Mohon tunggu...
Kilau Indonesia
Kilau Indonesia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kilau Indonesia merupakan sebuah lembaga yang bergerak dibidang kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kilau Indonesia merupakan lembaga yang bergerak di bidang kemanusiaan dan memiliki program-program seperti Berbagi Makan, Berbagi Pendidikan, Berbagi Kesejahteraan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebuah Renungan untuk Kita: Betapa Pentingnya Miliki Sikap Tawazun dalam Bermasyarakat

30 Januari 2023   16:30 Diperbarui: 30 Januari 2023   16:31 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi foto dari https://berbagibahagia.org/

At-Tawazun atau kata lainnya yaitu seimbang dalam segala aspek dan berbagai hal, menurut bahasa berarti keseimbangan atau seimbang. Sedangkan menurut istilahnya, tawazun adalah suatu sikap seseorang untuk memilih titik yang seimbang atau adil dalam menghadapi suatu persoalan. Selain itu, tawazun merupakan model berpikir seimbang, moderat dan tidak ekstrim kanan atau kiri.

Sikap tawazun sangat diperlukan sekali oleh kita sebagai manusia agar tidak melakukan sesuatu hal yang berlebihan dan mengesampingkan hal-hal yang lain, yang memiliki hak untuk ditunaikan. Kemudian, tawazun merupakan kemampuan seorang individu untuk menyeimbangkan kehidupannya dalam berbagai macam dimensi, sehingga terciptalah kondisi yang stabil, sehat, aman dan nyaman.

Sikap tawazun ini sangat penting banget loh dalam kehidupan kita sebagai manusia. Oleh karena itu, sikap tawazun ini harus diterapkan dan dilaksanakan dalam diri sahabat, agar dapat melakukan segala sesuatu dengan seimbang di kehidupannya. Mengapa? Karena jika kita mengabaikan sikap tawazun, maka akan lahir berbagai macam masalah di hidup kita.

Dalam berbagai ayat Al-Qur'an dan Hadist di sampaikan, bahwa Allah SWT menuntut kita untuk bersikap tawazun dalam segala aspek kehidupan. Kita tidak diperbolehkan untuk berlebihan dalam menyikapi suatu permasalahan ataupun sebaliknya. Maka dari itu, inilah yang membuat Islam menjadi agama yang sempurna karena keseimbangannya dan keseimbangan merupakan kewajiban sekaligus keharusan sosial.

Dengan demikian, kita yang tidak seimbang dalam kehidupan individu dan sosialnya dapat menyebabkan hubungan interaksi menjadi rusak. Sebagaimana hal ini, Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur'an, yang artinya adalah :

"Sunguh kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti kebenaran yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka al-kitab dan neraca (penimbang keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. (QS al-Hadid: 25).

Dalam kehidupan, akan ada suatu kejadian dimana kita hanya mementingkan urusan dunianya saja atau memiliki prinsip dimana kita hidup hanya untuk mencari kesenangan duniawi semata. Perilaku yang dilakukannya dalam aktivitas sehari-hari sehingga menjadi kebiasaan dan sudah dianggap menjadi hal yang biasa dalam pergaulan.

Misalnya saja seperti merokok, yang dimana kita akan lupa melaksanakan sholatnya. Kemudian, melakukan maksiat atau memenuhi kebutuhan secara berlebihan, seperti makan dengan berlebih-lebihan, tidur tidak mengenal waktu ataupun bermalas-malasan. Perilaku yang seperti inilah, merupakan suatu kecenderungan yang terus-menerus terhadap hal yang negatif. Sedangkan, kecenderungan yang terus-menerus terhadap hal positif seperti seseorang yang terus-menerus melakukan ibadah dengan cara mengurung diri, serta tak memperdulikan lingkungan sosial sekitar dan lain sebagainya.

Meskipun tawazun memiliki arti sebagai suatu keseimbangan atau adil, hal itu bukan berarti harus menempatkan posisi di tengah-tengah atau jalan tengah. Karena realitanya suatu pertengahan belum tentu menunjukkan suatu keseimbangan, karena tergantung bobotnya.

Maka dari itu, sebagai insan yang muslim dan beriman penting menerapkan sikap tawazun. Tujuannya adalah agar kita tidak melakukan sesuatu hal yang berlebihan dan mengesampingkan hal-hal lain atau bahkan melupakannya karena kita memiliki dan menunaikan hak untuk diri kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun