Sejalan dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al-Ashr, 103 : 1 sampai 3, yang artinya : Demi masa, sungguh manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."
Dalam ayat tersebut, Allah SWT mengawali firman-Nya kata qasam 'sumpah' yang menunjukkan bahwa berita atau perintah tersebut membutuhkan perhatian yang serius dan juga seksama. Ada beberapa ayat Al-Qur'an yang diawali dengan kata sumpah berkenaan dengan waktu.
Misalnya saja, Walfajri (Demi waktu fajar), Wadhdhuha (Demi waktu dhuha), Wannahari idza jallaha (Demi siang apabila menampakkannya) dan Wallaili idza yaghsyaha (Demi malam apabila menutupi).
Dalam tafsir dari Kementerian Agama disebutkan, bahwa Allah telah bersumpah agar manusia itu memperhatikan masa dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Adapun kata Allah, orang-orang yang rugi dalam ayat tersebut adalah akibat ulah manusia sendiri yang turut serta mengikuti hawa nafsunya sahabat.
Kemudian, Allah kembali bersumpah dengan waktu yang menunjukkan masa di dalamnya yang bermacam-macam kejadian dan pengalaman yang menunjukkan bukti kekuasaan Allah SWT terhadap alam semestanya. Dialah yang mengaturnya sahabat!
Hal ini, Allah kembali menegaskan di dalam Al-Qur'an Surat Fushshilat ayat ke-37, yang artinya adalah :
"Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, mata-hari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya."
Setelah Allah menyebutkan secara umum yang akan merugi, lalu pada ayat berikutnya Dia (Allah) memberikan pengecualian (illa) jika manusia tidak mau termasuk kelompok orang-orang yang merugi.
Berikut ini empat hal yang patut dilakukan oleh manusia bila tidak mau merugi, yakni beriman, mengerjakan kebajikan, saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran.
Selayaknya selaku muslim kita memiliki keimanan sejati, keyakinan yang kokoh dan kemantapan akidah. Bahwa sering kali kita mengatakan "saya beriman", maka kita harus menanggung konsekuensinya untuk mempertahankan iman tersebut jangan sampai 'rapuh', tidak boleh 'goyah' dengan gemerlapan kehidupan duniawi dan jauhkanlah dari segala unsur 'kemusyrikan'.
Ada konsep yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW : "Qul amantu billah tsummastaqim: Katakanlah aku beriman kepada Allah, kemudian tetaplah lurus dengan (keimananmu)." (HR Muslim)
Lalu, setelah seorang muslim memiliki keimanan yang kokoh serta tidak mudah tergoyahkan dengan bujuk rayu setan dan bisikan hawa nafsu, maka dia harus membuktikan keimanan dalam karya nyata berupa "amal shaleh". Yaitu amal, perbuatan, ataupun kelakukan yang sejalan dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya yang terkamaktub di dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasululullah.
Antara iman dan amal shaleh tidak dapat dipisahkan bagaikan dua sisi mata uang, maksudnya bagaimana? Maksudnya itu adalah "iman dan amal shaleh," dan "amal shaleh dan iman." Seorang muslim itu tidak cukup dengan pernyataan bahwa dia telah beriman ataupun juga tidak cukup hanya melakukan amal shaleh.
Iman yang benar itu adalah iman yang melahirkan nilai-nilai kemuliaan dalam hidup, baik untuk diri sendiri maupun untuk keluarga, masyarakat, umat dan bangsa. Demikian juga dengan amal shaleh yang benar adalah amal shaleh yang sejalan dengan nilai-nilai iman yang senantiasa mendorong manusia untuk mengedepankan dimensi Ilahiyah tanpa melupakan dimensi insaniah, ijtimaiyah, diniyah, dan wathaniyah.
Kemudian yak tak kalah pentingnya nih ya, kita harus memperhatikan orang-orang di sekeliling kita. Caranya adalah kita saling nasehat menasehati dalam mengajak kepada jalan "kebenaran" dan menyeru kepada prinsip "kesabaran". Jalan kebenaran dan prinsip kesabaran sangatlah urgen dilakukan dalam memberdayakan potensi umat Islam agar tidak mudah larut dalam gemerlapan kehidupan duniawi yang seringkali melalaikan manusia.
Jalan kebenaran yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, harus kita sampaikan kepada saudara-saudara kita sesama muslim. Kemudian mereka itu juga harus kita ingatkan nih untuk senantiasa selalu sabar dalam menjalankan perintah dan larangan agama.
Demikianlah penjelasan mengenai ini dapat disampaikan, semoga bisa bermanfaat dan menambah wawasan ya. Sekian dan terima kasih!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI