Apa kabar Semanggi?
Apa kabar sahabat?
Apa kabar perjuangan?
Apa kabar masyarakat?
Sekian waktu berlalu, adakah kabar baik menyertaimu
menuju adil dan sejahtera?
Apa kabar lara?
Masih ingatkah kau dengan peluru yang bersarang
ke dada anak-anak bangsa?
Ketika aksi damai dan keprihatinan gagal dilanjutkan,
darahpun tumpah ke jalanan,
dan teriakan-teriakan harapan akan keadilan tak pernah didengar.
Ketika itu kematian begitu dekat
lebih nyata dari urat leher tegang orang-orang marah.
Pihak berwajib tak ragu lagi menembaki para perusuh.
Tapi kemudian siapa lagi  yang takut peluru?
"Tembak terus Pak, biar rame dan tersiar di berita televisi!"
seru orang-orang turun ke tambak,
dan memanen ikan bukan milik mereka.
Lalu letusan peluru senapan bagai petasan yang diledakkan setiap hari lebaran
Bahkan mungkin juga penjarahan dibayangkan seperti pembagian zakat?
Kematian sangat dekat, sangat akrab,
menyusup di antara kemarahan, rasa lapar,
dan tajam mata yang menghujamkan kecurigaan.
Provokator melemparkan batu dan mengobarkan api kerusuhan.
Para mahasiswa tetap turun ke jalan
setelah teman-teman mereka tertembak mati
Mereka dengan wajah tegang mengusung atribut-atribut perlawanan
ada yang memakai ikat kepala
ada yang membawa spanduk dan poster-poster
mereka memakai jaket almamater
ada juga yang memakai kaos oblong dan sandal jepit
Semangat mereka tak pernah surut.
Para penembak jitu dan komandan mereka tampak gagah
dalam barisan siaga
Mereka seperti para koboi memburu dan menghabisi bandit-bandit
Mungkin mereka merasa bahagia pada setiap penumpasan
dan desing peluru?
Sebab desing peluru seperti hembusan angin
yang menggugurkan daun-daun saga di luar rencana
dan kematian hanya kawan bertukar canda
yang mengintai di antara orang-orang yang menyilang dan menyusup
di antara manuver politik dan amarah massa
yang bergerak di antara frustrasi dan hilangnya kepercayaan
Saat itu mengapa tidak kau coba tanyakan kepada mereka,
berapa butir peluru lagikah yang diperlukan untuk melapangkan jalan angkara
setelah menggugurkan daun-daun saga tanpa hak?
Apa kabar Semanggi?
31 Desember 2013.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H