Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dampak Buruk Penggunaan Ganja

17 Februari 2020   16:47 Diperbarui: 17 Februari 2020   16:57 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ganja (Cannabis sativa) biasa disebut juga marijuana, hashish, cimeng,gele, borong, banyak tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini berdaun majemuk  (jumlah anak daunnya ganjil, lima,tujuh,sembilan),bisa tumbuh di daerah beriklim sedang atau sejuk yang cukup sinar matahari, air,dan udara. Ganja juga bisa bertahan hidup di lahan kritis seperti di gorong - gorong beton di sepanjang jalan raya. 

Ganja bisa dikonsumsi dan dimanfaatkan baik diisap seperti rokok untuk fluktuasi  (teler),untuk dijadikan obat,atau untuk penyedap masakan. 

Pada umumnya ganja dijual dalam bentuk weed  (daun ganja dan tunasnya yang telah dikeringkan ), ekstrak minyak ganja, dan hashish  (resin tunas ganja).

Cara menggunakan daun ganja dan tunasnya yang telah dikeringkan, seperti tembakau dipadatkan menjadi bentuk balok,  dihisap seperti rokok lintingan atau memakai pipa  (bong), atau bisa diseduh seperti teh. 

Ganja mengandung banyak zat kimia. Jika daun ganja kering dibakar akan menghasilkan ribuan senyawa seperti Cannabinoid, nitrogen, asam lemak sederhana, glukosa, hidrokarbon, asam amino, terpena, Delta 9 - tetra hydro  cannabinol (THC)...Bentuk aktif ganja adalah karboksi THC.THC mudah larut dan diserap di dalam jaringan lemak tubuh seperti otak, hati, dan paru-paru. 

Para pecandu ganja akan merasa santai atau sangat bahagia saat menghisapnya, terbuai (fly), pikiran dan fisik menjadi santai, menambah daya persepsi, euphoria berlebihan, apatis, berhalusinasi...

Para peneliti menemukan ganja mengandung tar tiga kali lipat lebih banyak dari tembakau.Kandungan asap ganja 70%zat penyebab kanker lebih tinggi dari asap rokok. Kalau merokok ganja dicampur dengan tembakau akan berakibat lebih fatal lagi. 

Ganja sebenarnya bisa digunakan untuk pengobatan medis,  bisa dijadikan obat dalam bentuk tablet, uap, maupun ekstrak minyak. Seperti penggunaan ganja,heroin, kokain, pada Perang Dunia Internet dan II menjadi obat pada pertolongan pertama, menurut beberapa ahli medis untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri, penawar gelisah dan insomnia para tentara yang terluka parah. Tetapi pada Perang Vietnam penggunaannya mulai melebihi takaran,  itupun setelah diberikan dengan ukuran sangat tepat dan sangat ketat. Selesai perang banyak tentara kecanduan. 

Di Indonesia penggunaan ganja untuk obat termasuk tindakan ilegal, dan kalau tidak berdasarkan indikasi medis atau pengawasan dokter,hanya untuk fly  (teler) akan fatal akibatnya untuk para pecandu. 

Ganja telah menjadi bagian tradisi kuliner di beberapa daerah di Indonesia. Sejak jaman nenek moyang beberapa masakan Aceh, Padang, Medan , selalu menambahkan biji ganja untuk bumbu masak agar rasanya lebih sedap.  Biji ganja mampu membuat daging sangat empuk dan masakan bertambah lezat. 

Terutama masakan berbumbu kari seperti kari daging kambing di Aceh. Memasak kuahnya tidak akan sedap kalau tidak ditambahbiji ganja ke dalam campuran bumbu karinya, setelah bawang merah, bawang putih, kemiri, cabai, kunyit, daun pandan, sangrai kelapa, lawang keling,ketumbar , serai, daun salam, menyatu menambah kelezatan kari kambing Aceh ini. Dengan campuran biji ganja masakan berkuah akan tahan lama tanpa pengawet. 

Selain itu daun atau ekstrak  minyak ganja bisa ditambahkan pada kue dan coklat atau tambahan pada minuman kopi dan teh. 

Biji ganja bisa digiling dicampur kopi. Dosisnya tak ada takaran pasti dalam kandungan kopi ganja. Tetapi teman-teman yang pernah mencicipi kopi ganja tidak merasakan efek samping memabukkan. 

Setiap orang merasakan efek berbeda setelah mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung campuran ganja. Meskipun cara memakainya berbeda senyawa THC sama-sama mengikat reseptor spesifik pada otak manusia yaitu reseptor cannabinoid. Menghisap atau memasak ganja dampaknya tidak berbeda. Hanya waktu untuk tubuh bereaksi yang berbeda. 

Dalam waktu singkat atau kalau dosisnya rendah senyawa THC dapat mengurangi rasa sakit, merangsang nafsu makan meningkat, mengurangi agresi, membuat rileks dan santuy, membuat waktu terasa berjalan lebih lambat, merubah persepsi sensona, membuat gelisah dan mengantuk,mengganggu koordinasi tubuh, jantung berdetak lebih cepat, cemas dan paranoid meredakan mual. Pada dosis tinggi senyawa pada batang, bunga, daun, dan biji ganja akan menyebabkan giting  (merasa senang, bahagia, padahal hanya halusinasi).

Ganja menyebabkan insomnia, perubahan modal, menurunnya nafsu makan, ketergantungan, serangan jantung, naiknya tekanan darah dalam jangka pendek. ..

Mencandu ganja secara rutin dalam waktu lama akan mengganggu kemampuan berpikir dan daya ingat,  kehilangan memori,sulit untuk fokus dan menilai sesuatu, meningkatkan kecemasan dan depresi, merusak fungsi dan kinerja otak, menyebabkan gangguan penglihatan, menyebabkan gangguan perilaku, menyebabkan kanker paru-paru. 

Ganja bisa membuat gejala psikotik penderita skizofrenia semakin parah. Menghisap ganja dapat menyebabkan rasa menyengat atau sensasi terbakar  (kering, perih) di mulut dan tenggorokan. Para peneliti mengungkapkan hubungan antara menggunakan ganja dengan semakin meningkatnya risiko terkena penyakit yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS , sehingga tubuh menjadi semakin sulit melawan infeksi. 

Ibu yang menghisap ganja pada saat hamil bisa memperburuk otak janin, memperlambat pertumbuhan janin, membuat cacat janin, dan terserang leukemia. Pada saat menyusui Ibu yang menghisap ganja membuat zat kimia dalam ganja  (THC) menghambat pertumbuhan bayi.

Ganja dengan berbagai penggunaan, bentuk,dan kandungannya hingga sekarang dilarang keras oleh pemerintah Republik Indonesia, karena dikhawatirkan akan digunakan untuk hal-hal buruk. Karena ganja termasuk ke dalam golongan obat-obatan terlarang yang bisa membuat ketagihan, sama pengaruhnya dengan narkoba jenis lain. 

Departemen Kesehatan Republik Indonesia mengungkapkan, meskipun ganja bisa digunakan untuk pengobatan medis, ganja sering disalahgunakan untuk fly  (teler ) dan menimbulkan ketergantungan. 

Di Indonesia, dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ganja termasuk dalam narkotika golongan 1,jika ditanam, dipelihara, dimiliki, atau disimpan, dapat dikenai sanksi pidana penjara paling lama 12 tahun dan denda paling banyak delapan miliar rupiah. 

Usulan untuk melegalkan ganja menjadi komoditas ekspor harus dipertimbangkan dengan matang karena dikhawatirkan akan menimbulkan masalah yang lebih kompleks dan lebih rumit lagi. Diancam dengan hukuman berat saja para pengedar ganja menjualnyasecara ilegal dan para pemakainya menghisap ganja sembunyi-sembunyi.  Apalagi kalau ganja menjadi komoditas legal. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun