Ibu bilang dulu waktu almarhum paman saya akan membuang tanaman kapulaga dari kebunnya, ibu memintanya lalu menanamnya di kebun kami.
Kemudian saya bingung harus ke mana menjualnya. Ibu memberi saran untuk menjualnya ke tempat yang ibu biasa menjual cengkih kering.Â
Saya menelpon ke tempat itu, Alhamdulillah, tempat itu juga menerima kapulaga kering. Akhirnya kami bisa menjualnya.Â
Saat pertama kali menjual harganya Rp 125.000 per kilogram. Satu sampai tiga bulan kemudian ternyata kapulaga masih terus berbuah. Tetapi harganya menjadi Rp 90.000 per kilogram.
Beberapa hari setelah hari lebaran di tahun ke dua pandemi corona, seorang teman saya dari Dinas Kehutanan berkunjung ke rumah.Â
Saya mengajaknya membahas dan melihat tanaman kapulaga di kebun.
Teman saya bilang tanaman kapulaga itu sangat menyenangi tempat yang sangat bersih, sehingga bisa berbuah lebat dengan baik. Jangan lupa memberinya pupuk seperti NPK putih dan biru, poska, atau pupuk organik.
Kemudian, setiap ada kesempatan saya membersihkan area di sepanjang deretan tanaman kapulaga itu, sampai tidak ada satupun rumput dan daun-daun tersisa, dan diberi pupuk di setiap sisinya.Â
Hasil panennya lebih dari sebelumnya. Penjualan kapulaga bisa untuk menambah penghasilan.