Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Kapulaga untuk Menambah Penghasilan

4 November 2022   14:36 Diperbarui: 6 November 2022   18:15 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dokumentasi Pribadi

Di awal pertengahan masa pandemi corona akhirnya saya kebagian separuh waktu bekerja di kantor, maksimal 5 orang di divisi saya, separuh waktu work from home. 

Di sepanjang perjalanan dari rumah ke kantor, bekerja di kantor, sampai menemui nasabah, wajib mematuhi protokol kesehatan.

Work from home agak aneh saja, bekerja secara  online dari follow up nasabah sampai setor aplikasi, seperti main-main saja. Tetapi ada baiknya juga saat ada waktu luang saya bisa melihat-lihat kebun di belakang rumah.

Sebelumnya saya sudah berangan-angan ingin berbisnis tanaman hias, di instagram ada orang yang tertarik untuk membeli bunga tasbih.

Saya menanyakan kepada ibu saya apakah di kebun ada bunga tasbih? Saya perlihatkan foto screenshootnya dari google. Ibu bilang ada, dan beliau menunjukkan di mana letak tanaman itu.

Lalu saya foto dan mencoba menawarkan kepada orang yang tertarik membeli bunga tasbih itu. Tetapi saya mendapat malu, sebab kata orang itu tanaman yang saya tawarkan bukan bunga tasbih tetapi kapulaga. Sayapun meminta maaf kepada orang itu.

Di waktu senggang saya lihat-lihat dan membaca artikel tentang kapulaga di google. Ternyata buah tanaman ini bisa menolong dan membantu sebagai penghasilan tambahan untuk para petani dan bahkan untuk siapa saja yang mempunyai lahan atau kebun. 

Harga jualnya lumayan, sebab dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan produsen bumbu masak. Ada fungsi herbalnya juga, di antaranya untuk obat batuk, dengan mengunyahnya mentah.

Setiap hari Sabtu dan Minggu saya cek rutin tanaman kapulaga ini, sampai tanaman ini berbunga dan berbuah. Saya lihat lagi di google harus diapakan kalau kapulaga itu berbuah.

Ternyata bila buahnya hampir sebesar kelereng dan warnanya merah harus dipetik dan dijemur sampai kering. Lalu kita bisa menjualnya.

Di kebun, deretan tanaman kapulaga itu sepanjang 25 meter. Saya dan ibu sangat senang memanennya, lalu kami jemur di beberapa tampah. Padahal tanaman kapulaga di kebun kami tak terawat sama sekali. 

Ibu bilang dulu waktu almarhum paman saya akan membuang tanaman kapulaga dari kebunnya, ibu memintanya lalu menanamnya di kebun kami.

Kemudian saya bingung harus ke mana menjualnya. Ibu memberi saran untuk menjualnya ke tempat yang ibu biasa menjual cengkih kering. 

Saya menelpon ke tempat itu, Alhamdulillah, tempat itu juga menerima kapulaga kering. Akhirnya kami bisa menjualnya. 

Saat pertama kali menjual harganya Rp 125.000 per kilogram. Satu sampai tiga bulan kemudian ternyata kapulaga masih terus berbuah. Tetapi harganya menjadi Rp 90.000 per kilogram.

Foto Dokumentasi Pribadi
Foto Dokumentasi Pribadi

Beberapa hari setelah hari lebaran di tahun ke dua pandemi corona, seorang teman saya dari Dinas Kehutanan berkunjung ke rumah. 

Saya mengajaknya membahas dan melihat tanaman kapulaga di kebun.

Teman saya bilang tanaman kapulaga itu sangat menyenangi tempat yang sangat bersih, sehingga bisa berbuah lebat dengan baik. Jangan lupa memberinya pupuk seperti NPK putih dan biru, poska, atau pupuk organik.

Foto Dokumentasi Pribadi
Foto Dokumentasi Pribadi

Kemudian, setiap ada kesempatan saya membersihkan area di sepanjang deretan tanaman kapulaga itu, sampai tidak ada satupun rumput dan daun-daun tersisa, dan diberi pupuk di setiap sisinya. 

Hasil panennya lebih dari sebelumnya. Penjualan kapulaga bisa untuk menambah penghasilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun