Dahulu kala di Kenya hidup seekor keledai yang sangat tidak bahagia sebab dia bekerja sangat keras dari matahari terbit sampai matahari terbenam. Dia tak pernah punya waktu untuk bermain atau untuk berbaring dengan nyaman di bawah hangat sinar mentari seperti jangkrik temannya.
"Maksudku bukan pekerjaannya terlalu banyak." katanya kepada jangkrik suatu hari.
"Ini mengensi waktu yang digunakan untuk mengerjakan segala hal. Sesegera kuselesaikan satu bagian pekerjaan, majikanku menemukan sesuatu yang lain, yang dia ingin aku bawa atau kutarik. Aku mulai benar-benar tidak menyukai hidupku. Aku tak pernah punya waktu untuk bermain."
"Mengapa kau tidak bernyanyi sambil bekerja?" tanya jangkrik.Â
"Lalu beban yang kaubawa akan terasa jauh lebih ringan."
"Lebih mudah mengatakannya daripada mengerjakannya. Hanya karena kau bisa bernyanyi sangat baik, bukan berarti berkata setiap orang bisa. Kau tahu apa yang terjadi setiap kubernyanyi. Majikanku sangat marah sehingga dia memukuliku tanpa ampun."
"Itu karena kau berdiri diam di tengah jalan." kata jangkrik. "Dan kau tetap bernyanyi hee-haw selama berjam-jam"
"Tapi kau bernyanyi selama berjam-jam, dan tak seorangpun memukulimu."
"Aku tidak bernyanyi hee-haw selama berjam-jam dan aku tidak berhenti diam di tengah jalan."
Keledai malang terkejut dengan penjelasan ini. "Apa yang salah dengan bernyanyi hee-haw?" tanya keledai.
"Nah, itu bukan lagu yang menyenangkan, bukan? Dan orang-orang tidak suka mendengar hal yang sama berulang dan berulang lagi."