Perempuan Memilih
Di tengah persaingan bisnis yang masih didominasi oleh kaum laki-laki, Anggia lebih memilih cara cerdik bagaimana melebarkan sayap bisnisnya, alih-alih mengandalkan belas kasih dari orang lain hanya karena statusnya sebagai perempuan. Saat ini banyak perempuan yang belum memiliki akses yang merata terkait pemberdayaan, ekonomi, sosial dan kebebasan berpendapat. Dalam kondisi tertentu perempuan masih harus dipaksa untuk memilih antara karir atau rumah tangga, yang mana pilihan mana pun yang dipilih tentu memiliki konsekuensi tersendiri.
Saat memilih sebagai ibu rumah tangga, semua kesempatan dan pendidikan yang selama ini diperoleh pelan namun pasti akan menguap, jika perempuan itu sendiri tidak mampu mengolah dengan bijak. Namun, jika pilihan sebagai perempuan bekerja yang dipilih, maka perempuan cenderung mendapatkan stigma egois mementingkan diri sendiri dan abai terhadap keluarga.
Menjadi perempuan di era serba modern ini harus berdaya, mengingat perempuan sebetulnya adalah aspek rentan di dalam rumah tangga. Apa jadinya jika suami sebagai breadwinner kemudian menjadi tidak berdaya, apakah keluarga dan rumah tangga harus dikorbankan?
Karena itulah di era digital saat ini, pilihan perempuan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi terbuka luas dengan memanfaatkan gadget yang selama ini akrab dalam keseharian. Salah satunya dengan berjualan online. Selain bisa dikerjakan di sela-sela tugas rumah tangga, pun tidak harus memiliki modal besar, serta bisa dilakukan kapan saja. Faktor utama perempuan sukses berniaga secara online adalah memiliki kemauan dan tekad yang kuat. Alternatif lain adalah membuka UMKM di bawah pembinaan lembaga negara atau organisasi kemasyarakatan seperti PAPERA.
Dikutip dari jurnal IPB.AC.ID tahun 2021, jumlah UMKM yang sudah terdaftar sebagai binaan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Bekasi sebanyak 2.186 UMKM dari 12.988 UMKM dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 6.558 orang.
"Saya ingin membuat para wanita lebih berani menyampaikan pendapatnya, lebih berani bersuara, dan lebih berdaya. Karena itu saya bergabung dengan organisasi kepartaian, agar memiliki akses lebih luas untuk membantu masyrakat."Â ungkap Anggia lebih lanjut.
Meski organisasi kepartaian tersebut adalah organisasi pertamanya, namun Anggia meyakinkan  bahwa dengan masuknya dirinya ke dalam organisasi tersebut bukan untuk memaksimalkan bisnis, namun demi membuka jalan untuk membuka akses lebih luas bagi kepentingan masyarakat.
Program yang hendak diusung Anggia adalah program literasi digital untuk perempuan, terutama pemanfaatan media sosial secara maksimal untuk mendapatkan pemasukkan keluarga, yang tentunya dapat meningkatkan taraf hidup. Â Perempuan sebagai ujung tombak keluarga dan negara tentu harus mendapatkan kesempatan untuk berkembang dan berdaya. Dan, untuk mewujudkan itu semua, Anggia tak dapat melakukan itu semua sendirian, maka daripada itu ia berharap perlu kerjasama berbagai pihak agar program yang diusungnya dapat berdampak besar bagi perempuan, khususnya di wilayah Rawa Lumbu, Mustika Jaya, dan Bantar Gebang, Bekasi.