Jikalau daya saing pasar anjlok lantaran pengunjung memilih pergi ke swalayan, maka akan semakin banyak pedagang gulung tikar. Tak ada lagi sandaran yang bisa diandalkan, karena sejatinya pasar yang dijadikan tempat pemasukan sudah lenyap dan tergantikan dengan pasar modern.
Nah, dari kebijakan revitalisasi pasar inilah, dirasa akan sangat membantu para pedagang pasar, agar tetap bisa mencari nafkah demi sesuap nasi untuk keluarganya.
Ganjar tidak sedang mencari pujian dari rakyat, melainkan Si Rambut Putih ini menginginkan supaya keberadaan pasar tradisional tetap ada sepanjang masa. Ganjar ingin menghidupkan kembali panas membara dari semangat pedagang pasar, agar tetap berjuang mengumpulkan pundi-pundi rupiah.
Tak ayal jika gebrakan yang dilakukan Ganjar selalu mendapat respon positif dari rakyatnya. Sebab, Ganjar tidak hanya memberi harapan, tapi juga mewujudkan mimpi mereka.
Di sisi lain, blusukannya ke pasar ini tidak sekedar mengecek kondisi bangunan, melainkan juga memantau harga bahan pokok makanan. Jikalau ada kenaikan harga yang cukup tajam, makan suhunya Jateng ini juga akan langsung memberikan solusi terkait inflasi yang sedang terjadi.
Ya, begitulah Ganjar, selalu mengerti apa yang dibutuhkan warganya. Sikapnya yang mudah berbaur serta memahami kondisi rakyatnya, membuat Ganjar selalu dicintai oleh tuannya (rakyat).
Usai mendengar cerita panjang-lebar itu, segera ku cari bahan-bahan pokok yang menjadi pesanan ibuku. Lalu gegas ku pacu kembali kuda besiku, tak lupa mengucap salam dan terima kasih pada satpam yang telah memberiku banyak cerita heroik Ganjar.
Ku pancal motorku itu, agar bisa segera sampai ke rumah sebelum ibuku datang. Karena takut kena omel, karena terlalu lama diriku berkutat dengan suasana pasar, yang rupanya tak se-mengerikan dulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H