Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Menghargai Orang Lain

21 April 2022   01:21 Diperbarui: 21 April 2022   01:31 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Pada bulan Januari 2010 saya bergabung menjadi marketing  Kartu Pembiayaan Hasanah Card BNI Syariah (sekarang tergabung di Bank Syariah Indonesia) Bamdung.

Setelah berkali-kali menelpon beberapa calon nasabah, selama beberapa hari, akhirnya saya mendapatkan nasabah, seorang peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung. Setelah menjalani proses pengajuan seminggu kartu pembiayaannya diapproved.

Krmudian Supervisor saya menyuruh saya "menggarap" LIPI. Tetapi saya masih belum percaya diri kalau harus datang ke lembaga atau instansi seorang diri. Karena masih terbiasa menelpon dulu calon nasabahnya, setelah yang bersangkutan berminat baru saya visit ke kantornya.

Supervisor saya bilang, biar saya ke LIPInya ditemani dan dibimbing oleh marketing senior. Kami terlebih dulu disuruh menemui Kepala LIPI.

Pada waktu yang telah ditentukan kami visit ke Kampus LIPI Bandung di Jl. Sangkuriang, Cisitu Lama. Setelah memarkir motor kami menemuu satpam meminta ijin untuk menemui Kepala LIPI. Satpam itu bilang Pak Hizkia (Kepala LIPI) belum datang.

Ada satu jam kami menunggu, dan marketing senior ini sudah tampak gusar dan kesal. Hingga datang seseorang dengan Toyota Starletnya. Berpenampilan ala mahasiswa yang diberi tugas akhir di LIPI. Memakai tas ransel, kemeja putih, celana panjang abu-abu, sepatu sket, berkacamata.

"Lihat yu, itu mahasiswa." kata marketing senior sambil petantang-petenteng, lalu menghampiri orang yang baru datang itu.

Orang itu menyapa dengan ramah, "Selamat pagi Mas. Mau ketemu siapa?"

"Mau ketemu Pak Hizkia, Kepala LIPI. Kita dari Bank BNI Syariah." jawab marketing senior itu dengan bangga.

"Oh mari ikut saya!" ajak orang itu.

Kami mengikutinya dari belakang. Marketing senior itu berjalan dengan gagahnya. Kemudian kami sampai di ruangan Kepala LIPI, Dr. Hizkia....

"Silakan masuk!" suruh orang itu. "Silakan duduk!" Dia duduk di kursi Kepala LIPI.

"Saya Hizkia, ada perlu apa ya Mas-Mas!"

Marketing senior itu duduk. Wajahnya pucat lalu memerah, mungkin karena menahan malu. Muncul sedikit keringat di keningnya. Dia menarik-narik pinggir celana saya, memberi isyarat saya yang harus bicara.

Dengan terbata-bata karena malu, juga kesal kepada marketing senior itu, saya menjelaskan kepada Pak Hizkia maksud kedatangan kami menemui beliau.

"Kami dari BNI Syariah menemui bapak untuk menawarkan fasilitas Kartu Pembiayaan Hasanah Card BNI Dyarish. Kartu pembiayaan ini tidak bunga-berbunga. Biaya penarikan tunai di ATM hanya dua puluh lima ribu rupiah per penarikan, bisa digunakan untuk cicilan umroh..."

Lalu saya menjelaskan akad-akadnya, seperti akad kafalah (bank menjamin semua kewajiban membayar dari transaksi antara pemegang Hasanah Card dengan merchant atau penarikan tunai), akad qardh (bank memberi pinjaman kepada pemegang Hasanah Card atas semua transaksi penarikan tunai yang menggunakan kartu dan transaksi pinjaman dana), akad ijarah (bank menyediakan jasa sistem pembayaran dan pelayanan terhadap pemegang Hasanah Card dikenakan annual membership dan monthly membership), untuk para peneliti di lingkungan LIPI free annual fee selama memegang Hasanah Card, dan perhitungan bagi hasil kalau pembayarannya diangsur. (Mohon maaf penjelasan detailnya tidak bisa saya uraikan di sini).

"Persyaratannya apa saja?" tanya Pak Hizkia sambil terheran-heran menatsp marketing senior itu.

"Cuma foto copy KTP, ID Card bapak, dan mengisi aplikasi pengajuan. Boleh pinjam KTP sama ID Cardnya Pak biar saya foto."

Pak Hizkia mengeluarkan KTP dan ID Card LIPI dari dompetnya dan diserahkan kepada saya. Saya melihat di KTP Pak Hizkia beragama Kristen. Membuat saya tersentak.

Pelan-pelan saya bertanya, "Pak mohon maaf kalau saya lancang atau menyinggung keyakinan bapak?" Saya mulai berkeringat.

"Begini saja Mas. Kalau pengajuan saya bisa disetujui silakan diproses. Kalau tidak bisa, saya tidak usah mengajukan." tegas Pak Hizkia.

"Baik Pak, saya proses sampai disetujui ya." jawab saya, sambil ragu-ragu apa pengajuan Pak Hizkia nanti akan disetujui atau tidak.

"Pak saya bantu isi aplikasinya ya." tawar saya, sambil mengisikan data-data Pak Hizkia ke aplikasi pengajuan Hasanah Card.

Setelah sampai di kantor segera saya serahkan aplikasi Pak Hizkia kepada staff administrasi untuk diinput kemudian dikirim ke Jakarta (ke pusat) untuk diproses.

Seminggu kemudian muncul report yang selalu marketing nanti-nantikan, report approved dan reject nasabah yang mengajukan Hasanah Card. Hati saya lega karena di antara report nasabah saya yang diapproved ada nama Pak Hizkia.

Saya segera menelpon Pak Hizkia untuk mengabari beliau kalau Hasanah Cardnya sudah diapproved.

"Selamat pagi Pak. Selamat ya Pak, Hasanah Card bapak diapproved."

"Selamat pagi Mas. Terima kasih ya Mas kartunya sudah saya terima."

Dalam hati saya terkejut,"Lho kok kartunya sudah diterima ya? Cepat sekali?"

Tetapi saya senang sebab Pak Hizkia mereferensikan para peneliti yang bisa ditawari kartu pembiayaan Hasanah Card.

Dari pertemuan dengan Pak Hizkia, saya mendapat pelajaran kalau menghargai orang lain jangan dari penampilannya.

Mungkin ini bagian kecil saja dari hablumminannas di samping yang Allah perintahkan dalam Al Quran untuk menghormati ke dua orang tua, menghormati orang yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, menyantuni anak yatim dan fakir miskin, menghargai sesama manusia...

Mengingat Allah menciptakan manusia itu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal dan berkasih sayang...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun