Pemerintah daerah/kota dan provinsi mengupayakan beberapa kegiatan untuk mengurangi permasalahan sampah yang tengah dihadapi. Salah satu program yang ditawarkan adalah pengadaan bank sampah. Bank sampah adalah gerakan sosial yang memeluk konsep daur ulang, di mana masyarakat diminta secara mandiri memilah sampah dan kemudian menukarkannya dengan barang atau uang. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, saat ini sudah terdapat 479 bank sampah yang tersebar di 14 kemantren dan 45 kelurahan.
Selain bank sampah, setelah ditutupnya TPS Piyungan, Kabupaten Sleman juga membuat dua unit Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yaitu di Kalasan dan Minggir. Namun, dari dua tempat tersebut, pengelolaan sampah belum bisa dilakukan secara maksimal. Kabupaten Sleman setiap harinya diperkirakan menghasilkan 700 ton sampah, sementara yang dikelola secara mandiri baru 300 ton. Oleh karena itu, 400 ton harus dikelola oleh TPST. Karena keterbatasan sumber daya manusia, TPST baru mampu mengolah kurang lebih 70 ton setiap harinya. Maka dari itu, DLH berharap agar warga mengelola sampah secara mandiri.
Gerakan Mbah Dirjo: Membangun Yogyakarta yang Lebih Hijau
Gerakan Mbah Dirjo adalah sebuah inisiatif yang mengajak seluruh pegawai ASN dan Non-ASN di Kota Yogyakarta untuk berperan aktif dalam mengatasi masalah sampah dengan cara mengolah sampah organik menggunakan sistem biopori. Pegawai diwajibkan untuk membuat minimal satu biopori di rumah. Tujuannya bukan hanya mengurangi jumlah sampah secara signifikan, tetapi juga menciptakan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Targetnya adalah mengurangi 30 persen dari total sampah yang dihasilkan setiap hari. Gerakan Mbah Dirjo ingin membuktikan bahwa setiap individu, dengan langkah kecilnya, dapat menjadi agen perubahan.
Langkah lain yang dapat dilakukan oleh masing-masing individu adalah mengurangi sampah dari sumbernya: membatasi konsumsi makanan yang memang betul-betul akan dikonsumsi untuk mengurangi sisa makanan yang berisiko menambah beban sampah di lingkungan sekitar.
Permasalahan sampah di Yogyakarta bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Dengan meningkatnya kasus leptospirosis, penting bagi semua pihak untuk berkolaborasi dalam pengelolaan sampah yang lebih baik. Melalui tindakan bersama, kita dapat melindungi kesehatan masyarakat dan menjaga kebersihan lingkungan yang merupakan warisan budaya kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H