Mohon tunggu...
Kiki Handriyani
Kiki Handriyani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Penulis freelance, Founder Blogger Mungil (Blogger Mungil), Kontributor di media online. Sudah menerbitkan beberapa buku. Buku solo terbit 2010 yaitu sebuah novel "Jadikan Aku Yang Pertama", kemudian buku antologi bisnis berturut-turut.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesan 3T Kepala Badan Bahasa untuk Komunitas Penggerak Literasi Penerima Banpem 2024

29 Agustus 2024   20:09 Diperbarui: 29 Agustus 2024   20:22 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Negara menelantarkan para sastrawan.Tidak ada perhatian kepada para sastrawan."

 

 "Literasi sudah menjadi program prioritas presiden sejak 2014. Presiden sudah mendeklarasikan bahwa revolusi mental itu akan dimulai dengan menggerakkanar literasi masyarakat dari (daerah) pinggiran. Apa tindakan pemerintah untuk menggerakkan, memberdayakan, dan memberikan perhatian pada dua kelompok ini?"

 

Dua pertanyaan dari para sastrawan dan komunitas literasi diterima oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Prof. Endang Aminuddin Aziz, M.A.,Ph.D. saat baru mulai bertugas setelah ditunjuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, 5 Mei 2020.

Di tengah pandemi Covid-19 Badan Bahasa terus melakukan berbagai perubahan dan pengembangan bahasa dan literasi, terbaru adalah pemberian Bantuan Pemerintah untuk Komunitas Penggerak Literasi. Setelah melalui proses seleksi pemberkasan dan akurasi yang panjang, terpilih 340 komunitas literasi dari 1.352 pendaftar yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia.

(dokpri)
(dokpri)

Bantuan pemerintah (Banpem) untuk komunitas mulai diberikan sejak 2023 melalui program pemberian bantuan pengembangan untuk komunitas sastra. "Menurut data tahun 2023 terdapat 2.388 komunitas taman bacaan masyarakat yang tergabung dalam Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM, dan sekarang jumlahnay sudah meningkat 3000-an lebih. Selama ini masyarakat penggerak literasi memiliki keterbatasan dana sehingga banyak yang merogoh kantong pribadi." jelas Plt Kepala Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafid Muksin

"Kegiatan rutin kami di pesisir Pulau Halmahera ini adalah membuka kelas baca tulis berhitung (calistung), karena banyak sekali anak SD di desa kami dan sekitarnya di kelas tinggi yang belum bisa membaca. Di SMP dan SMA pun masih terpantau ada," kata Ketua TBM Masure Desa Bale, Elzam Zami.

 Sebagai salah satu komunitas penerima manfaat Banpem, Elzam sangat mengapresiasi perhatian pemerintah karena masyarakat di kawasan Timur, khususnya di Maluku Utara sangat tertingga dalam bidang pendidikan dan literasi. Karena itulah untuk mempercepat terlaksananya program TBM, Elzam akan bersinergi dengan Ikatan Pemuda Bale (IPB) dan PKK Desa Bale sebagai komunitas yang sangat dekat dengan masyarakat. 

Tahun ini negara hadir melalui program Bantuan Pemerintah (Banpem) untuk Komunitas Penggerak Literasi agar komunitas dapat lebih leluasa mengembangkan program dan menyebarkan semangat literasi. Pembekalan Calon Penerima Bantuan Pemerintah untuk Komunitas Penggerak Literasi diadakan untuk pertama kalinya pada 28 Agustus 2024 di The Sultan Hotel dan Residence Jakarta, 27-30 Agustus 2024. 

 

dok Elzam
dok Elzam

Banpem yang diterima oleh masing-masing komunitas sebesar Rp 50 juta dengan menandatangani kontrak kerja anatar Badan Bahasa dan Komunitas Penggerak Literasi. Nilai 50 juta ini tentunya tidak sebanding dengan pengorbanan dan totalitas penggerak literasi yang selama ini melakukan kegiatan secara mandiri. Karena itulah, mengingat bahwa Banpem ini menggunakan uang negara, maka dirasa perlu ada pembekalan bagi komunitas bagaimana memanfaatkan uang tersebut agar ke depannya komunitas memiliki laporan catatan peruntukannya.

dokpri
dokpri

Secercah harapan juga akan dirasakan oleh anak-anak dari desa Cigombong Kotapraja, Kota Jayapura. Bukan hanya pemerintah, TBM Habis Gelap Terbitlah Terang juga didukung oleh RT, RW, hingga pemerintah setempat demi majunya literasi masyarakat. " Ada 17 anak yang terdaftar di TBM. Kami membimbing anak-anak yang sama sekali tidak kenal huruf agar bisa membaca." ungkap Royke Tombokan, Ketua TBM sekaligus Kepala Sekolah. 

Selama tiga hari calon komunitas penggerak literasi akan menerima pembekalan terkait administrasi dari Inspektorat Jenderal, pemahaman tentang pajak dari Direktorat Pajak, serta strategi bagaimana memanfaatkan bantuan agar efektif dan tepat guna dari Direktorat Anggaran. 

PROGRAM 3 TEPAT 

 dokpri
 dokpri

Dalam sambutannya Kepala Badan Bahasa menegaskan bahwa program Banpem ini menerapkan 3 TEPAT, yaitu satu, TEPAT SASARAN, bahwa Banpem ini harus diberikan pada komunitas yang benar-benar berhak menerimanya ; dua, TEPAT ATURAN, dimana semua persyarakan dan seleksi diaudit oleh tim yang berkompeten. Hal ini dilakukan semata- mata demi kerjasama yang baik sehingga pengurus TBM tidak dipersulit saat audit pada akhir program, dan terakhir TEPAT PENGGUNAAN, dimana jangan sampai anggaran yang sudah disusun ketika mengajukan proposal justru berbelok penggunaannya dan tidak sesuai peruntukkannya.

(dokpri)
(dokpri)

Adapun salah satu tujuan pembekalan ini adalah agar pengurus komunitas calon penerima bantuan mendapat pencerahan mengapa program Banpem ini diadakan dan bagaimana penggunaan dan pertanggungjawabannya. Sebagai komunitas yang fokus mencerdaskan kehidupan bangsa melalui guru, maka Dongeng Ceria memiliki program pelatihan untuk para guru agar mereka memiliki kemampuan mendongeng untuk siswanya. Dan itu semua membutuhkan biaya besar, jelas Shinta Dewi atau yang lebih dikenal dengan nama pena Syamsa Hawa, salah satu mantan penulis dan kontributor aktif majalah Islami ANNIDA

"Terima kasih badan bahasa yang sudah mendukung komunitas Dongeng Ceria untuk berkiprah semakin luas bagi masyarakat sekitar. Jaya selalu!"ungkap Shinta saat menutup wawancara

(dokpri)
(dokpri)

Sebagai fasilitator, Badan Bahasa berharap bahwa Banpem yang difasilitasi oleh negara ini dapat dimaksimalkan pemanfaatnnya serta memberikan dampak dan perubahan besar bagi masyarakat. Mengingat bahwa Banpem untuk komunitas penggerak literasi ini baru tahap uji coba serta akan mendapat evaluasi dari lima lembaga - antara lain Bappenas dan Menkeu - maka harus ada bukti otentik bahwa setelah bantaun diterima, akan makin banyak masyarakat yang menerima manfaatnya.

Banpem untuk komunitas penggerak literasi tahun ini dibuka karena ramainya kabar positif dari komunitas literasi dan sastra di media massa. "Ini adalah bentuk kehadiran negara pada kami" adalah salah satu pernyataan dari komunitas-komunitas yang sudah merasakan manfaat Banpem. "Unggah kegiatan dan kebermanfaatan Banpem ini ke media sosial agar terbaca oleh publik dan lembaga negara." pesan Kepala Badan Bahasa saat menutup sambutannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun