Membutuhkan waktu setengah jam untuk sampai di pangkalan ojeg yang masih berjarak 1 kilometer dari rumahku di komplek. Untungnya perjalanan lancar tanpa rintangan.
Perjalanan pulang ke rumah dilanjutkan dengan naik ojeg yang tinggal satu-satunya menunggu penumpang di situ.Pengemudinya masih muda dan ganteng.
Tetapi di tengah perjalanan kami dicegat oleh perempuan cantik berbaju merah.Pengemudi ojeg menghentikan laju ojegnya dengan ragu.
"Ada yang bisa dibantu Neng?" tanya tukang ojeg.
"Boleh saya ikut numpang sampai ke komplek Kang?Dari tadi nunggu ojeg nggak ada yang lewat sini, saya mau pulang susah." jawab perempuan cantik berbaju merah.
" Aduh gimana ya Neng, saya kan juga bawa penumpang?"
"Kalau bonceng dua bisa nggak Kang?"
"Pak gimana saya bonceng dua sama Si Neng boleh?" tanya tukang ojeg kepadaku.
"Boleh tapi Si Neng di belakang saya?" jawabku ragu dengan suara pelan.
Aku jadi ingat, keponakanku Raisya pernah cerita kalau di sekitar sini ada perempuan cantik berbaju merah suka mengajak tersenyum kepada para pengendara mobil atau motor, lalu terbang dari pohon ke pohon. Itu hantu perempuan yang biasa disebut kuntilanak kalau di sini. Kalau kuntilanak suka dan jatuh cinta kepada laki-laki dari kalangan manusia dia suka mengikuti ke mana laki-laki itu pergi dan menjaganya dengan penuh kasih sayang.Kalau dia cemburu karena laki-laki yang disayanginya bermesraan dengan perempuan dari kalangan manusia (pacar, kekasih, atau istri),akan terjadi petaka kepada perempuan itu. Mungkin itu hanya cerita saja, takhayul. Tetapi wangi khas  tubuh perempuan cantik berbaju merah itu membuatku takut. Bulu kudukku merinding.
"Kok malah bengong Kang?Ini saya bayar dulu aja ya!" kata perempuan cantik berbaju merah itu sambil memberikan uang dua ratus ribu rupiah.