Berkeluarga merupakan dambaan semua orang. Tak banyak yang dituntut dari keinginan untuk berkeluarga, cukup keharmonisan (sakinah, mawadah dan warohmah) jadi secerca harapan. Berbagai cara dilakukan untuk menggapai keluarga yang harmonis, keluarga yang senantiasa terlihat kokoh, keluarga yang dapat dijadikan inspirasi, keluarga yang membawa ke arah perubahan kemajuan.
Hal utama dalam menggapai keharmonisan keluarga salah satunya dapat dipengaruhi oleh keadaan atau kondisi ekonomi keluarga itu sendiri. Banyak orang berkata keluarga yang bahagia adalah keluarga yang mapan dalam hal ekonominya. Benarkah seperti itu?
Sepintas, muka luar keluarga adalah ekonomi/harta. Tapi, nyatanya banyak keluarga mapan dalam ekonominya justru tak sanggup menggapai keharmonisan.
Intinya, manajemen keluarga harus optimal.
Termasuk dalam mengatur ekonomi keluarga. Dalam ilmu ekonomi, diantara faktor yang mempengaruhi pertumbuhan perekonomian adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia dalam keluarga adalah seluruh anggota keluarga itu sendiri. Suami sebagai kepala rumah tangga, istri dan anak sebagai anggota keluarga. Kesemuannya mempunyai peran masing-masing.
Peran fundamental dalam keluarga adalah mencari nafkah/pendapatan. Ini biasanya diperankan oleh suami. Namun, banyak pula istri bermain peran menjadi seorang pencari nafkah. Bahkan bisa jadi pendapatan istri lebih besar dari pada suami.
Keadaan seperti ini menuntut kita menjadi seorang ahli seni. Pandai memadukan bagian-bagian yang berbeda menjadi sebuah instrumen ciamik.
Begitupun dalam hal sesi pandangan pendapatan istri lebih besar dari pada suami. Suami tak perlu mengeluarkan sikap apaun, cukup meracik keadaan menjadi indah dan riang. Satukan income yang didapat, berdayakan keluarga, olah sumber daya yang ada, raih laba yang maksimal. Jadilah entitas keluarga yang tangguh ditengah gelombang perekonomian yang kian melahap.
Cashflow Keluarga
Cashflow merupakan aliran uang yang mengalir mulai dari kita mendapatkan uang, menyimpannya, mengembangkannya, dan mengeluarkannya dengan secara teratur dan bijak. Cashflow perlu diterapkan di keluarga agar financial menjadi teratur.
Adapun konsep Cashflow keluarga yaitu:
Pertama, pendapatan. Pendapatan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan uang/harta. Pendapatan keluarga bisa berasal dari gaji maupun investasi. Gaji dapat diraih dari peran suami maupun istri, tanpa melihat besar kecilnya gaji tersebut. Investasi merupakan hasil dari pengembangan harta dengan berbagai cara (asal halal).
Kedua, pengeluaran. Pengeluaran meliputi segala hal yang dapat mengurangi jumlah harta. Keluarga bijak adalah yang dapat mengatur pengeluaran agar tidak lebih besar dari pada pendapatan.
Ketiga, catatan atas laporan kekayaan dan laba rugi, adalah sebuah laporan yang menyajikan posisi atau kondisi daftar harta dan utang keluarga pada periode tertentu. Tujuan akhir dari laporan ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kekayaan keluarga. Apabila dihitung seluruh jumlah harta, setelah ditotal jumlahnya ini dinamakan Kekayaan Kotor. Bila kekayaan kotor tersebut dikurangi seluruh jumlah utang maka dapat diketahui berapa jumlah kekayaan bersih keluarga saat ini.
Seni dalam mengatur/memanage Cashflow Keluarga belum banyak dijadikan acuan dalam berkeluarga, semoga realisasinya dapat kita jalankan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H