Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Perintah Salat

23 Maret 2020   14:06 Diperbarui: 23 Maret 2020   14:07 1229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perjalanan Isra' Mi'raj merupakan  peristiwa mu'jizat menakjubkan  yang diberikan Allah SWT  kepada Rasulullah Muhammad SAW,  yang tidak terjangkau kemampuan akal pikiran manusia.  

Kejadian ini merupakan peristiwa penting, karena Rasulullah Muhammad SAW dan ummat Islam mendapat perintah menunaikan shalat  lima waktu sehari semalam. 

Isra' adalah perjalanan Rasulullah Muhammad SAW  dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha  di Palestina. Mi'raj adalah  perjalanan beliau  dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha. Dalam Mi'rajin,  Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT tanpa perantara. 

Malaikat Jibril pun hanya sanggup mengantarkan Nabila Muhammad SAW sampai di Sidratul Muntaha. Sidratul Muntaha adalah batas terjauh yang dapat dicapai makhluk selain manusia dalam pencapaian makrifat kepada Allah SWT.Ini hikmah dari perjalanan Rasulullah Muhammad SAW berangkat dari bumi yang rendah menuju Al Muntaha adalah cerminan perjalanan hidup kita sebenarnya. 

Meninggalkan bumi yang rendah menuju tempat yang tinggi,  yaitu menghadap Allah SWT.Untuk menggambarkan dahsyatnya perjalanan ini, orang-orang sufi bercerita  : ketika Rasulullah Muhammad SAW sampai di satu tempat, Malaikat Jibril berkata, " Saya tidak mau ikut lagi.Kalau saya ikut, sayap saya akan terbakar.Berangkatlah engkau sendirian. "

Lalu Rasulullah Muhammad SAW berangkat ke satu tempat. Di situ tak ada satupun malaikat,  hanya ada Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW. Rasulullah Muhammad SAW sampai di kedudukan yang malaikat muqarrabin pun tidak dapat mencapai tempat itu. 

Menurut orang-orang sufi, itulah puncak perjalanan seorang hamba ketika mendekati Allah SWT. Bila mereka bisa seperti Rasulullah Muhammad SAW naik ke langit menuju Sidratul Muntaha, mereka tidak akan turun lagi ke bumi. 

Tetapi Rasulullah Muhammad SAW, setelah mencapai maqam yang sangat tinggi,malah turun lagi ke bumi dan membawa amanah yang disampaikan kepada umatnya. 

Sebelum sampai ke tempat itu,Rasulullah Muhammad SAW menyaksikan kebesaran Allah SWT yang meliputi langit dan bumi.  Dalam keadaan bergetar, Rasulullah Muhammad SAW hanya sanggup mengucapkan penghormatan kepada Allah SWT dengan berkata, "Attahiyatul mubarakatush shalawatuth thayyibatu lillah  (Segala penghormatan,kemuliaan, dan keagungan kepunyaan Allah). "

Betapa bahagia Rasulullah Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT. Tetapi karena Rasulullah Muhammad SAW bukan sekadar sufi yang sesudah Mi'raj tidak ingin kembali ke bumi, beliau kemudian memohonkan salam itu bukan hanya untuk dirinya.  

Beliau ingin menyebarkan kesejahteraan itu kepada semua hamba Allah yang shalih."Assalaamu 'alaina wa  'alaikum ibadillaahish shaalihiin. Ketika menyaksikan dialog antara seorang hamba yang mengagungkan Tuhannya dengan Tuhannya,para malaikat pemikul "Arasy " serentak mengucapkan,  "Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun