Mohon tunggu...
Kiki Handriyani
Kiki Handriyani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Penulis freelance, Founder Blogger Mungil (Blogger Mungil), Kontributor di media online. Sudah menerbitkan beberapa buku. Buku solo terbit 2010 yaitu sebuah novel "Jadikan Aku Yang Pertama", kemudian buku antologi bisnis berturut-turut.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kekuatan Itu Bernama Perempuan

4 Juli 2023   12:50 Diperbarui: 4 Juli 2023   12:59 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kesetaraan bukan tentang membuat wanita menjadi lebih kuat, karena wanita sudah kuat. Ini tentang mengubah cara pandang kita tentang kekuatan wanita"

 

Sudah sejauh mana perempuan Indonesia mendapatkan hak yang sama hingga mampu berkarya tanpa batas? Pertanyaan ini sedikit banyak mewakili kekhawatiran banyak perempuan yang ingin mencoba berkarya dengan segenap kemampuan yang dimiliki namun terkepung oleh keterbatasan.

Data Badan Pusat Statistik tahun 2021 mencatat Indeks Pemberdayaan Gender Indonesia (IDG) berada di angka 76,26 persen. Ini artinya makin banyak nama-nama perempuan wirausaha yang mampu memunculkan potensi yang selama ini belum terasah dengan baik.

Seperti halnya Anggia  Tresni Chindra Dewi, sosok perempuan yang sudah malang melintang menjadi pengusaha konstruksi dan alat kesehatan di Bekasi, Jawa Barat. Ibu yang memiliki dua anak berusia 16 dan 9 tahun ini lahir dari keluarga pekerja seperti masyarakat kebanyakan. Saya bertemu dengan beliau di sebuah acara silahturahmi dengan masyarakat di Kedai Hutan Ciketing Asem, Mustika Jaya Tambun, Bekasi, 24 Juni 2023. Hadir pada kesempatan yang sama Bapak Soetrisno sebagai Ketua Umum Pedagang Pejuang Indonesia Raya (PAPERA). 

Foto @kikihand
Foto @kikihand

Dengan perawakannya yang mungil, gerakannya sigap saat turun dari kendaraan dan melangkahkan kaki menuju rumah warga. Sapaan pagi disertai seulas senyum mewarnai pertemuan kami pagi itu. Mengenakan jeans biru, kaos lengan panjang hitam dan kerudung putih, sosoknya tampak menonjol dan tak segan membaur saat duduk lesehan.. Kunjungan silahturahmi in adalah langkah awal Anggia untuk mendengar dan mengetahui apa yang paling dibutuhkan oleh warga sekitar, serta potensi apa yang dimiliki oleh warga yang bisa dikembangkan, agar ide program jangka panjang masyarakat yang akan dijalankan dapat tepat sasaran.

Berstatus sebagai ibu dari remaja yang sedang tumbuh remaja sekaligus menjadi pengusaha muda, tentu bukan hal yang mudah. Perlu manajemen waktu, emosi, fisik dan finansial untuk menjalankan semua peran tersebut. Baik tanggung pada keluarga, karyawan dan sebagai anggota masyarakat. Meski baru berusia 37 tahun dan lahir sebagai anak bungsu, tidak lantas membuat Anggia tumbuh menjadi perempuan manja.

Lahir dari orang tua pekerja di bidang bisnis farmasi, kecintaan pada dunia medis sudah tumbuh sejak dini. Perjalanan karirnya banyak dipengaruhi oleh ibu sebagai sosok panutan. Ibu banyak memberi contoh bagaimana perempuan berusaha keras untuk membuat segala sesuatunya antara karir beliau dan keluarga tetap berjalan berdampingan.

"Dari beliau saya belajar bahwa perempuan tidak  perlu dan tidak harus memilih antara karier dan keluarganya. Selama dijalankan dalam koridor yang benar dan komitmen, maka hasilnya semua bisa berjalan dengan baik. Karena pada dasarnya perempuan itu dianugerahi kemampuan multitasking yang mana kemampuan itu tidak dimiliki oleh laki-laki." jelas Anggia sat berbincang bersama warga sekitar.

Foto @kikihand
Foto @kikihand

Perempuan Memilih

Di tengah persaingan bisnis yang masih didominasi oleh kaum laki-laki, Anggia lebih memilih cara cerdik bagaimana melebarkan sayap bisnisnya, alih-alih mengandalkan belas kasih dari orang lain hanya karena statusnya sebagai perempuan. Saat ini banyak perempuan yang belum memiliki akses yang merata terkait pemberdayaan, ekonomi, sosial dan kebebasan berpendapat. Dalam kondisi tertentu perempuan masih harus dipaksa untuk memilih antara karir atau rumah tangga, yang mana pilihan mana pun yang dipilih tentu memiliki konsekuensi tersendiri.

Saat memilih sebagai ibu rumah tangga, semua kesempatan dan pendidikan yang selama ini diperoleh pelan namun pasti akan menguap, jika perempuan itu sendiri tidak mampu mengolah dengan bijak. Namun, jika pilihan sebagai perempuan bekerja yang dipilih, maka perempuan cenderung mendapatkan stigma egois mementingkan diri sendiri dan abai terhadap keluarga.

Menjadi perempuan di era serba modern ini harus berdaya, mengingat perempuan sebetulnya adalah aspek rentan di dalam rumah tangga. Apa jadinya jika suami sebagai breadwinner kemudian menjadi tidak berdaya, apakah keluarga dan rumah tangga harus dikorbankan?

Karena itulah di era digital saat ini, pilihan perempuan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi terbuka luas dengan memanfaatkan gadget yang selama ini akrab dalam keseharian. Salah satunya dengan berjualan online. Selain bisa dikerjakan di sela-sela tugas rumah tangga, pun tidak harus memiliki modal besar, serta bisa dilakukan kapan saja. Faktor utama perempuan sukses berniaga secara online adalah memiliki kemauan dan tekad yang kuat. Alternatif lain adalah membuka UMKM di bawah pembinaan lembaga negara atau organisasi kemasyarakatan seperti PAPERA.

Dikutip dari jurnal IPB.AC.ID tahun 2021, jumlah UMKM yang sudah terdaftar sebagai binaan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Bekasi sebanyak 2.186 UMKM dari 12.988 UMKM dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 6.558 orang.

Foto @kikihand
Foto @kikihand

"Saya ingin membuat para wanita lebih berani menyampaikan pendapatnya, lebih berani bersuara, dan lebih berdaya. Karena itu saya bergabung dengan organisasi kepartaian, agar memiliki akses lebih luas untuk membantu masyrakat." ungkap Anggia lebih lanjut.

Meski organisasi kepartaian tersebut adalah organisasi pertamanya, namun Anggia meyakinkan  bahwa dengan masuknya dirinya ke dalam organisasi tersebut bukan untuk memaksimalkan bisnis, namun demi membuka jalan untuk membuka akses lebih luas bagi kepentingan masyarakat.

Program yang hendak diusung Anggia adalah program literasi digital untuk perempuan, terutama pemanfaatan media sosial secara maksimal untuk mendapatkan pemasukkan keluarga, yang tentunya dapat meningkatkan taraf hidup.  Perempuan sebagai ujung tombak keluarga dan negara tentu harus mendapatkan kesempatan untuk berkembang dan berdaya. Dan, untuk mewujudkan itu semua, Anggia tak dapat melakukan itu semua sendirian, maka daripada itu ia berharap perlu kerjasama berbagai pihak agar program yang diusungnya dapat berdampak besar bagi perempuan, khususnya di wilayah Rawa Lumbu, Mustika Jaya, dan Bantar Gebang, Bekasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun