Begitu seringnya kebijakan-kebijakan dalam sistem kapitalisme-liberal yang merepotkan rakyat, sampai-sampai tidak salah jika menganggap bahwa merepotkan adalah tabiat sistem kapitalisme-liberalisme.Â
Selain itu, maksud pemerintah untuk memudahkan pemantauan distribusi dan harga minyak goreng ke seluruh lapak pedagang seperti besar pasak dari pada tiang.Â
Masyarakat dipaksa untuk punya android sementara masyarakat miskin yang untuk makan sehari-hari saja susah masih tinggi di Medan. Belum lagi terkait sinyal yang tidak kuat di tempat-tempat tertentu.Â
Artinya, pemerintah harus fokus dahulu menghilangkan kemiskinan dan pemerataan dampak teknologi, baru berbicara era digitalisasi. Sungguh kebijakan yang tidak efektif.
Sementara di dalam Islam, tidak kita dapati setiap urusan yang berkenaan dengan rakyat kecuali mudah, murah, dan cepat. Sebab pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang ia pimpin.Â
Barangsiapa yang menyusahkan rakyat, maka kelak dia akan disulitkan di akhirat. Karena sejatinya tugas pemerintah adalah melayani, memenuhi kebutuhan rakyatnya dengan pemenuhan yang sempurna.Â
Negara berkewajiban memenuhi kebutuhan mendasar rakyatnya, seperti Sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan adalah segelintir kebutuhan pokok yang wajib Negara penuhi tanpa menyulitkan rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H