Semua kejadian itu Ia jadikan batu loncatan untuk menjadi sosok yang lebih baik kedepannya. Semua kejadian itu Ia jadikan pengalaman dan motivasi untuk terus maju dan berjuang sampai titik darah penghabisan.
Setelah berjalan tertatih tak mengenal lelah, Mazaya telah berhasil menyandang gelar sebagai Dokter specialist jantung yang cukup handal. Mengingat bagaimana sakitnya Ia kehilangan Nazelo yang digerogoti penyakit jantung menjadikan Mazaya sebagai dokter yang kukuh mempertahankan nyawa pasiennya. Ia hanya tidak ingin orang lain mengalami apa yang Ia rasakan ketika harus kehilangan sosok terpenting didalam hidupnya.
Kini Mazaya mengerti bagaimana bodohnya dirinya dulu yang tanpa pikir panjang berusaha untuk mengakhiri hidupnya. Rasanya begitu bodoh dan memalukan. Namun disatu sisi Ia merasa bersyukur karena dengan kejadian itulah Ia bertemu dengan Nazelo, si pemilik Jelaga Malam dengan hati Malaikat.
Mungkin benar, bertemu dengan Nazelo adalah awal dari luka yang tak kunjung mengering di hatinya, tapi karena bertemu Nazelo juga Mazaya bisa menjadi sosok yang kuat seperti sekarang ini. Setiap luka yang tertorehkan menjadi satu pelajaran yang harus dipetik dalam kehidupannya. Ia bukan lagi remaja labil yang akan melakukan keputusan permanen untuk perasaan sementara. Tidak. Mazaya yang sekarang adalah Mazaya yang berjalan dengan bahu yang tegak. Beban kehiduapan tertanggung dipundaknya.
Mazaya menatap penuh kasih pada gundukan tanah bertabur bunga dengan batu nisan bertuliskan:
Taken from our lives,
A beloved Son,
great brother and
best friend,
Resting In Peace
Nazelo Aldebaran