Mohon tunggu...
Kilau Indonesia
Kilau Indonesia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kilau Indonesia merupakan sebuah lembaga yang bergerak dibidang kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kilau Indonesia merupakan lembaga yang bergerak di bidang kemanusiaan dan memiliki program-program seperti Berbagi Makan, Berbagi Pendidikan, Berbagi Kesejahteraan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sahabat Tidak Mau "Merugi?" Yuk Mari Lakukan Empat Hal Ini

18 Januari 2023   11:30 Diperbarui: 18 Januari 2023   11:39 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada konsep yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW : "Qul amantu billah tsummastaqim: Katakanlah aku beriman kepada Allah, kemudian tetaplah lurus dengan (keimananmu)." (HR Muslim)

Lalu, setelah seorang muslim memiliki keimanan yang kokoh serta tidak mudah tergoyahkan dengan bujuk rayu setan dan bisikan hawa nafsu, maka dia harus membuktikan keimanan dalam karya nyata berupa "amal shaleh". Yaitu amal, perbuatan, ataupun kelakukan yang sejalan dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya yang terkamaktub di dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasululullah.

Antara iman dan amal shaleh tidak dapat dipisahkan bagaikan dua sisi mata uang, maksudnya bagaimana? Maksudnya itu adalah "iman dan amal shaleh," dan "amal shaleh dan iman." Seorang muslim itu tidak cukup dengan pernyataan bahwa dia telah beriman ataupun juga tidak cukup hanya melakukan amal shaleh.

Iman yang benar itu adalah iman yang melahirkan nilai-nilai kemuliaan dalam hidup, baik untuk diri sendiri maupun untuk keluarga, masyarakat, umat dan bangsa. Demikian juga dengan amal shaleh yang benar adalah amal shaleh yang sejalan dengan nilai-nilai iman yang senantiasa mendorong manusia untuk mengedepankan dimensi Ilahiyah tanpa melupakan dimensi insaniah, ijtimaiyah, diniyah, dan wathaniyah.

Kemudian yak tak kalah pentingnya nih ya, kita harus memperhatikan orang-orang di sekeliling kita. Caranya adalah kita saling nasehat menasehati dalam mengajak kepada jalan "kebenaran" dan menyeru kepada prinsip "kesabaran". Jalan kebenaran dan prinsip kesabaran sangatlah urgen dilakukan dalam memberdayakan potensi umat Islam agar tidak mudah larut dalam gemerlapan kehidupan duniawi yang seringkali melalaikan manusia.

Jalan kebenaran yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, harus kita sampaikan kepada saudara-saudara kita sesama muslim. Kemudian mereka itu juga harus kita ingatkan nih untuk senantiasa selalu sabar dalam menjalankan perintah dan larangan agama.

Demikianlah penjelasan mengenai ini dapat disampaikan, semoga bisa bermanfaat dan menambah wawasan ya. Sekian dan terima kasih!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun