Mohon tunggu...
Kiky Rifky
Kiky Rifky Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis untuk hidup abadi.

Selanjutnya

Tutup

Love

Surat untuk Renny 1

2 Januari 2023   06:04 Diperbarui: 2 Januari 2023   06:17 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ingin menyalahkan takdir atas semesta yang mempertemukan kita hanya sekadar bertukar cerita, menjadi hikayat yang tak lagi bermakna. Banyak kenangan yang mulai detik ini harus kita lupa bersama.

Aku cukup peka dan menyadari, akhir-akhir ini komunikasi kita tak sedang baik-baik saja. Lalu beringsut membaik setelah kau terima hadiah kecil dariku, kemudian kembali seperti sedia kala. Karena fokus seminar? Sepertinya bukan, ini bukan Renny yang kukenal.

Aku telah kehilangan sosok Renny. Semenjak di Solo, sampai Sempro ... aku kehilangan ghirohmu yang dulu sering minta waktu dan menentukan tempat bercerita, sekarang aku yang menawarkan pun tak lagi digubris. Chat yang sudah mengendap lebih dari satu jam, pasti terabai seharian, pancingan obrolan mengenai habaib dan syarifah serta orang sholih pun tak lagi membuatmu tertarik. Kupikir kau sedang disibukkan dunia, nyatanya kau bilang tidak. Benar, mungkin ada hati yang kau jaga.

Mungkin sudah waktunya aku pamit sebab kehadiranku di kehidupanmu sudah tak lagi perlu. Aku cukup bangga melihatmu ada di barisan Sayyidah Fathimah, selebihnya aku hanya butiran debu tiada bermakna.

Jika ada hati yang memang kau jaga, Ren. Pesanku, jaga ia dengan doa. Pastikan ia membawamu ke surga Allah entah lewat jalur mana saja. Jangan sekali-kali mengecewakan ia dengan penolakan-penolakan seperti yang sering kualami. Aku yakin ia terbaik, jauh lebih baik dariku, lebih sempurna, dan lebih segalanya.

Berbahagialah, Ren. Menikahlah di tahun 2023 sebagaimana impianmu; yang dulu kukira bakal bersamaku. Aku terlampau pede yah? Benar, kusesalkan semesta yang mempertemukan kita jika pada akhirnya kita tak menjadi siapa-siapa.

Harusnya tak ada rasa nyaman dalam bermajelis, vibes suami istri, bertukar cerita indah, dan sebagainya. Aku merasa waktuku empat tahun bersamamu menjadi sia-sia. Terima kasih atas empat tahun indahmu, Ren. Tak mungkin kutemukan kau di manusia lain.

Kutulis celoteh ini dengan mempertaruhkan seluruh harga diriku. Karenanya, jika memang rasaku tak terbalas ... aku memilih pergi.

Aku tak bisa berjanji bahwa aku tak akan rindu kernyit matamu dengan sesimpul senyum surgawi, suara cemprengmu sepanjang perjalanan, suara helm yang kau ketuk-ketukkan ke helmku, menarik tali tas yang mengagetkan saat kau mengantuk di perjalanan, cokelat hangat yang bersanding kopi, tikungan kenangan, Ujungsenja, dan segala tentangmu lagi.

Maaf atas seluruh sikapku yang suka memaksa membuatmu terganggu, terusik, dan risih. Aku ingkar janji bahwa aku tak lagi meminta waktumu. Maaf. Mungkin mulai detik ini, selamanya aku tak akan meminta waktumu lagi.

Aku pamit dari kehidupanmu.

Bahagia selalu, Renny-ku!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun