Pada waktu EQ menjadi fokus utama dalam pemberdayaan karyawan untuk pengembangan karier maupun pengembangan pribadinya menjadi sesuatu yang berbahaya dan menjatuhkan kalau dia tidak menyadari bahwa EQ-nya dangkal dan bangga dengan gelar atau pengetahuan yang dimilikinya (IQ). Sehingga dibutuhkan langkah-langkah untuk menyadarkan dan meningkatkan kecerdasan emosi di tempat kerja.
EQ tidak permanen, kita bisa mengubahnya (meningkatkannya) dengan langkah-langkah :
1). Mengetahui kekuatan dan kelemahan diri, terutama dalam berhubungan dengan orang lain. Caranya antara lain dengan meminta umpan balik (feed back) dari orang lain terutama dari rekan terdekat mengenai perilaku kita selama ini. Perilaku yang proporsional kita pertahankan dan tingkatkan. Dan segala kekurangan maupun sikap tidak profesional sebagai karyawan atau pemimpin harus ditinggalkan.
2). Bergaul dan berelasi dengan banyak orang dari berbagai latar belakang dan karakter. Kita sering terperangkap dalam relasi yang menyenangkan, hanya bergaul dengan orang-orang sefaham, bebas konflik, alergi dengan perbedaan pendapat.
3). Berkomitmen terhadap tugas-tugas yang telah disepakati bersama dan lakukan dengan konsisten. Coba juga memenuhi target (misalnya target penjualan), berusaha mengatur diri dengan optimal. Contoh, target 50 account buat kesepakatan targetnya menjadi 60 account lebih. Jangan cepat puas dengan pencapaian target yang sudah disepakati. Usahakan melebihinya, sehingga kita mendapat nilai lebih dalam performance appraisal.
4). Kurangi waktu untuk sibuk mengurusi orang lain, apa lagi gemar menyebar rumor dan gosip di kantor, yang akan menyerap energi yang seharusnya digunakan untuk mengembangkan kecerdasan emosi. Akibatnya pendapatan kita berkurang.
5). Yang benar katakan benar yang salah katakan salah, berdasarkan batasan-batasan dan etika perusahaan yang profesional. Karyawan atau pemimpin yang cari aman untuk menyelamatkan kedudukan dan fasilitas-fasilitas yang diterimanya akan membiarkan kondisi yang merusak tatanan perusahaan tetap berlangsung, menunjukkan kecerdasan emosinya sangat dangkal.
6). Terus belajar baik melalui pengalaman pekerjaan sehari-hari, membaca buku pengembangan diri, mengikuti pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan soft skill.Tidak ada kata sudah habis waktu untuk belajar, sebab dengan media ini kita dapat memposisikan diri dalam self continous improvement.
7). Mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta dalam doa permohonan ampun dan ucapan syukur. Dengan segala kerendahan hati memohon ilmu, rizki, berkah, lindungan, dan keridhoan-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H