukul 04.00 waktu setempat telah memakan korban jiwa dengan updatenya itu, mencapai 1.200 orang yang meninggal dunia.
Dikutip dari AFG, setidaknya ada sebanyak 912 orang meninggal dunia di Turki. Sedangkan, sebanyak 326 orang meninggal dunia di Suriah, yang juga terkena dampak dari guncangan gempa bumi ini.
Bagi yang bertanya mengapa Turki dan Suriah bisa mengalami gempa bumi, karena Turki ini berada di jalur gempa yang termasuk paling aktif di dunia, terutama karena adanya dua patahan di Lempeng Anatolia seperti yang dilaporkan oleh beberapa media asing.
Kedua patahan yang dimaksud adalah Patahan Anatolia Utara yang membentang antara Lempeng Anatolia dan Lempeng Eurasia di bagian utara daratan Turki serta Patahan Anatolia Timur yang membentang di sepanjang Lempang Arab hingga bagian tenggara Turki sahabat.
Pergerakan yang terjadi di Patahan Anatolia Timur inilah yang diyakini oleh beberapa media dan pengamat, sebagai pemicu gempa bumi dahsyat yang terjadi Senin kemarin. Pada faktanya, gempa yang mengguncang ini berepisentrum di Turki bagian tenggara yang berdekatan dengan perbatasan Turki dan Suriah.
Selain mengguncang Turki dan Suriah, gempa ini juga dirasakan di negara Siprus yang berada di Laut Tengah atau Mediterania, Lebanon yang berbatasan dengan Suriah dan juga Mesir. Para Tim pencari dan penyelamat Turki-Suriah terus berusaha mencari korban yang masih tertimbun bangunan yang ambruk pas terjadi gempa bumi.
Pihak berwenang Turki pun melaporkan, bahwa ada sebanyak 1.718 unit bangunan ambruk dan 2.023 orang terluka.
"Tim SAR segera dikirimkan ke daerah-daerah tertimpa gempa," kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan via Twitter, Senin.
Lalu, yang menjadi pertanyaannya adalah mengapa gempa ini bisa mematikan?
Menurut Chris Elders dari School of Earth and Planetary Sciences pada Universitas Curtin di Perth, Australia, mengatakan, kalau gempa ini amat dahsyat dan menghancurkan karena kedalamannya yang hanya 18 km permukaan bumi atau sangat dangkal.
Akibatnya, tidak hanya menciptakan suara yang mengerikan saja. Akan tetapi, gempa ini juga mampu melepaskan energi yang jauh lebih besar ketimbang gempa berkedalaman di dalam kerak bumi.
Bahkan nih ya, seorang pakar gempa bumi Turki mendesak pemerintah agar memeriksa retakan pada beberapa bendungan yang berada di kawasan gempa guna mengantisipasi kemungkinan yang terjadi di bendungan-bendungan itu agar tidak bocor dan menyebabkan banjir bandang.
Selain itu, sebagian wilayah Turki berada persis di atas Lempeng Anatolia yang memiliki dua patahan besar yaitu Patahan Anatolia Utara dan Patahan Anatolia Timur dan kedua lempengan itu bersinggungan ke selatan di Lempeng Arab karena letak geologisnya itu seperti beberapa wilayah di Indonesia dan negara-negara rawan gempa lainnya seperti Iran dan Jepang, Turki merupakan satu dari zona-zona gempa paling aktif di dunia.
Kemudian, gempa dengan kekuatan yang hampir sama, tepatnya 7,4 skala richter pernah mengguncang Turki tahun 1999 dan menewaskan lebih dari 17.000 orang, termasuk sekitar 1.000 orang di kota terbesar di negara itu di Istanbul, Turki.
Demikianlah informasi ini dapat mimin sampaikan, semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk selalu berikan doa terbaiknya agar saudara-saudara kita disana diberikan perlindungan dan ketabahan oleh Allah SWT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H