Berkat keberhasilannya dalam menurunkan angka stunting, membuat Ganjar mendapatkan apresiasi langsung dari Kepala BKKBN RI. Bahkan, program Ganjar ini dapat menjadi sumber rujukan bagi daerah lain dalam upaya penanganan stunting.
Tak sekedar mengatasi masalah stunting, Ganjar pun juga sangat peduli akan kenyamanan tempat tinggal warganya. Untuk itulah, ia kembali mencetuskan program yang kiranya dapat membantu masyarakat. Seperti program "Tuku Lemah, Oleh Omah," yang telah bergulir sejak tahun 2020 lalu.
Sebuah program guna mewujudkan mimpi serta harapan masyarakat untuk memiliki rumah sendiri.Â
Dari tahun 2020, tercatat sebanyak 200 unit rumah sudah berdiri kokoh, tahun 2021 sebanyak 186 unit, serta tahun 2022 sebanyak 253 unit. Di tahun 2023 ini, Ganjar terus menggenjot pembangunan dengan menargetkan terbangunnya 615 rumah.
Secara sederhana, program ini mempersilahkan masyarakat membeli tanah, selanjutnya Pemprov Jateng yang membangunkan rumah. Harga tanah kan mahal? Bagaimana rakyat miskin mampu membeli tanah? Tunggu, Ganjar sudah memikirkannya.
Agar bisa membeli tanah, masyarakat miskin penerima manfaat dibantu mendapatkan akses kredit lunak dari bank. Jangka waktunya 15 tahun sehingga angsuran bulanannya bisa murah. Adil bukan?
Nah, bukankah program seperti ini lebih banyak membawa kemaslahatan bagi banyak orang. Dari pada membangun tugu bambu yang hanya bertahan selama 11 bulan saja, kira-kira lebih bermanfaat mana?
Terakhir, program yang akan ku ulas yakni perihal visi Ganjar memutus rantai kemiskinan lewat pendidikan. Suhunya Jateng ini telah merealisasikan gagasannya dengan terbangunnya SMK Negeri Jateng, sebuah program yang di inisiasi oleh Ganjar sejak tahun 2014 silam. Pasalnya, saat ini sudah berdiri tiga bangunan sekolah berkonsep full boarding dibeberapa kota, yakni SMK Negeri Jawa Tengah kampus Semarang, Pati serta Purbalingga.
Apakah hanya sekedar sekolah full boarding saja yang digagas Ganjar? Tentu tidak, justru gubernur cakap ini juga telah mempersiapkan sekolah semi boarding yang sudah tersebar dibeberapa wilayah di Jawa Tengah.
Lima belas sekolah semi boarding telah berdiri kokoh dibeberapa kabupaten/kota se-Jateng. Oh ya, sekolah hasil besutan Ganjar ini diperuntukkan bagi siswa miskin yang tak sanggup membayar biaya pendidikan.
Baik sekolah full boarding maupun semi boarding, keduanya sama-sama memberikan fasilitas pendidikan yang memadai. Mulai dari asrama, asupan makanan, seragam serta biaya tetek bengek lainnya pun digratiskan.